25 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Polisi Tembak Mati Perampok Dosen IAIN

Senpi-Ilustrasi
Senpi-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Polisi tembak mati M. Roni Syahputra (27) yang diduga mendalangi perampokan dan pembacokan Rusdi Ananda (42), dosen Fakultas Tarbiyah Ilmu Pendidikan, Prodi Ilmu Matematika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumut, Kamis (24/4) malam. Selain menewaskan Roni, dalam drama penyergapan itu polisi juga membekuk 5 pelaku lain.

Data yang dihimpun dari polisi, penangkapan ini adalah hasil pengembangan dari pemeriksaan saksi-saksi. Pasalnya, setelah melakukan penyelidikan selama 3 minggu, petugas Polsek Medan Timur akhirnya mengetahui tempat persembunyian pelaku. Singkat cerita, usai berkordinasi dengan Polresta Medan, petugas pun bergerak dan berhasil menangkap Ari Fitria dan Arfan dari kawasan Jl. Sampali Medan.

Dalam pengembangan, polisi juga menangkap tiga tersangka lain, masing-masing Rony, Samudra Wijaya, Adi dan seorang mahasiswi Rahmayani yang disebut-sebut sebagai penadah. Versi polisi, saat akan diboyong ke komando, Rony, Samudra Wijaya dan Ari Fitria malah melawan dan berusaha kabur. Meski polisi sempat melepaskan tembakan peringatan sebanyak tiga kali, tapi ketiga pelaku tak peduli.

Berdalih takut buruannya kabur jauh, petugas akhirnya bertindak tegas dengan melumpuhkan Samudra Wijaya dan Ari Fitria dengan timah panas. Melihat kedua temannya roboh bersimbah darah, Rony disebut polisi masih sempat-sempatnya menghunus parang dan berusaha menebas petugas yang mengejarnya. Lagi-lagi, berdalih tak mau mati konyol, polisi akhirnya menembak punggung Rony. Setelah dilumpuhkan, ketiganya lantas diboyong ke Rumah Sakit Bhayangkara, Jl. KH Wahid Hasyim Medan. Namun naas, meski sempat mendapat perawatan medis, tapi nyawa Rony yang tinggal di Setia Jadi II, Kel.Pulo Brayan Darat II, Kec. Medan Timur itu tetap tak terselamatkan. Sedang kedua temannya selamat dan masih menjalani perawatan intensif.

“Kami sempat diserangnya dengan parang, makanya terpaksa melakukan tembakan ke korban. Para tersangka sudah lama kami cari karena mereka diduga spesialis rampok rumah kosong,” ucap salah seorang polisi yang minta identitasnya dirahasiakan. Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Kompol Jean Calvijn Simanjuntak yang dikonfirmasi membenarkan penembakan itu.

“Benar, tadi malam tim menangkap 6 orang yang terlibat dalam perampokan dosen IAIN beberapa waktu lalu. Tiga tersangka dilumpuhkan dengan timah panas dan seorang tewas. Sekarang jenazahnya berada di RS Bhayangkara Medan. Sedangkan seorang wanita bernama Rahmayani juga kita amankan karena terlibat sebagai penadah barang hasil kejahatan para tersangka,”terangnya. Dikatakannya, Rony sudah lama jadi target, karena menurut keterangan temannya yang lain, dialah yang merencanakan aksi perampokan itu.

Selain itu, dia juga yang paling banyak menikam korban hingga sekarat. Sedangkan peranan Samudra Wijaya adalah mengikat tangan dengan kabel dan melakban mulut korban. Ari Fitria berperan sebagai pengumpul barang-barang berharga milik korban seperti Ipad, perhiasan dan hape. Untuk dua lagi temannya yang lain berperan memantau sekitar rumah korban. “Mereka masuk melalui jendela belakang. Para tersangka sudah mengetahui rumah korban kosong karena ditinggal liburan. Namun perkiraan mereka meleset. Ternyata hari itu korban tak ikut jalan-jalan. Karena tertangkap basah, pelaku yang terdesak berniat menghabisi nyawa korban,” tandas perwira berpangkat satu melati emas di pundaknya itu.

Sementara itu, saat dihubungi kru koran ini, istri Rusdi Ananda (42) bernama Titin mengaku dilarang polisi berkomentar. “Maaf ya pak, saya tidak bisa memberikan keterangan. Soalnya, pihak kepolisian menyuruh saya untuk tidak memberikan keterangan kepada siapapun,” ucapnya. Saat disinggung apakah pihaknya sudah diambil keterangan sama pihak Polresta Medan? Titin mengatakan pihaknya sudah dapat info dan sudah mendatangi Polresta Medan untuk dimintai keterangan. “Kita sudah mendatangi Polresta dan sudah dimintai keterangan,” ucapnya.

 

HASIL RAMPOKAN UNTUK TEBUS MOTOR

Rahmayani, mahasiswi IAIN Semester VI jurusan Ekonomi Akuntasi Syariah yang turut diamankan ternyata menjalin kasih dengan Rony. Dia diamankan karena diduga sebagai penadah hasil curian dari rumah korban.

Ketika dilakukan pemeriksaan, Rahmayani mengatakan bahwa uang hasil rampokan itu digunakan untuk menebus keretanya yang telah digadainya pada seseorang. “Uang hasil kejahatan dipakai R untuk menebus keretanya yang digadainya. Darinya, kita juga mengamankan beberapa barang bukti dan sudah kita boyong ke Polresta Medan,” tambah Calvijn.

Menurut Calvijn, motifnya adalah perampokan, bukan sakit hati. Karena para pelaku mengetahui rumah kosong dan mereka juga tinggal tidak jauh dari rumah korban. Apalagi, rumah korban dan warga lain di sana rata-rata satu dinding. “Murni perampokan, para pelaku tinggal dekat dengan rumah korban. Kita juga mendapat info dari beberapa warga yang tinggal di daerah itu. Namun, kita tidak bisa katakan, kita intensif dari hasil pemeriksaan saksi dan oleh TKP,”pungkasnya.

 

KELUARGA TAK TAU RONY TEWAS

Sementara itu, saat disambangi kru koran ini, Bu Tin (54) ibu kandung Rony tengah duduk di sebuah kursi plastik di depan rumahnya, Jl. Krakatau/Setia Jadi, Gang Setia Jadi II No. 24 B, Kel. Glugur Darat I, Kec. Medan Timur, Kamis (24) siang. Kala itu, Tin mengaku sudah dapat kabar soal penangkapan dan penembakan putranya.

“Saya dapat kabar dari kemenakan saya yang jaga malam di Perumahan Setia Jadi Town House. Dia bilang kalau Roni ditangkap polisi kemarin malam, kira-kira sekitar pukul 23.30 WIB. Tapi saya tidak tau apa masalahnya,” ujarnya.

Mirisnya, kala itu Tin hanya tau putranya ditembak. “Sudah sering saya nasehati supaya tidak terlibat dengan narkoba dan kejahatan. Tapi sudah kayak gini, biar sajalah ditangkap supaya dia jera,” tambah Tin yang saat itu belum tau putranya telah meregang nyawa.

Ibu 4 anak itu mengaku terkahir kali bertemu dengan anak ketiganya itu, Selasa (22/4) lalu. Saat itu, anaknya permisi dari rumah untuk melamar pekerjaan di sebuah perusahaan yang tidak ia beritahu namanya. “Hari selasa kemarin terkahir jumpa, dia permisi untuk melamar kerja,” pungkasnya.

Sementara ketika ditanya apa pekerjaan dari anaknya sebelumnya, dia menjawab sebagai tukang service AC. “Dulu kerjanya tukang service AC, mungkin tak sesuia gajinya, dia berhenti kerja,” ujarnya. Dia juga menjelaskan, bahwa Rony sudah memiliki seorang anak perempuan yang masih berusia lima tahun. Akan tetapi saat ini, Rony dan istrinya telah 2 pisah ranjang. “Udah pisah sekitar dua tahun lalu. Kurang tau saya masalahnya, mungkin dia sudah terpengaruh sama teman-temanya,” jelas Tin.

Disinggung, apakah pihak keluarga sudah ada datang ke kantor polisi? Ibu rumah tangga itu mengaku belum ada. Bahkan, dia sendiri ngaku belum ada niat untuk menemui anaknya. “Belum ada ke kantor pulisi. Nantilah kusuruh abangnya, kalau temanya yang lain katanya sudah ditemui keluarganya dan mengatakan berada di kantor polisi,” tandasnya.

Terpisah, beberapa warga sekitar yang ditemui kru koran ini mengaku tak begitu mengenal sosok dan sepak terjang Rony. “Kalau kenal ya kenal. Tapi biasa saja kayak orang lainnya. Kalau di luar sana dia bagaimana kita tidak tau,” ujar salah satu warga yang enggan menyebut namanya. (gib/tun/deo)

Senpi-Ilustrasi
Senpi-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Polisi tembak mati M. Roni Syahputra (27) yang diduga mendalangi perampokan dan pembacokan Rusdi Ananda (42), dosen Fakultas Tarbiyah Ilmu Pendidikan, Prodi Ilmu Matematika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumut, Kamis (24/4) malam. Selain menewaskan Roni, dalam drama penyergapan itu polisi juga membekuk 5 pelaku lain.

Data yang dihimpun dari polisi, penangkapan ini adalah hasil pengembangan dari pemeriksaan saksi-saksi. Pasalnya, setelah melakukan penyelidikan selama 3 minggu, petugas Polsek Medan Timur akhirnya mengetahui tempat persembunyian pelaku. Singkat cerita, usai berkordinasi dengan Polresta Medan, petugas pun bergerak dan berhasil menangkap Ari Fitria dan Arfan dari kawasan Jl. Sampali Medan.

Dalam pengembangan, polisi juga menangkap tiga tersangka lain, masing-masing Rony, Samudra Wijaya, Adi dan seorang mahasiswi Rahmayani yang disebut-sebut sebagai penadah. Versi polisi, saat akan diboyong ke komando, Rony, Samudra Wijaya dan Ari Fitria malah melawan dan berusaha kabur. Meski polisi sempat melepaskan tembakan peringatan sebanyak tiga kali, tapi ketiga pelaku tak peduli.

Berdalih takut buruannya kabur jauh, petugas akhirnya bertindak tegas dengan melumpuhkan Samudra Wijaya dan Ari Fitria dengan timah panas. Melihat kedua temannya roboh bersimbah darah, Rony disebut polisi masih sempat-sempatnya menghunus parang dan berusaha menebas petugas yang mengejarnya. Lagi-lagi, berdalih tak mau mati konyol, polisi akhirnya menembak punggung Rony. Setelah dilumpuhkan, ketiganya lantas diboyong ke Rumah Sakit Bhayangkara, Jl. KH Wahid Hasyim Medan. Namun naas, meski sempat mendapat perawatan medis, tapi nyawa Rony yang tinggal di Setia Jadi II, Kel.Pulo Brayan Darat II, Kec. Medan Timur itu tetap tak terselamatkan. Sedang kedua temannya selamat dan masih menjalani perawatan intensif.

“Kami sempat diserangnya dengan parang, makanya terpaksa melakukan tembakan ke korban. Para tersangka sudah lama kami cari karena mereka diduga spesialis rampok rumah kosong,” ucap salah seorang polisi yang minta identitasnya dirahasiakan. Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Kompol Jean Calvijn Simanjuntak yang dikonfirmasi membenarkan penembakan itu.

“Benar, tadi malam tim menangkap 6 orang yang terlibat dalam perampokan dosen IAIN beberapa waktu lalu. Tiga tersangka dilumpuhkan dengan timah panas dan seorang tewas. Sekarang jenazahnya berada di RS Bhayangkara Medan. Sedangkan seorang wanita bernama Rahmayani juga kita amankan karena terlibat sebagai penadah barang hasil kejahatan para tersangka,”terangnya. Dikatakannya, Rony sudah lama jadi target, karena menurut keterangan temannya yang lain, dialah yang merencanakan aksi perampokan itu.

Selain itu, dia juga yang paling banyak menikam korban hingga sekarat. Sedangkan peranan Samudra Wijaya adalah mengikat tangan dengan kabel dan melakban mulut korban. Ari Fitria berperan sebagai pengumpul barang-barang berharga milik korban seperti Ipad, perhiasan dan hape. Untuk dua lagi temannya yang lain berperan memantau sekitar rumah korban. “Mereka masuk melalui jendela belakang. Para tersangka sudah mengetahui rumah korban kosong karena ditinggal liburan. Namun perkiraan mereka meleset. Ternyata hari itu korban tak ikut jalan-jalan. Karena tertangkap basah, pelaku yang terdesak berniat menghabisi nyawa korban,” tandas perwira berpangkat satu melati emas di pundaknya itu.

Sementara itu, saat dihubungi kru koran ini, istri Rusdi Ananda (42) bernama Titin mengaku dilarang polisi berkomentar. “Maaf ya pak, saya tidak bisa memberikan keterangan. Soalnya, pihak kepolisian menyuruh saya untuk tidak memberikan keterangan kepada siapapun,” ucapnya. Saat disinggung apakah pihaknya sudah diambil keterangan sama pihak Polresta Medan? Titin mengatakan pihaknya sudah dapat info dan sudah mendatangi Polresta Medan untuk dimintai keterangan. “Kita sudah mendatangi Polresta dan sudah dimintai keterangan,” ucapnya.

