29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kerja Sales, Gagal Ginjal selama Dua Tahun

Foto: Amri/PM Foto Rudi Sim semasa hidup.
Foto: Amri/PM
Foto Rudi Sim semasa hidup.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Di Polsek Medan Barat, terlihat sejumlah rekan A Siong (29) dari Satkom Trisula, menemani Yanti, kakak korban untuk membuat laporan. Menurut Agus, Sekretaris Jenderal Satkom Trisula, korban baru 6 bulan bergabung. “Kurang lebih dia ini baru setengah tahun bergabung,” jelasnya. “Orangnya pun pendiam itu, dan jarang juga kumpul sama kita,” terangnya.

Tak lama kakak kandung korban, Yanti pun keluar dari ruang pemeriksaan. Namun dirinya masih terlihat syok dan belum bisa diwawancarai. Kemudian Yanti ditemani rekan-rekan korban pun langsung menuju RSUD dr Pirnrgadi Medan untuk menjemput jenazah korban.

Di rumah sakit milik Pemko Medan itu, Yanti mengakui adiknya memang memiliki penyakit gagal ginjal sejak 2 tahun belakangan dan harus rutin cuci darah untuk menjaga kondisinya.

“Dia memang ada penyakit gagal ginjal, udah 2 tahun ini lah dideritanya, jadi dia harus cuci darah biar tetap sehat,” ujarnya. “Dia kan kerjanya siang, jadi biar bisa siangnya kerja, dia harus dari pagi-pagi cuci darahnya. Karena proses cuci darahnya sampai 5 jam, dia berangkat jam 5 pagi tadi,” jelasnya sambil menangis.

Menurutnya, korban yang anak bungsu dari 3 bersaudara ini merupakan orang yang rajin bekerja, pendiam, tetapi mudah untuk bergaul. “Dia ini orangnya rajin bekerja, pendiam juga tapi mudah bergaul dengan siapa saja,” ungkapnya.

Ketika disinggung tentang firasat dan ucapan atau pesan terakhir korban, Yanti mengatakan kalau dirinya dan keluarga tidak memiliki firasat apa-apa. Korban juga tidak berpesan apa-apa karena korban terlihat seperti biasanya. “Kami gak ada firasat apa-apa, dia juga gak ada pesan apa-apa, seperti biasanya lah makanya kami gak ada firasat,” ujarnya.

Tak kalah kaget, perawat di RSU Martha Friska juga merasa kehilangan A Siong. Daud misalnya. Dia juga sudah menunggu kedatangan korban untuk cuci darah.

“Ya ampun, kok bisa gitu. Memang hari jadwal dia cuci darah, seminggu dua kali, Senin dan Kamis. Tapi karena hari ini Imlek, kan gak mungkin dia datang, gitu fikirku tadi,” ungkap pria berkaca mata ini dengan nada lemah dan ekspressi wajah terkejut.

Menurutnya kalau korban sudah 2 tahun cuci darah dan dirinya pun dekat dengan korban. “Dia sudah dua tahun cuci darah, kondisinya baik kalau rutin cuci darah. Kalau orangnya baik dan royal, karena aku sering juga nongkrong sama dia,” terangnya.

“Setahuku dia kerja sales freelance jual alat-alat kantor. Kalau cerita punya musuh atau tidak, dia gak pernah cerita,” terangnya.(bay/mag3/trg)

Foto: Amri/PM Foto Rudi Sim semasa hidup.
Foto: Amri/PM
Foto Rudi Sim semasa hidup.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Di Polsek Medan Barat, terlihat sejumlah rekan A Siong (29) dari Satkom Trisula, menemani Yanti, kakak korban untuk membuat laporan. Menurut Agus, Sekretaris Jenderal Satkom Trisula, korban baru 6 bulan bergabung. “Kurang lebih dia ini baru setengah tahun bergabung,” jelasnya. “Orangnya pun pendiam itu, dan jarang juga kumpul sama kita,” terangnya.

Tak lama kakak kandung korban, Yanti pun keluar dari ruang pemeriksaan. Namun dirinya masih terlihat syok dan belum bisa diwawancarai. Kemudian Yanti ditemani rekan-rekan korban pun langsung menuju RSUD dr Pirnrgadi Medan untuk menjemput jenazah korban.

Di rumah sakit milik Pemko Medan itu, Yanti mengakui adiknya memang memiliki penyakit gagal ginjal sejak 2 tahun belakangan dan harus rutin cuci darah untuk menjaga kondisinya.

“Dia memang ada penyakit gagal ginjal, udah 2 tahun ini lah dideritanya, jadi dia harus cuci darah biar tetap sehat,” ujarnya. “Dia kan kerjanya siang, jadi biar bisa siangnya kerja, dia harus dari pagi-pagi cuci darahnya. Karena proses cuci darahnya sampai 5 jam, dia berangkat jam 5 pagi tadi,” jelasnya sambil menangis.

Menurutnya, korban yang anak bungsu dari 3 bersaudara ini merupakan orang yang rajin bekerja, pendiam, tetapi mudah untuk bergaul. “Dia ini orangnya rajin bekerja, pendiam juga tapi mudah bergaul dengan siapa saja,” ungkapnya.

Ketika disinggung tentang firasat dan ucapan atau pesan terakhir korban, Yanti mengatakan kalau dirinya dan keluarga tidak memiliki firasat apa-apa. Korban juga tidak berpesan apa-apa karena korban terlihat seperti biasanya. “Kami gak ada firasat apa-apa, dia juga gak ada pesan apa-apa, seperti biasanya lah makanya kami gak ada firasat,” ujarnya.

Tak kalah kaget, perawat di RSU Martha Friska juga merasa kehilangan A Siong. Daud misalnya. Dia juga sudah menunggu kedatangan korban untuk cuci darah.

“Ya ampun, kok bisa gitu. Memang hari jadwal dia cuci darah, seminggu dua kali, Senin dan Kamis. Tapi karena hari ini Imlek, kan gak mungkin dia datang, gitu fikirku tadi,” ungkap pria berkaca mata ini dengan nada lemah dan ekspressi wajah terkejut.

Menurutnya kalau korban sudah 2 tahun cuci darah dan dirinya pun dekat dengan korban. “Dia sudah dua tahun cuci darah, kondisinya baik kalau rutin cuci darah. Kalau orangnya baik dan royal, karena aku sering juga nongkrong sama dia,” terangnya.

“Setahuku dia kerja sales freelance jual alat-alat kantor. Kalau cerita punya musuh atau tidak, dia gak pernah cerita,” terangnya.(bay/mag3/trg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/