25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Bobby Soroti Aksi Kriminalitas yang Semakin Marak

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi kriminalitas di Kota Medan semakin meningkat beberapa waktu belakangan ini dengan maraknya sejumlah aksi pelanggaran hukum berat yang sangat meresahkan masyarakat. Aksi premanisme pun menjadi hal yang paling disoroti Wali Kota Medan Bobby Nasution.

Dengan nada sedikit kesal, orang nomor satu di Pemko Medan ini meminta aparat hukum, utamanya Kapolrestabes Kota Medan Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda untuk bisa menuntaskan semua aksi kriminalitas dan kembali memberikan rasa aman kepada masyarakat sebelum perayaan Idul Fitri 1433 H.

“Pemko Medan terus berupaya untuk menghilangkan aksi premanisme dari wajah Kota Medan. Mohon kiranya TNI/Polri dapat mensupport Pemko Medan, terkhusus pihak kepolisian untuk melakukan langkah selanjutnya dengan tindakan tegas. Kalau bisa setegas-tegasnya,” ucap Bobby saat memberi kata sambutan dalam kegiatan Gebyar Ramadan e-Parkir berhadiah, Kamis (21/4) petang.

Dikatakan Bobby, pemerintah dan pihak kepolisian harus bisa saling bersinergi dalam menyelesaikan masalah keamanan dan memberikan kenyamanan kepada masyarakat.”Sekali lagi saya minta agar pihak kepolisian memberikan tindakan tegas terhadap oknum maupun kelompok yang masih mencerminkan dirinya kepada premanisme,” tegasnya.

Apalagi menurut Bobby, salah satu tugas Polri adalah melayani dan mengayomi masyarakat. Sehingga, jika ada hal-hal yang tidak membuat nyaman masyarakat, kepolisian harus bisa mengayomi masyarakat dan menindak tegas para pelaku yang meresahkan masyarakat.

“Saya juga sudah berkordinasi dengan Pak Kapolda Sumut. Untuk itu, saya harap Pak Kapolrestabes Medan dapat bekerja sama dengan pemerintah dalam menangani kriminalitas yang angkanya naik beberapa hari belakangan ini. Kami Pemko Medan juga terus berupaya agar semua ini bisa segera diselesaikan,” ujarnya.

Dalam menyambut mudik Idul Fitri 1443 Hijriah ini, Bobby juga meminta kepada Dishub Kota Medan agar menjaga semua terminal yang ada. Dibantu TNI/Polri dan personel SatPol PP, terminal harus bisa terbebas dari aksi premanisme.

“Saya juga sudah berkoordinasi dengan Pak Dandim 0201 Medan, beliau bersedia menurunkan anggotanya untuk melakukan pengamanan di terminal. Saya tidak ingin lagi ada aksi premanisme di terminal, termasuk yang mengutip retribusi. Saya harap Satpol PP, Dishub, Kodim 0201 dan Polrestabes Medan bisa bersama-sama menjaga terminal agar masyarakat yang melakukan mudik bisa nyaman tanpa mendapat gangguan,” pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPRD Medan Haris Kelana Damanik ST, mengaku prihatin dengan maraknya aksi begal yang terjadi akhir-akhir ini di Kota Medan. Ia meminta, Polisi dan Pemko Medan harus merespon cepat dengan segera mengambil tindakan.

Menurut Haris, tindakan tegas terhadap pelaku harus dilakukan guna memberikan efek jera kepada para pelaku. Kemudian, pemerintah juga diminta untuk memberikan perhatian kepada korban begal. “Salah satu korban begal saya dengar harus membayar biaya berobat Rp40 juta di Rumah Sakit Imelda. Ini harus ditangani dan perhatian Pemko Medan,” tutur Haris.

Dikatakan Haris, bukan hanya Pemko, tetapi polisi juga harus memberikan perhatian serius sebagai bentuk tanggungjawab kepada masyarakat yang mendapatkan musibah. “Kita apresiasi polisi yang sudah menangkap pelaku. Tentu terkait kerugian korban, pelaku juga harus bertanggungjawab tanpa mempengaruhi proses hukum yang tegas,” pungkasnya. (map/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi kriminalitas di Kota Medan semakin meningkat beberapa waktu belakangan ini dengan maraknya sejumlah aksi pelanggaran hukum berat yang sangat meresahkan masyarakat. Aksi premanisme pun menjadi hal yang paling disoroti Wali Kota Medan Bobby Nasution.