 

HASIL RAMPOKAN UNTUK TEBUS MOTOR

Rahmayani, mahasiswi IAIN Semester VI jurusan Ekonomi Akuntasi Syariah yang turut diamankan ternyata menjalin kasih dengan Rony. Dia diamankan karena diduga sebagai penadah hasil curian dari rumah korban.

Ketika dilakukan pemeriksaan, Rahmayani mengatakan bahwa uang hasil rampokan itu digunakan untuk menebus keretanya yang telah digadainya pada seseorang. “Uang hasil kejahatan dipakai R untuk menebus keretanya yang digadainya. Darinya, kita juga mengamankan beberapa barang bukti dan sudah kita boyong ke Polresta Medan,” tambah Calvijn.

Menurut Calvijn, motifnya adalah perampokan, bukan sakit hati. Karena para pelaku mengetahui rumah kosong dan mereka juga tinggal tidak jauh dari rumah korban. Apalagi, rumah korban dan warga lain di sana rata-rata satu dinding. “Murni perampokan, para pelaku tinggal dekat dengan rumah korban. Kita juga mendapat info dari beberapa warga yang tinggal di daerah itu. Namun, kita tidak bisa katakan, kita intensif dari hasil pemeriksaan saksi dan oleh TKP,”pungkasnya.

 

KELUARGA TAK TAU RONY TEWAS

Sementara itu, saat disambangi kru koran ini, Bu Tin (54) ibu kandung Rony tengah duduk di sebuah kursi plastik di depan rumahnya, Jl. Krakatau/Setia Jadi, Gang Setia Jadi II No. 24 B, Kel. Glugur Darat I, Kec. Medan Timur, Kamis (24) siang. Kala itu, Tin mengaku sudah dapat kabar soal penangkapan dan penembakan putranya.

“Saya dapat kabar dari kemenakan saya yang jaga malam di Perumahan Setia Jadi Town House. Dia bilang kalau Roni ditangkap polisi kemarin malam, kira-kira sekitar pukul 23.30 WIB. Tapi saya tidak tau apa masalahnya,” ujarnya.

Mirisnya, kala itu Tin hanya tau putranya ditembak. “Sudah sering saya nasehati supaya tidak terlibat dengan narkoba dan kejahatan. Tapi sudah kayak gini, biar sajalah ditangkap supaya dia jera,” tambah Tin yang saat itu belum tau putranya telah meregang nyawa.

Ibu 4 anak itu mengaku terkahir kali bertemu dengan anak ketiganya itu, Selasa (22/4) lalu. Saat itu, anaknya permisi dari rumah untuk melamar pekerjaan di sebuah perusahaan yang tidak ia beritahu namanya. “Hari selasa kemarin terkahir jumpa, dia permisi untuk melamar kerja,” pungkasnya.

Sementara ketika ditanya apa pekerjaan dari anaknya sebelumnya, dia menjawab sebagai tukang service AC. “Dulu kerjanya tukang service AC, mungkin tak sesuia gajinya, dia berhenti kerja,” ujarnya. Dia juga menjelaskan, bahwa Rony sudah memiliki seorang anak perempuan yang masih berusia lima tahun. Akan tetapi saat ini, Rony dan istrinya telah 2 pisah ranjang. “Udah pisah sekitar dua tahun lalu. Kurang tau saya masalahnya, mungkin dia sudah terpengaruh sama teman-temanya,” jelas Tin.

Disinggung, apakah pihak keluarga sudah ada datang ke kantor polisi? Ibu rumah tangga itu mengaku belum ada. Bahkan, dia sendiri ngaku belum ada niat untuk menemui anaknya. “Belum ada ke kantor pulisi. Nantilah kusuruh abangnya, kalau temanya yang lain katanya sudah ditemui keluarganya dan mengatakan berada di kantor polisi,” tandasnya.

Terpisah, beberapa warga sekitar yang ditemui kru koran ini mengaku tak begitu mengenal sosok dan sepak terjang Rony. “Kalau kenal ya kenal. Tapi biasa saja kayak orang lainnya. Kalau di luar sana dia bagaimana kita tidak tau,” ujar salah satu warga yang enggan menyebut namanya. (gib/tun/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/