25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Pembunuh Dua Anak Tiri Diduga Dalami Ilmu Hitam, Keluarga Temukan Bunga Kantil, Potongan Kain Kafan dan Taring

DITANGKAP: Tersangka Ramadsyah pakai tutup kepala digiring Personel Satreskrim  Poltabes Medan setelah ditangkap dari tempat persembuyianya di Delitua, Kabupaten Deliserdang. M IDRIS/sumut pos.
DITANGKAP: Tersangka Ramadsyah pakai tutup kepala digiring Personel Satreskrim Poltabes Medan setelah ditangkap dari tempat persembuyianya di Delitua, Kabupaten Deliserdang. M IDRIS/sumut pos.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rahmadsyah (28), pelaku pembunuhan terhadap dua anak tirinya sendiri, IF (10) dan RA (5), disebut-sebut mendalami ilmu hitam. Dugaan pelaku menyimpan sejumlah benda yang tak lazim.

Dian, bibi kedua bocah men duga abang iparnya itu mempelajari ilmu hitam. Dugaan itu muncul setelah menemukan benda-benda yang tak lazim untuk disimpan.

”Bapak saya bilang, sekilas kalau kita perhatikan dia itu seperti berdukun atau nuntut ilmu. Ada ditemukan beberapa benda aneh, seperti bunga kantil dan beberapa bunga lain, sepotong kain kafan, tanah dan pasir kuburan hingga taring,” ujar Dian, Selasa (23/6).

Diutarakan Dian, benda aneh tersebut ditemukan dari kamar pelaku sewaktu tinggal satu rumah bersama orang tuanya di Jalan Brigjen Katamso Gang Kesatria Ujung, Kelurahan Sei Mati, Medan Maimun. Pelaku tinggal di kamar atas.

“Jadi, setelah menikah sempat tinggal sama kami. Tapi, enggak sampai setahun pindah karena cekcok dengan keluarga, sehingga mengontrak di Gang Abadi (Jalan Brigjen Katamso), belakang Sekolah Global Prima. Itulah, setelah dia pindah bapak saya merapikan kamarnya dan menemukan benda aneh itu,” jelas Dian.

Menemukan benda yang tak biasa tersebut, sambung Dian, bapaknya memberitahu keluarga dan kemudian membakarnya di belakang rumah.

“Seingat saya, benda-benda itu ditemukan dan dibakar seminggu sebelum lebaran tahun ini. Setelah itu, kami mulai curiga dengan dia. Tapi belum sempat menceritakan kepada istrinya, kakak saya (Fatulzanah),” sebutnya.

Singkat cerita, kata Dia, ternyata benda tak lazim yang sudah dibakar tersebut masih ada tersisa satu jenis yang utuh yaitu gigi taring. Hal itu diketahui setelah memeriksanya kembali bersama seorang temannya yang kebetulan ‘orang pintar’.

“Jadi beberapa hari kemudian setelah dibakar, secara kebetulan teman saya datang bersilaturahmi ke rumah. Pas mau pulang, saya ditanya ada membakar sesuatu? Lalu, saya ceritakanlah sama teman saya ini dan kami memeriksanya kembali di belakang rumah. Ketika kami cek, ternyata gigi taringnya masih utuh. Selanjutnya, kami bakar kembali dan kemudian dibuang ke sungai,” terangnya.

Dikatakan Dian, ia lalu menanyakan kepada temannya yang ‘orang pintar’ tersebut terkait benda aneh itu. Dijelaskanlah bahwasanya benda tersebut untuk memelihara begu (hantu).

“Saya sampaikan kepada keluarga dan kami langsung khawatir dengan keselamatan kakak saya serta kedua anak karena takut jadi tumbal. Namun, kami belum sempat menyampaikannya karena kakak saya sibuk kerja,” ucap Dian.

Menurut dia, abang iparnya tersebut diyakini menganut ilmu hitam karena diduga ingin balas dendam kepada keluarganya.

“Kami sekeluarga tidak cocok dengan dia karena kasar dan ringan tangan orangnya. Kakak saya pernah dipukuli dan hampir dibunuh dengan cara dicekiknya. Dari situlah keluarga mulai tak suka dengan sikapnya dan meminta kakak saya ini agar bisa merubahnya. Akan tetapi, tetap juga tak berubah hingga akhirnya keponakan saya tega dibunuhnya,” tandas Dian.

Ia berharap, abang iparnya tersebut dihukum seberat-beratnya. Bahkan, dihukum mati sehingga dapat merasakan apa yang telah diperbuatnya. “Keluarga pasti minta dihukum mati atau seumur hidup,” tukasnya.

Senada disampaikan Zainal, kakek kedua bocah malang ter sebut. Kata Zainal, sejumlah benda aneh itu merupakan bagian dari peralatan mempelajari ilmu hitam.

