31 C
Medan
Monday, April 28, 2025

Kerja Sales, Gagal Ginjal selama Dua Tahun

Foto: Amri/PM Foto Rudi Sim semasa hidup.
Foto: Amri/PM
Foto Rudi Sim semasa hidup.

MEDAN, SUMUTPOS.CO โ€“ Di Polsek Medan Barat, terlihat sejumlah rekan A Siong (29) dari Satkom Trisula, menemani Yanti, kakak korban untuk membuat laporan. Menurut Agus, Sekretaris Jenderal Satkom Trisula, korban baru 6 bulan bergabung. โ€œKurang lebih dia ini baru setengah tahun bergabung,โ€ jelasnya. โ€œOrangnya pun pendiam itu, dan jarang juga kumpul sama kita,โ€ terangnya.

Tak lama kakak kandung korban, Yanti pun keluar dari ruang pemeriksaan. Namun dirinya masih terlihat syok dan belum bisa diwawancarai. Kemudian Yanti ditemani rekan-rekan korban pun langsung menuju RSUD dr Pirnrgadi Medan untuk menjemput jenazah korban.

Di rumah sakit milik Pemko Medan itu, Yanti mengakui adiknya memang memiliki penyakit gagal ginjal sejak 2 tahun belakangan dan harus rutin cuci darah untuk menjaga kondisinya.

โ€œDia memang ada penyakit gagal ginjal, udah 2 tahun ini lah dideritanya, jadi dia harus cuci darah biar tetap sehat,โ€ ujarnya. โ€œDia kan kerjanya siang, jadi biar bisa siangnya kerja, dia harus dari pagi-pagi cuci darahnya. Karena proses cuci darahnya sampai 5 jam, dia berangkat jam 5 pagi tadi,โ€ jelasnya sambil menangis.

Menurutnya, korban yang anak bungsu dari 3 bersaudara ini merupakan orang yang rajin bekerja, pendiam, tetapi mudah untuk bergaul. โ€œDia ini orangnya rajin bekerja, pendiam juga tapi mudah bergaul dengan siapa saja,โ€ ungkapnya.

Ketika disinggung tentang firasat dan ucapan atau pesan terakhir korban, Yanti mengatakan kalau dirinya dan keluarga tidak memiliki firasat apa-apa. Korban juga tidak berpesan apa-apa karena korban terlihat seperti biasanya. โ€œKami gak ada firasat apa-apa, dia juga gak ada pesan apa-apa, seperti biasanya lah makanya kami gak ada firasat,โ€ ujarnya.

Tak kalah kaget, perawat di RSU Martha Friska juga merasa kehilangan A Siong. Daud misalnya. Dia juga sudah menunggu kedatangan korban untuk cuci darah.

โ€œYa ampun, kok bisa gitu. Memang hari jadwal dia cuci darah, seminggu dua kali, Senin dan Kamis. Tapi karena hari ini Imlek, kan gak mungkin dia datang, gitu fikirku tadi,โ€ ungkap pria berkaca mata ini dengan nada lemah dan ekspressi wajah terkejut.

Menurutnya kalau korban sudah 2 tahun cuci darah dan dirinya pun dekat dengan korban. โ€œDia sudah dua tahun cuci darah, kondisinya baik kalau rutin cuci darah. Kalau orangnya baik dan royal, karena aku sering juga nongkrong sama dia,โ€ terangnya.

โ€œSetahuku dia kerja sales freelance jual alat-alat kantor. Kalau cerita punya musuh atau tidak, dia gak pernah cerita,โ€ terangnya.(bay/mag3/trg)

Foto: Amri/PM Foto Rudi Sim semasa hidup.
Foto: Amri/PM
Foto Rudi Sim semasa hidup.

MEDAN, SUMUTPOS.CO โ€“ Di Polsek Medan Barat, terlihat sejumlah rekan A Siong (29) dari Satkom Trisula, menemani Yanti, kakak korban untuk membuat laporan. Menurut Agus, Sekretaris Jenderal Satkom Trisula, korban baru 6 bulan bergabung. โ€œKurang lebih dia ini baru setengah tahun bergabung,โ€ jelasnya. โ€œOrangnya pun pendiam itu, dan jarang juga kumpul sama kita,โ€ terangnya.

Tak lama kakak kandung korban, Yanti pun keluar dari ruang pemeriksaan. Namun dirinya masih terlihat syok dan belum bisa diwawancarai. Kemudian Yanti ditemani rekan-rekan korban pun langsung menuju RSUD dr Pirnrgadi Medan untuk menjemput jenazah korban.

Di rumah sakit milik Pemko Medan itu, Yanti mengakui adiknya memang memiliki penyakit gagal ginjal sejak 2 tahun belakangan dan harus rutin cuci darah untuk menjaga kondisinya.

โ€œDia memang ada penyakit gagal ginjal, udah 2 tahun ini lah dideritanya, jadi dia harus cuci darah biar tetap sehat,โ€ ujarnya. โ€œDia kan kerjanya siang, jadi biar bisa siangnya kerja, dia harus dari pagi-pagi cuci darahnya. Karena proses cuci darahnya sampai 5 jam, dia berangkat jam 5 pagi tadi,โ€ jelasnya sambil menangis.

Menurutnya, korban yang anak bungsu dari 3 bersaudara ini merupakan orang yang rajin bekerja, pendiam, tetapi mudah untuk bergaul. โ€œDia ini orangnya rajin bekerja, pendiam juga tapi mudah bergaul dengan siapa saja,โ€ ungkapnya.

Ketika disinggung tentang firasat dan ucapan atau pesan terakhir korban, Yanti mengatakan kalau dirinya dan keluarga tidak memiliki firasat apa-apa. Korban juga tidak berpesan apa-apa karena korban terlihat seperti biasanya. โ€œKami gak ada firasat apa-apa, dia juga gak ada pesan apa-apa, seperti biasanya lah makanya kami gak ada firasat,โ€ ujarnya.

Tak kalah kaget, perawat di RSU Martha Friska juga merasa kehilangan A Siong. Daud misalnya. Dia juga sudah menunggu kedatangan korban untuk cuci darah.

โ€œYa ampun, kok bisa gitu. Memang hari jadwal dia cuci darah, seminggu dua kali, Senin dan Kamis. Tapi karena hari ini Imlek, kan gak mungkin dia datang, gitu fikirku tadi,โ€ ungkap pria berkaca mata ini dengan nada lemah dan ekspressi wajah terkejut.

Menurutnya kalau korban sudah 2 tahun cuci darah dan dirinya pun dekat dengan korban. โ€œDia sudah dua tahun cuci darah, kondisinya baik kalau rutin cuci darah. Kalau orangnya baik dan royal, karena aku sering juga nongkrong sama dia,โ€ terangnya.

โ€œSetahuku dia kerja sales freelance jual alat-alat kantor. Kalau cerita punya musuh atau tidak, dia gak pernah cerita,โ€ terangnya.(bay/mag3/trg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru