32 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Istri Amran Berteriak: Suamiku Bukan Penipu…!

Amran Parulian Simanjuntak, wartawan mingguan Senior, tewas ditikam. Rekonstruksinya berlangsung di Markas Kepolisian DaerahSumatera Utara, Selasa (23/5).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Manteria Panjaitan terus menangis setelah menyaksikan jalannya rekonstruksi pembunuhan suaminya, Amran Parulian Simanjuntak. Rekonstruksi pembunuhan suaminya yang berprofesi sebagai wartawan mingguan berlangsung di Markas Kepolisian DaerahSumatera Utara, Selasa (23/5).

Manteria terlihat beberapa kali berteriak dan menyebutkan suaminya bukan seorang penipu seperti yang diutarakan tersangka, Timbul Sihombing. “Suami ku bukan penipu, biar kau tau itu. Kau yang pembunuh,” teriak Manteria sembari menangis.

Korban yang histeris berulang kali coba ditenangkan oleh keluarganya dengan cara memeluk Manteria. Hingga akhirnya ia pun dibawa menjauh dari lokasi rekonstruksi.

Kasubdit III/ Jatanras Polda Sumut, AKBP Faisal F Napitupulu mengatakan dalam rekonstruksi itu berlangsung dalam 13 adegan dengan dilakoni langsung oleh tersangka dan juga seorang pemeran pengganti yang berperan sebagai korban.

“Kita laksanakan di sini, karena TKP merupakan jalan lintas dan bisa macet kalau kita laksanakan di sana. Dalam rekonstruksi ini dihadiri JPU dan juga penasehat hukum tersangka,” ungkap Faisal.

Timbul Sihombing (39) tahun tersangka pembunuhan terhadap Amran Parulian Simanjuntak (36), seorang wartawan mingguan di Kota Medan menjalani rekonstruksi di depan gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumut, Selasa (23/5).

Rekonstruksi itu berlangsung dalam 13 adegan, langsung dilakoni oleh tersangka dan juga seorang pemeran pengganti yang berperan sebagai korban.

Motif pembunuhan terhadap korban dilatarbelakangi dendam. Tersangka berulang kali meminta uangnya sebesar Rp4 juta yang dipinjam korban, namun justru mendapat makian dari korban.

“Ketiga ditagih korban malah memaki tersangka. Karena sakit hati akhirnya tersangka membunuh korban dengan menggunakan senjata tajam,” sebut Faisal.

Selain itu, menurut pengakuan dari tersangka bahwa korban pernah menyekapnya di sebuah rumah kosong dan mendapat penganiayaan dari korban pada beberapa waktu lalu.

Amran Parulian Simanjuntak tewas ditikam di Jalan Medan-Binjai Km 13,8 Sei Semayang, Sunggal, Deliserdang atau tak jauh dari sekolah anaknya pada Rabu (29/3/2017) pagi.

Usai membunuh, tersangka kemudian melarikan diri ke arah Kota Binjai. Tersangka kemudian ditangkap di kawasan Lapangan Merdeka Binjai pada sore harinya dan dibawa ke Mapolda Sumut. (trb/smg)

Amran Parulian Simanjuntak, wartawan mingguan Senior, tewas ditikam. Rekonstruksinya berlangsung di Markas Kepolisian DaerahSumatera Utara, Selasa (23/5).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Manteria Panjaitan terus menangis setelah menyaksikan jalannya rekonstruksi pembunuhan suaminya, Amran Parulian Simanjuntak. Rekonstruksi pembunuhan suaminya yang berprofesi sebagai wartawan mingguan berlangsung di Markas Kepolisian DaerahSumatera Utara, Selasa (23/5).

Manteria terlihat beberapa kali berteriak dan menyebutkan suaminya bukan seorang penipu seperti yang diutarakan tersangka, Timbul Sihombing. “Suami ku bukan penipu, biar kau tau itu. Kau yang pembunuh,” teriak Manteria sembari menangis.

Korban yang histeris berulang kali coba ditenangkan oleh keluarganya dengan cara memeluk Manteria. Hingga akhirnya ia pun dibawa menjauh dari lokasi rekonstruksi.

Kasubdit III/ Jatanras Polda Sumut, AKBP Faisal F Napitupulu mengatakan dalam rekonstruksi itu berlangsung dalam 13 adegan dengan dilakoni langsung oleh tersangka dan juga seorang pemeran pengganti yang berperan sebagai korban.

“Kita laksanakan di sini, karena TKP merupakan jalan lintas dan bisa macet kalau kita laksanakan di sana. Dalam rekonstruksi ini dihadiri JPU dan juga penasehat hukum tersangka,” ungkap Faisal.

Timbul Sihombing (39) tahun tersangka pembunuhan terhadap Amran Parulian Simanjuntak (36), seorang wartawan mingguan di Kota Medan menjalani rekonstruksi di depan gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumut, Selasa (23/5).

Rekonstruksi itu berlangsung dalam 13 adegan, langsung dilakoni oleh tersangka dan juga seorang pemeran pengganti yang berperan sebagai korban.

Motif pembunuhan terhadap korban dilatarbelakangi dendam. Tersangka berulang kali meminta uangnya sebesar Rp4 juta yang dipinjam korban, namun justru mendapat makian dari korban.

“Ketiga ditagih korban malah memaki tersangka. Karena sakit hati akhirnya tersangka membunuh korban dengan menggunakan senjata tajam,” sebut Faisal.

Selain itu, menurut pengakuan dari tersangka bahwa korban pernah menyekapnya di sebuah rumah kosong dan mendapat penganiayaan dari korban pada beberapa waktu lalu.

Amran Parulian Simanjuntak tewas ditikam di Jalan Medan-Binjai Km 13,8 Sei Semayang, Sunggal, Deliserdang atau tak jauh dari sekolah anaknya pada Rabu (29/3/2017) pagi.

Usai membunuh, tersangka kemudian melarikan diri ke arah Kota Binjai. Tersangka kemudian ditangkap di kawasan Lapangan Merdeka Binjai pada sore harinya dan dibawa ke Mapolda Sumut. (trb/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/