MEDAN, SUMUTPOS.CO – Niat Nek Martik (57) menjenguk cucunya berujung tragis. Tubuhnya dihantam kereta api hingga terbelah dua, setelah ditabrak kereta api (KA), Minggu (16/7) sekira pukul 14.35 wib.
Korban diketahui berdomisili di Dusun V, Dahlia 7, Desa Sambirejo Timur, Percut Seituan. Sesaat sebelum ditabrak, warga sempat meneriakinya agar menjauh dari rel. Karena KA Rainlink tujuan Bandara Kualanamu melintas.
Namun teriakan tersebut tidak digubris. Brak! Tubuhnya pun dihantam KA dan sempat terseret sekitar 25 meter. Niat korban mengunjungi cucunya di Jalan Pasar 8, Gang Karya Rotan 21, Desa Sei Rotan, pun pupus.
“Kami sempat berteriak agar nenek itu jangan melintas karena ada kereta api, tapi tak didengar dan terus berjalan,” ujar Dahlan, warga sekitar kejadian.
Begitu kereta api lewat, warga segera menutupi jasad Nek Suriati pakai sarung. Sebagian lagi warga mengumpulkan perut korban yang berserakan. Berikutnya jenasah dibawa ke rumah duka.
Tak lama setelah kejadian, personel Polsek Percut Sei Tuan tiba di lokasi kejadian dan melakukan olah TKP.
“Anak kandung almarhumah bernama Rasyid tidak bersedia ibunya diautopsi,” ujar Kanit Reskrim Polsek Percut Sei Tuan, Iptu Philip Purba. (sor/ras)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Niat Nek Martik (57) menjenguk cucunya berujung tragis. Tubuhnya dihantam kereta api hingga terbelah dua, setelah ditabrak kereta api (KA), Minggu (16/7) sekira pukul 14.35 wib.
Korban diketahui berdomisili di Dusun V, Dahlia 7, Desa Sambirejo Timur, Percut Seituan. Sesaat sebelum ditabrak, warga sempat meneriakinya agar menjauh dari rel. Karena KA Rainlink tujuan Bandara Kualanamu melintas.
Namun teriakan tersebut tidak digubris. Brak! Tubuhnya pun dihantam KA dan sempat terseret sekitar 25 meter. Niat korban mengunjungi cucunya di Jalan Pasar 8, Gang Karya Rotan 21, Desa Sei Rotan, pun pupus.
“Kami sempat berteriak agar nenek itu jangan melintas karena ada kereta api, tapi tak didengar dan terus berjalan,” ujar Dahlan, warga sekitar kejadian.
Begitu kereta api lewat, warga segera menutupi jasad Nek Suriati pakai sarung. Sebagian lagi warga mengumpulkan perut korban yang berserakan. Berikutnya jenasah dibawa ke rumah duka.
Tak lama setelah kejadian, personel Polsek Percut Sei Tuan tiba di lokasi kejadian dan melakukan olah TKP.
“Anak kandung almarhumah bernama Rasyid tidak bersedia ibunya diautopsi,” ujar Kanit Reskrim Polsek Percut Sei Tuan, Iptu Philip Purba. (sor/ras)