26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Surat Klarifikasi Eni Saragih Beredar

Selain dengan PLTU Batang, Eni juga membandingkan proyek PLTU Riau-1 dengan PLTU Paiton yang menjual dengan harga di atas 9 sen. “Luar biasa gilanya. Ada apa dengan proyek ini? Makanya saya perjuangkan proyek Riau-1, karena saya yakin ada sesuatu yang bisa saya lakukan buat negara ini,” tambahnya.

Menurut Eni, banyak tangan atau kepentingan segelintir orang yang tidak mau model seperti PLTU Riau-1 ini bisa berjalan. Eni menambahkan, pihak-pihak tersebut tidak mau negara menguasai aset, karena kepentingan mereka bisa terusik. Ia pun meminta kepada Presiden Jokowi agar tidak menggagalkan model proyek Riau-1. “Ini karena model tersebut yang Bapak mau. Saya mohon Bapak Presiden turun tangan langsung dengan proyek 35 ribu MW,” harap Eni.

Namun demikian, Eni mengakui kesalahannya, yang kerap meminta bantuan pemegang saham Blackgold Natural Resources Limited Johannes Budisutrisno Kotjo, ketika ada kebutuhan yang mendesak. Ia pun menganggap Kotjo sebagai teman. “Pak Kotjo pun membantu, karena mungkin beliau beranggapan yang sama kepada saya,” imbuhnya.

Eni pun juga mengakui kesalahannya menerima ‘rezeki’ dari proyek itu. Ia meyakini, rezeki yang ia dapat dari proyek itu menjadi halal, karena tujuannya adalah untuk kepentingan negara dan rakyat. “Dan selalu saya niatkan untuk orang-orang yang berhak menerimanya,” katanya.

Ia pun mengaku, siap mempertanggungjawabkan kesalahannya itu di depan hukum dan di hadapan Allah SWT. “Saya mengakui ini salah, karena saya sebagai anggota DPR (karena jabatan saya melekat) dan kesalahan ini akan saya pertanggungjawabkan di depan hukum dan di hadapan Allah SWT,” pungkasnya. (ce1/ipp/jpc/saz)

 

 

Selain dengan PLTU Batang, Eni juga membandingkan proyek PLTU Riau-1 dengan PLTU Paiton yang menjual dengan harga di atas 9 sen. “Luar biasa gilanya. Ada apa dengan proyek ini? Makanya saya perjuangkan proyek Riau-1, karena saya yakin ada sesuatu yang bisa saya lakukan buat negara ini,” tambahnya.

Menurut Eni, banyak tangan atau kepentingan segelintir orang yang tidak mau model seperti PLTU Riau-1 ini bisa berjalan. Eni menambahkan, pihak-pihak tersebut tidak mau negara menguasai aset, karena kepentingan mereka bisa terusik. Ia pun meminta kepada Presiden Jokowi agar tidak menggagalkan model proyek Riau-1. “Ini karena model tersebut yang Bapak mau. Saya mohon Bapak Presiden turun tangan langsung dengan proyek 35 ribu MW,” harap Eni.

Namun demikian, Eni mengakui kesalahannya, yang kerap meminta bantuan pemegang saham Blackgold Natural Resources Limited Johannes Budisutrisno Kotjo, ketika ada kebutuhan yang mendesak. Ia pun menganggap Kotjo sebagai teman. “Pak Kotjo pun membantu, karena mungkin beliau beranggapan yang sama kepada saya,” imbuhnya.

Eni pun juga mengakui kesalahannya menerima ‘rezeki’ dari proyek itu. Ia meyakini, rezeki yang ia dapat dari proyek itu menjadi halal, karena tujuannya adalah untuk kepentingan negara dan rakyat. “Dan selalu saya niatkan untuk orang-orang yang berhak menerimanya,” katanya.

Ia pun mengaku, siap mempertanggungjawabkan kesalahannya itu di depan hukum dan di hadapan Allah SWT. “Saya mengakui ini salah, karena saya sebagai anggota DPR (karena jabatan saya melekat) dan kesalahan ini akan saya pertanggungjawabkan di depan hukum dan di hadapan Allah SWT,” pungkasnya. (ce1/ipp/jpc/saz)

 

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/