27 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Polisi Kehilangan Jejak Perampok Pengusaha Swalayan

Foto: Gatha Ginting/PM Kerumunan warga melihat mobil milik pengusaha swalayan, yang di berondong perampok di Delitua.
Foto: Gatha Ginting/PM
Kerumunan warga melihat mobil milik pengusaha swalayan, yang di berondong perampok di Delitua.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Genap 20 hari kasus perampokan pengusaha swalayan Delitua, Sariem (50) hingga menewaskan sopirnya, Misran (50) akibat ditembus peluru pelaku, polisi tak kunjung menemukan titik terang. Bahkan polisi sepertinya kehilangan jejak.

Padahal, hasil rekaman CCTV toko roti ‘Winer’ yang sempat merekam aksi salah satu pelaku yang diduga sebagai informan itu jelas terlihat. Apalagi, dalam rekaman tersebut pelaku tergambar sedang menghubungi seseorang melalui telepon seluler ketika pengusaha dan sopirnya itu pergi dari swalayan menuju salah satu bank swasta di Medan dengan mobil Mitsubishi Strada 4WD tersebut. Namun, hal itu rupanya tak mampu dijadikan bahan dasar pihak kepolisian untuk mengungkap kasus ini.

“Sudah kehilangan jejak kami, ntah kemana perginya. Ini masih terus dilakukan pencarian,” ujar sumber di kepolisian, Minggu (20/7) siang.

Dijelaskanya, petugas sudah bepencar ke beberapa titik yang diduga tempat persembunyian pelaku. Namun, hasilnya nihil. “Nihil, pokoknya dapat itu nanti,” katanya.

Sementara Kanit Reskrim Polsek Delitua Iptu Martualesi Sitepu ketika dikonfirmasi mengaku polisi terus melakukan pengejaran. “Intinya kita lakukan terus penyidikan, terus lakukan pengejaran. Petugas kita pun nggak pulang-pulang untuk kejar para pelaku,” pungkasnya.

Dikalangan personel polisi, muncul bisik-bisik jika Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Wahyu Bram akan kesulitan mengungkap kasus-kasus perampokan di Medan. Hal tersebut dikarenakan ketiadaan alat.

Hal itu jelas berbeda, jika dibandingkan dengan Kasat Reskrim Polresta Medan priode-priode sebelumnya. Dimassa kepemimpinan sebelumnya, mereka mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan bantuan alat cangih yang mampu melacak setiap gerak-gerik pelaku kejahatan. Sehingga, berbagai kasus di Medan dapat diungkap.

“Polisi kurang alat, kalau ada aja alat seperti massa pak Yoris dulu. Sebentar aja ini,” ucap sumber dikepolisian itu membandingkan masa kepemimpinan Yoris Marzuki semasa menjadi Kasat Reskrim Polresta Medan.

Dicontohkannya, seperti kasus pembunuhan bidan Dewi, pembunuhan istri profesor di Komplek Dosen USU Medan. Hanya butuh waktu sebentar, semua pelaku tertangkap. Bahkan, tak ada satu pun yang lolos. “Itu baru, dari hape semua terungkap,” urainya lagi.

“Tapi ini pun tertangkapnya itu,” sambungnya berharap.

Sementara itu, publik menuggu hasil kerja pihak kepolisian untuk menangkap pelaku. Alhasil, publik yang mengetahui kasus perampokan sadis itu merasa tak aman tinggal di Kota Medan.

“Ya kalau kita ambil kesisi keamanan, ya jadi nggak aman. Perampok sadis, belum lagi geng motor. Dimana letak kenyamanan itu,” ujar Putra (26) warga Deli Tua saat ditanya terkait tanggapan soal keamanan saat ini.

Untuk itu, sebagai warga Indonesia yang memiliki hak untuk bersuara, Putra berharap agar pihak kepolisian bekerjasama dengan TNI untuk mengamankan masyarakat dari aksi kriminal yang saat ini sedang marak di Medan.