Dengan nada sedikit kesal, orang nomor satu di Pemko Medan ini meminta aparat hukum, utamanya Kapolrestabes Kota Medan Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda untuk bisa menuntaskan semua aksi kriminalitas dan kembali memberikan rasa aman kepada masyarakat sebelum perayaan Idul Fitri 1433 H.

“Pemko Medan terus berupaya untuk menghilangkan aksi premanisme dari wajah Kota Medan. Mohon kiranya TNI/Polri dapat mensupport Pemko Medan, terkhusus pihak kepolisian untuk melakukan langkah selanjutnya dengan tindakan tegas. Kalau bisa setegas-tegasnya,” ucap Bobby saat memberi kata sambutan dalam kegiatan Gebyar Ramadan e-Parkir berhadiah, Kamis (21/4) petang.

Dikatakan Bobby, pemerintah dan pihak kepolisian harus bisa saling bersinergi dalam menyelesaikan masalah keamanan dan memberikan kenyamanan kepada masyarakat.”Sekali lagi saya minta agar pihak kepolisian memberikan tindakan tegas terhadap oknum maupun kelompok yang masih mencerminkan dirinya kepada premanisme,” tegasnya.

Apalagi menurut Bobby, salah satu tugas Polri adalah melayani dan mengayomi masyarakat. Sehingga, jika ada hal-hal yang tidak membuat nyaman masyarakat, kepolisian harus bisa mengayomi masyarakat dan menindak tegas para pelaku yang meresahkan masyarakat.

“Saya juga sudah berkordinasi dengan Pak Kapolda Sumut. Untuk itu, saya harap Pak Kapolrestabes Medan dapat bekerja sama dengan pemerintah dalam menangani kriminalitas yang angkanya naik beberapa hari belakangan ini. Kami Pemko Medan juga terus berupaya agar semua ini bisa segera diselesaikan,” ujarnya.

Dalam menyambut mudik Idul Fitri 1443 Hijriah ini, Bobby juga meminta kepada Dishub Kota Medan agar menjaga semua terminal yang ada. Dibantu TNI/Polri dan personel SatPol PP, terminal harus bisa terbebas dari aksi premanisme.

“Saya juga sudah berkoordinasi dengan Pak Dandim 0201 Medan, beliau bersedia menurunkan anggotanya untuk melakukan pengamanan di terminal. Saya tidak ingin lagi ada aksi premanisme di terminal, termasuk yang mengutip retribusi. Saya harap Satpol PP, Dishub, Kodim 0201 dan Polrestabes Medan bisa bersama-sama menjaga terminal agar masyarakat yang melakukan mudik bisa nyaman tanpa mendapat gangguan,” pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPRD Medan Haris Kelana Damanik ST, mengaku prihatin dengan maraknya aksi begal yang terjadi akhir-akhir ini di Kota Medan. Ia meminta, Polisi dan Pemko Medan harus merespon cepat dengan segera mengambil tindakan.

Menurut Haris, tindakan tegas terhadap pelaku harus dilakukan guna memberikan efek jera kepada para pelaku. Kemudian, pemerintah juga diminta untuk memberikan perhatian kepada korban begal. “Salah satu korban begal saya dengar harus membayar biaya berobat Rp40 juta di Rumah Sakit Imelda. Ini harus ditangani dan perhatian Pemko Medan,” tutur Haris.

Dikatakan Haris, bukan hanya Pemko, tetapi polisi juga harus memberikan perhatian serius sebagai bentuk tanggungjawab kepada masyarakat yang mendapatkan musibah. “Kita apresiasi polisi yang sudah menangkap pelaku. Tentu terkait kerugian korban, pelaku juga harus bertanggungjawab tanpa mempengaruhi proses hukum yang tegas,” pungkasnya. (map/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/