MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kawanan perampok bersenjata api dan berkelewang yang beraksi di Jalan Asrama Medan terhadap Armadi (30), pemborong sumur bor, Minggu (12/10) malam lalu diyakini bukan penduduk Helvetia.
Kapolsek Helvetia, AKP Ronni Bonic, Selasa (14/10) mengatakan, selama dirinya menjabat sebagai orang nomor satu di Polsek Helvetia, dari pelaku perampokan yang berhasil diungkapnya, tidak ada seorangpun dari kawanan merupakan warga kawasan Helvetia.
“Hasil penyelidikan kita untuk saat ini, pelakunya itu pendatang yang telah merencanakan aksinya. Dan ketepatan mereka melintas di kawasan kita di situ ada kesempatan. Makanya mereka bermain di wilayah sini,” ucapnya.
Saat disinggung apakah aksi kawanan ini ada kaitannya dengan aksi perampokan yang ada di daerah lain, Ronni menilai bisa jadi. Tapi, sebelum pelakunya tertangkap maka itu tidak akan diketahui. “Bisa jadi. Tapi tunggu terungkap dulu ya baru kita tahu,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, aksi perampokan yang dialami pemborong sumur bor ini bermula, ketika dirinya berangkat dari rumah dengan mengendarai mobil Honda City miliknya berangkat menarik uang Rp 5 juta di mesin anjungan tunai mandiri (ATM) Bank Sumut di kawasan Simpang Limun. Usai menarik uang, dirinya beranjak memberikan uang kepada pamannya di daerah Tandem Binjai. Setiba di kediaman pamannya, ia memberikan uang sebanyak Rp 3 juta untuk biaya proyek pembuatan sumur bor.
Namun apes menimpanya, saat beranjak berniat pulang melintasi Jl. Asrama, Kec. Medan Helvetia tak jauh dari kantor Perpajakan, seketika ban mobil bagian belakang miliknya kempes. Lantas korban menggantinya dengan ban serap. Namun usai memasang ban serap ke bagian belakang ban mobilnya, seketika 4 pria mengenakan masker mengenderai sepeda motor sport membawa senjata tajam dan senjata api menghampirinya sembari meminta menyerahkan seluruh barang-barang berharga miliknya.
Lantas, korban tak terima dan mencoba melakukan perlawanan. Tak lama, terjadi pergumulan antara korban dan seorang pelaku yang menodong bagian kepalanya menggunakan senjata api jenis FN. Alhasil, para pelaku lainnya tak senang menganiaya korban hingga tersungkur ke badan jalan.
Akibatnya, satu unit mobil Honda City BK 1163 GI, dompet berisikan uang Rp 2 juta dan ATM berisikan uang Rp 90 juta modal untuk menikah raib dibawa kabur berikut PIN atm miliknya diberikan kepada pelaku.
Kepada petugas, Armadi menjelaskan, bahwa dirinya telah dibuntuti sejak dari kawasan Jalan Medan-Binjai. “Aku mau pulang kemaren, bang. Jadi aku sudah menduga waktu di Jalan Medan Binjai aku udah diikuti sama orang ini. Yang aku herankan, kenapa tiba-tiba ban aku kempes, pas di Jalan Asrama itu, kupasanglah ban serap, setelah selesai barulah datang orang itu,” ucapnya kepada petugas.
Dijelaskannya, bahwa pelaku sempat mengancam akan membunuhnya apabila tak memberitahukan PIN atm aku, bang. Makanya aku kasi nomor Pin aku, itu pun udah dipukuli aku sama orang-orang itu. Cemanalah ini, padahal bulan 4 nanti aku mau menikah, bang. Modal untuk nikah di dalam atm ada Rp 90 juta,” terangnya. (ind/bd)