“Itu aja sih, aku pribadi sekarang kalau untuk pulang malam, lebih baik pulang pagi sekalian,” pungkasnya.(bar/bd)

Foto: Gatha Ginting/PM Kerumunan warga melihat mobil milik pengusaha swalayan, yang di berondong perampok di Delitua.
Foto: Gatha Ginting/PM
Kerumunan warga melihat mobil milik pengusaha swalayan, yang di berondong perampok di Delitua.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Genap 20 hari kasus perampokan pengusaha swalayan Delitua, Sariem (50) hingga menewaskan sopirnya, Misran (50) akibat ditembus peluru pelaku, polisi tak kunjung menemukan titik terang. Bahkan polisi sepertinya kehilangan jejak.

Padahal, hasil rekaman CCTV toko roti ‘Winer’ yang sempat merekam aksi salah satu pelaku yang diduga sebagai informan itu jelas terlihat. Apalagi, dalam rekaman tersebut pelaku tergambar sedang menghubungi seseorang melalui telepon seluler ketika pengusaha dan sopirnya itu pergi dari swalayan menuju salah satu bank swasta di Medan dengan mobil Mitsubishi Strada 4WD tersebut. Namun, hal itu rupanya tak mampu dijadikan bahan dasar pihak kepolisian untuk mengungkap kasus ini.

“Sudah kehilangan jejak kami, ntah kemana perginya. Ini masih terus dilakukan pencarian,” ujar sumber di kepolisian, Minggu (20/7) siang.

Dijelaskanya, petugas sudah bepencar ke beberapa titik yang diduga tempat persembunyian pelaku. Namun, hasilnya nihil. “Nihil, pokoknya dapat itu nanti,” katanya.

Sementara Kanit Reskrim Polsek Delitua Iptu Martualesi Sitepu ketika dikonfirmasi mengaku polisi terus melakukan pengejaran. “Intinya kita lakukan terus penyidikan, terus lakukan pengejaran. Petugas kita pun nggak pulang-pulang untuk kejar para pelaku,” pungkasnya.

Dikalangan personel polisi, muncul bisik-bisik jika Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Wahyu Bram akan kesulitan mengungkap kasus-kasus perampokan di Medan. Hal tersebut dikarenakan ketiadaan alat.

Hal itu jelas berbeda, jika dibandingkan dengan Kasat Reskrim Polresta Medan priode-priode sebelumnya. Dimassa kepemimpinan sebelumnya, mereka mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan bantuan alat cangih yang mampu melacak setiap gerak-gerik pelaku kejahatan. Sehingga, berbagai kasus di Medan dapat diungkap.

“Polisi kurang alat, kalau ada aja alat seperti massa pak Yoris dulu. Sebentar aja ini,” ucap sumber dikepolisian itu membandingkan masa kepemimpinan Yoris Marzuki semasa menjadi Kasat Reskrim Polresta Medan.

Dicontohkannya, seperti kasus pembunuhan bidan Dewi, pembunuhan istri profesor di Komplek Dosen USU Medan. Hanya butuh waktu sebentar, semua pelaku tertangkap. Bahkan, tak ada satu pun yang lolos. “Itu baru, dari hape semua terungkap,” urainya lagi.

“Tapi ini pun tertangkapnya itu,” sambungnya berharap.

Sementara itu, publik menuggu hasil kerja pihak kepolisian untuk menangkap pelaku. Alhasil, publik yang mengetahui kasus perampokan sadis itu merasa tak aman tinggal di Kota Medan.

“Ya kalau kita ambil kesisi keamanan, ya jadi nggak aman. Perampok sadis, belum lagi geng motor. Dimana letak kenyamanan itu,” ujar Putra (26) warga Deli Tua saat ditanya terkait tanggapan soal keamanan saat ini.

Untuk itu, sebagai warga Indonesia yang memiliki hak untuk bersuara, Putra berharap agar pihak kepolisian bekerjasama dengan TNI untuk mengamankan masyarakat dari aksi kriminal yang saat ini sedang marak di Medan.

“Itu aja sih, aku pribadi sekarang kalau untuk pulang malam, lebih baik pulang pagi sekalian,” pungkasnya.(bar/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/