25 C
Medan
Saturday, September 21, 2024

Remaja Tewas Diduga Dianiaya Oknum Aparat, Sang Ibu Menangis Minta Keadilan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lenny Damanik, ibu dari seorang remaja berinsial MHS (15) yang tewas diduga dianiaya oknum aparat di Jalan Pelikan Ujung, Perumnas Mandala, Kecamatan Percut Seituan, meminta keadilan. Bahkan ia memohon kepada Panglima TNI hingga Presiden, untuk mengungkap kematian anaknya.

“Saya mohon kepada Bapak Presiden Jokowi dan Panglima TNI supaya mengusut kasus ini. Karena anak saya ini orang baik-baik, enggak pernah kemana-mana, di rumah sajanya kerjanya,” ucap Lenny, seraya menangis di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan, Jumat (21/6/2024) sore.

Lenny mengatakan, anaknya tersebut menjadi korban penganiayaan hingga tewas saat melihat adanya tawuran di bantaran rel kereta api Jalan Pelikan Ujung tersebut.

“Anak saya ini kesana hanya untuk menonton tawuran rupanya dia yang kena sasaran. Saya mohon kepada masyarakat untuk mendoakan supaya kasus ini diusut hingga tuntas,” sebutnya terisak isak sambil memeluk foto anaknya.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur LBH Medan sekaligus Kuasa Hukum Lenny Damanik, Irvan Saputra menjelaskan kronologi kejadian yang menyebabkan MHS meninggal dunia.

“Adapun kronologi kejadiannya adalah saat itu hari Jumat (24/5/2024). Kejadian dugaan tindak pidana pembunuhan itu terjadi di Jalan Pelikan Ujung, Perumnas Mandala, Kecamatan Percut Sei Tuan, sekitar pukul 16.30 WIB,” katanya.

Ia menjelaskan, saat itu korban sedang melihat adanya tawuran yang terjadi di atas bantaran rel kereta Jalan Pelikan Ujung tersebut.

“Korban saat ini sedang duduk di kelas 3 SMP dan saat itu hendak melihat adanya tawuran. Saat tawuran tersebut, ada penertiban yang dilakukan Babinsa, Bhabinkamtibmas dan pihak kepolisian,” sebutnya.

Kemudian, sambungnya, saat itu korban dikejar terus terjatuh di bawah bantaran rel dan dianiaya hingga tak sadarkan diri. Akibatnya, korban mengalami luka di bagian kepala, lebam di dada, dan luka lecet di bagian tangan.

“Setelah itu, korban pun dibawa ke Rumah Sakit Umum (RSU) Madani. Setibanya di rumah sakit, korban menghembuskan napas terakhirnya,” jelasnya.

Menurut Irvan, pihak keluarga telah melaporkan kejadian itu ke Detasemen Polisi Militer (Denpom) I/5 Medan, pada 28 Mei 2024. “Sudah dilaporkan ke Denpom, pihak keluarga sudah dipanggil untuk dimintai keterangan. Tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya,” pungkasnya. (man/han)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lenny Damanik, ibu dari seorang remaja berinsial MHS (15) yang tewas diduga dianiaya oknum aparat di Jalan Pelikan Ujung, Perumnas Mandala, Kecamatan Percut Seituan, meminta keadilan. Bahkan ia memohon kepada Panglima TNI hingga Presiden, untuk mengungkap kematian anaknya.

“Saya mohon kepada Bapak Presiden Jokowi dan Panglima TNI supaya mengusut kasus ini. Karena anak saya ini orang baik-baik, enggak pernah kemana-mana, di rumah sajanya kerjanya,” ucap Lenny, seraya menangis di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan, Jumat (21/6/2024) sore.

Lenny mengatakan, anaknya tersebut menjadi korban penganiayaan hingga tewas saat melihat adanya tawuran di bantaran rel kereta api Jalan Pelikan Ujung tersebut.

“Anak saya ini kesana hanya untuk menonton tawuran rupanya dia yang kena sasaran. Saya mohon kepada masyarakat untuk mendoakan supaya kasus ini diusut hingga tuntas,” sebutnya terisak isak sambil memeluk foto anaknya.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur LBH Medan sekaligus Kuasa Hukum Lenny Damanik, Irvan Saputra menjelaskan kronologi kejadian yang menyebabkan MHS meninggal dunia.

“Adapun kronologi kejadiannya adalah saat itu hari Jumat (24/5/2024). Kejadian dugaan tindak pidana pembunuhan itu terjadi di Jalan Pelikan Ujung, Perumnas Mandala, Kecamatan Percut Sei Tuan, sekitar pukul 16.30 WIB,” katanya.

Ia menjelaskan, saat itu korban sedang melihat adanya tawuran yang terjadi di atas bantaran rel kereta Jalan Pelikan Ujung tersebut.

“Korban saat ini sedang duduk di kelas 3 SMP dan saat itu hendak melihat adanya tawuran. Saat tawuran tersebut, ada penertiban yang dilakukan Babinsa, Bhabinkamtibmas dan pihak kepolisian,” sebutnya.

Kemudian, sambungnya, saat itu korban dikejar terus terjatuh di bawah bantaran rel dan dianiaya hingga tak sadarkan diri. Akibatnya, korban mengalami luka di bagian kepala, lebam di dada, dan luka lecet di bagian tangan.

“Setelah itu, korban pun dibawa ke Rumah Sakit Umum (RSU) Madani. Setibanya di rumah sakit, korban menghembuskan napas terakhirnya,” jelasnya.

Menurut Irvan, pihak keluarga telah melaporkan kejadian itu ke Detasemen Polisi Militer (Denpom) I/5 Medan, pada 28 Mei 2024. “Sudah dilaporkan ke Denpom, pihak keluarga sudah dipanggil untuk dimintai keterangan. Tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya,” pungkasnya. (man/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/