“Motif ingin membunuh melalui ilmu hitam, tidak ada hubungan dengan harta karena saya tak memiliki harta apa-apa. Jadi, mungkin itulah kira-kira,” pungkasnya. (ris/btr)

DITANGKAP: Tersangka Ramadsyah pakai tutup kepala digiring Personel Satreskrim  Poltabes Medan setelah ditangkap dari tempat persembuyianya di Delitua, Kabupaten Deliserdang. M IDRIS/sumut pos.
DITANGKAP: Tersangka Ramadsyah pakai tutup kepala digiring Personel Satreskrim Poltabes Medan setelah ditangkap dari tempat persembuyianya di Delitua, Kabupaten Deliserdang. M IDRIS/sumut pos.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rahmadsyah (28), pelaku pembunuhan terhadap dua anak tirinya sendiri, IF (10) dan RA (5), disebut-sebut mendalami ilmu hitam. Dugaan pelaku menyimpan sejumlah benda yang tak lazim.

Dian, bibi kedua bocah men duga abang iparnya itu mempelajari ilmu hitam. Dugaan itu muncul setelah menemukan benda-benda yang tak lazim untuk disimpan.

”Bapak saya bilang, sekilas kalau kita perhatikan dia itu seperti berdukun atau nuntut ilmu. Ada ditemukan beberapa benda aneh, seperti bunga kantil dan beberapa bunga lain, sepotong kain kafan, tanah dan pasir kuburan hingga taring,” ujar Dian, Selasa (23/6).

Diutarakan Dian, benda aneh tersebut ditemukan dari kamar pelaku sewaktu tinggal satu rumah bersama orang tuanya di Jalan Brigjen Katamso Gang Kesatria Ujung, Kelurahan Sei Mati, Medan Maimun. Pelaku tinggal di kamar atas.

“Jadi, setelah menikah sempat tinggal sama kami. Tapi, enggak sampai setahun pindah karena cekcok dengan keluarga, sehingga mengontrak di Gang Abadi (Jalan Brigjen Katamso), belakang Sekolah Global Prima. Itulah, setelah dia pindah bapak saya merapikan kamarnya dan menemukan benda aneh itu,” jelas Dian.

Menemukan benda yang tak biasa tersebut, sambung Dian, bapaknya memberitahu keluarga dan kemudian membakarnya di belakang rumah.

“Seingat saya, benda-benda itu ditemukan dan dibakar seminggu sebelum lebaran tahun ini. Setelah itu, kami mulai curiga dengan dia. Tapi belum sempat menceritakan kepada istrinya, kakak saya (Fatulzanah),” sebutnya.

Singkat cerita, kata Dia, ternyata benda tak lazim yang sudah dibakar tersebut masih ada tersisa satu jenis yang utuh yaitu gigi taring. Hal itu diketahui setelah memeriksanya kembali bersama seorang temannya yang kebetulan ‘orang pintar’.

“Jadi beberapa hari kemudian setelah dibakar, secara kebetulan teman saya datang bersilaturahmi ke rumah. Pas mau pulang, saya ditanya ada membakar sesuatu? Lalu, saya ceritakanlah sama teman saya ini dan kami memeriksanya kembali di belakang rumah. Ketika kami cek, ternyata gigi taringnya masih utuh. Selanjutnya, kami bakar kembali dan kemudian dibuang ke sungai,” terangnya.

Dikatakan Dian, ia lalu menanyakan kepada temannya yang ‘orang pintar’ tersebut terkait benda aneh itu. Dijelaskanlah bahwasanya benda tersebut untuk memelihara begu (hantu).

“Saya sampaikan kepada keluarga dan kami langsung khawatir dengan keselamatan kakak saya serta kedua anak karena takut jadi tumbal. Namun, kami belum sempat menyampaikannya karena kakak saya sibuk kerja,” ucap Dian.

Menurut dia, abang iparnya tersebut diyakini menganut ilmu hitam karena diduga ingin balas dendam kepada keluarganya.

“Kami sekeluarga tidak cocok dengan dia karena kasar dan ringan tangan orangnya. Kakak saya pernah dipukuli dan hampir dibunuh dengan cara dicekiknya. Dari situlah keluarga mulai tak suka dengan sikapnya dan meminta kakak saya ini agar bisa merubahnya. Akan tetapi, tetap juga tak berubah hingga akhirnya keponakan saya tega dibunuhnya,” tandas Dian.

Ia berharap, abang iparnya tersebut dihukum seberat-beratnya. Bahkan, dihukum mati sehingga dapat merasakan apa yang telah diperbuatnya. “Keluarga pasti minta dihukum mati atau seumur hidup,” tukasnya.

Senada disampaikan Zainal, kakek kedua bocah malang ter sebut. Kata Zainal, sejumlah benda aneh itu merupakan bagian dari peralatan mempelajari ilmu hitam.

“Motif ingin membunuh melalui ilmu hitam, tidak ada hubungan dengan harta karena saya tak memiliki harta apa-apa. Jadi, mungkin itulah kira-kira,” pungkasnya. (ris/btr)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/