MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tim Polda Riau berhasil meringkus dan menembak pelaku perampokan toko emas Suranta dan beberapa toko emas lainnya di beberapa provinsi. Kecepatan polisi Riau mengendus pelarian pelaku diakui Dir Res Krimum Poldasu, Kombes Pol Dedi Irianto.
Hal itu diungkapkannya ketika diwawancarai terkait hasil tangkapan besar Polda Riau, kemarin (16/6). “Mereka yang duluan dapat informasi. Intinya kan kita sama-sama polisi. Dan kasus tersebut ditangani Polresta Medan,” pungkasnya.
Meski demikian pihaknya sudah berkordinasi dengan Polda Riau mengenai kasus perampokan tersebut. Tinggal lagi seperti apa langkah yang akan diambil, pihaknya belum dapat memastikan.
“Saya sudah dapat kabar mengenai hal itu. Dan saya sudah berkordinasi dengan Polda Riau. Sedangkan mengenai penanganan pemeriksaannya tersebut, akan menunggu Polda Riau selesai melakukan pemeriksaan. Apakah kita akan pinjam tersangkanya, atau kita yang ke sana untuk memeriksanya,” ucapnya.
Di tempat terpisah, Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo di Pekanbaru, Senin (16/6) menerangkan saat penangkapan pelaku pihaknya sempat terlibat baku tembak. Seorang pelaku berhasil dibekuk setelah peluru mengenai tubuhnya.
“Pelaku berhasil dilumpuhkan setelah peluru mengenai bagian rusuk kanan yang tembus ke bahu,” ujar AKBP Guntur.
Ditambahkan dia, berdasarkan catatan kepolisian, pelaku telah enam kali melakukan aksi perampokan toko emas. Mulai dari Toko Emas Suranta, di Medan, Sumatera Utara, Toko Emas Berjaya di Palembang, Sumatera Selatan, Toko Emas di Malang, Jatim, Toko Emas Asia di Bengkulu, dan Toko Emas di Padang, Sumatera Barat. “Sementara untuk di Pekanbaru, Riau, pelaku yang kita tangkap yakni Dody Alex Candra yang melakukan perampokan di Toko Emas Mulia,” terangnya.
Saat ini, polisi masih mengembangkan kasus perampokan toko emas dari pelaku dan terus memburu komplotan tersangka. “Dalam beraksi, pelaku dan komplotannya selalu menggunakan senjata api,” tukasnya.
Menanggapi tertangkapnya pelaku perampokan toko emas miliknya, Edi Suranta yang ditemui wartawan di toko emas miliknya di Jl. Pertempuran, Pulo Brayan, tampak terkejut. Pasalnya, dirinya mengaku belum mendapat keterangan dari kepolisian mengenai ditangkapnya salah seorang pelaku perampokan toko emas miliknya.
“Belum ada sampai saat ini keterangan yang saya dapat dari kepolisian kalau pelaku tersebut sudah ditangkap,” ucapnya.
Selain itu, bebernya, pada penangkapan yang dilakukan Polresta Medan terhadap penadah perampokan toko emasnya dirinya juga tidak mendapatkan informasi mengenai hal itu. Maka itu, dirinya sangat menyesalkan kinerja kepolisian.
“Saya mengira kalau kasus saya itu terkesan tidak dipandang sama jajaran Poldasu. Pasalnya, hingga saat ini saya tidak mengetahui apa hasil perkembangan terhadap kasusnya tersebut. Seharusnya, mereka kan memberi kabar sudah sejauh mana kasus saya ditangani. Tapi ini tidak ada,” ucapnya.
Bahkan, Edi merasa kasus perampokan yang menimpanya itu dinilai kepolisian merupakan kasus yang sangat kecil. “Buktinya, kenapa kasus perampokan CIMB Niaga kemarin polisi bekerja ekstra. Apa karena itu perusahan milik asing. Makanya menjadi perhatian dari petinggi kepolisian,” kesalnya.
Disamping itu, Edi juga mengaku dirinya tidak mengetahui dimana keberadaan rekaman CCTV miliknya saat aksi perampokan di toko emas miliknya tersebut. “Tidak tahu saya dimana rekaman itu sekarang. Apakah di Polresta Medan atau di Poldasu. Soalnya, hingga saat ini tidak ditangan saya. Dan sampai saat ini, saya tidak percaya lagi sama polisi. Saya pun bingung apakah kasus saya itu ditangani apa tidak. Nanti saya bilang tidak ditangani, tapi mereka menanganinya. Sedangkan jika saya bilang ditangani, tapi sampai saat ini saya tidak tahu sampai dimana penanganannya. Intinya saya sudah tidak percaya lagi,” pungkasnya.(ind/bd)