25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Warga Aceh Tewas Terbakar di Gudang Pinang

Foto: Gatha Ginting/PM Jenazah Dedi, warga Aceh, dibawa ke kampung halamannya. Ia tewas terbakar dalam gudang pinang,
Foto: Gatha Ginting/PM
Jenazah Dedi, warga Aceh, dibawa ke kampung halamannya. Ia tewas terbakar dalam gudang pinang,Kamis (24/7) pagi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dedi (28) warga Kampung Blang Kuta, Simpang Mamplam, Aceh, tewas gosong di dalam gudang pinang di Jalan Gelugur Rimbun, Desa Sei Gelugur, Kec. Pancur Batu.

Peristiwa itu terjadi bersamaan dengan terbakarnya pos penjagaan yang sekaligus menjadi tempat tinggal korban, Kamis (24/7) pagi.

Andre (26) warga sekitar mengaku melihat kobaran api dari gudang pinang itu sekira pukul 05.20 WIB. Bersama warga lainnya, ia mendatangi asal api. Melihat itu, warga berbondong-bondong masuk ke dalam gudang dengan membuka pagar gudang terlebih dahulu.

Berhasil terbuka, rupanya api tersebut berasal dari pos jaga. Panik bukan kepalang, warga lantas mencoba memandamkan kobaran api dengan alat seadaanya. Berjalan 1 jam lebih, api pun berhasil dipadamkan.

Begitu melihat ke dalam pos, warga melihat sesosok mayat pria yang sudah hangus terpanggang dengan kondisi telentang dan kepala mendongak ke atas. Persis di depan pintu ruangan sebesar 1/5 x 2 meter tersebut. “Setelah api padam, kami langsung masuk ke dalam rumah. Setelah kami cek ternyata ada mayat. Karena kami takut, kami panggil polisi,” ujar Andre, Kamis (24/7) siang.

Lebih Lanjut, Andre menjelaskan tak lama berselang unit Reskrim Polsek Pancur Batu yang dipimpin langsung AKP Samosir mendatangi lokasi guna melakukan Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata mayat tersebut diyakini adalah Dedi, yang selama ini bertugas sebagai penjaga gudang. “Mayat dia (Dedi) bang disitu. Tapi yang buat kami binggung, kenapa ketika kebakaran itu terjadi dia tidak berteriak atau apalah,” herannya.

Sementara, Rony (36) yang juga warga sekitar, menduga kematian Dedi dilatarbelakangi unsur dendam (unsur kesengajaan_red). Pasalnya, jika sadar saat terbakar, Dedi pasti akan meronta-ronta kepanasan dan akan berusaha keluar dengan memecahkan kaca jendela berukuran 2 meter tersebut untuk menyelamatkan diri.

“Ini nggak, dia diam saja. Berartikan dia sudah tewas duluan. Kalau kebakaran pasti dia bisa kabur. Tunjang kaca itu aja udah pecah dan dia bisa kabur. Lagian pintu saat itu terbuka lebar bang,” ungkapnya.

Namun dalam hal ini, mereka enggan berandai-andai. Rony selaku warga, menyerahkan kasus ini kepihak yang berwenang untuk melakukan penyidikan. “Polisi lah itu bang, intinya kita berharap yang terbaik. Jika itu pembunuhan semoga segera diringkus pelakunya,” harapnya.

 

SUBUH MASIH NAWARI SAHUR

Kematiaan Dedi yang terbilang mendadak itu banyak menimbulkan tanda tanya oleh warga sekiar dan teman-teman korban. Terlebih hal itu terlihat kepada teman-teman korban yang berada di warung kopi persis di depan gudang tempat dirinya bekerja.

“Sempat ditawari kami makan sahur, di situ tadi malam ada kawanya. Jadi kami tak terlalu ambil open (peduli) kali,” ungkap Ridwan (23) pria bertato itu.

Ditambahkanya lagi, setelah makan sahur. Dedi tampak mengunakan sarung membuang ludah di depan gudang. “Sempat lagi dibilang sama kami, tobat. Dia ketawa aja,” akunya.

Sementara menurut pemilik warung, ia tidak terlalu mengetahui saat kejadiaan lantaran dirinya tertidur. Namun ia menuturkan bahwa selama ini korban dikenal baik dan tidak memiliki musuh. “Baiknya dia, sopan anaknya. Tidak mentiko dia itu,” ucapnya yakin.

Temen-teman korban berharap agar tewasnya korban dapat dibuktikan dengan kinerja polisi. “Kalau dibunuh, kita siap bantu siapa yang dicurigai. Intinya kita mau tau kematiaan korban seperti apa. Agar tidak menjadi pertanyaan kami seumur hidup,” pungkasnya.

Kanit Reskrim Polsek Pancur Batu AKP Samosir ketika dikonfirmasi mengaku masih melakukan penyelidikan. “Tim Identifikasi Polresta Medan sudah diturukan. Kita masih menunggu hasil tim Forensik untuk melakukan Olah Tempat Kejadiaan Perkara. Karena korban gosong, tim masih sulit melakukan olah TKP,” ucapnya.

Disinggung, adanya dugaan kesengajaan korban dibakar, perwira berpangkat tiga balok emas di pundakanya itu menyebut ada indikasi. Hanya saja pihaknya harus melakukan penyidikan untuk memastikan hal tersebut.

“Indikasi ada, tapi kita masih akan melakukan penyidikan untuk mengetahui motif tersebut. Dugaan sementara, kebakaran itu terjadi akibat korsleting listrik yang menewaskan korban,” pungkasnya.

Pantauan di lokasi kejadian, lokasi pos penjagaan sekaligus tempat tinggal korban merupakan bangunan semi permanen. Rata-rata jendela kaca yang terpasang setinggi 1/5 meter dan tidak memiliki jerjak.

Begitu juga dengan kondisi pintu kamar yang terbuat dari kayu sembarang dan saat kejadian terbuka lebar.

Sementara itu, ketika disambangi ke RSU H Adam Malik Medan, pihak rumah sakit mengaku tidak berani memberikan keterangan visum. Hal itu dilakukan lantaran pihak keluarga tidak ingin diekspos. “Ke polisi aja lah bang, sama mereka sudah ada hasilnya,” ungkapnya.

Menurut seorang dokter coas (calon dokter) yang ditemui tak jauh dari kamar mayat, hasil visum belum sepenuhnya diperoleh. “Yang pasti hasilnya sudah keluar bang, sekarang sama polisi. Minta saja keterangan resmi dari mereka (polisi). Hasil otopsi dapat disempurnakan ketika disatukan dengan hasil penyelidikan polisi,” ucap calon dokter tampan itu singkat.

Sumber di kepolisian mengaku hasil visum tertera tidak ada unsur penganiayaan. Hanya saja, pihak kepolisian masih mendalami motif dibalik terbakarnya korban.

“Bisa saja diracun atau apalah. Kita belum tau juga. Intinya kita masih melakukan penyelidikan terkait kasus ini,” tandas sumber di kepolisian.

 

ISTRI BELUM TAHU DEDI TEWAS

Sementara, keluarga korban yang dimintai keterangan di Polsek Pancur Batu mengatakan hingga saat ini, Nisa (26) istri korban belum mengetahui kabar tewasnya Dedi. Hal itu sengaja disembunyikan keluarga korban menjaga agar Nisa tidak syok menerima kenyataan pahit itu.

“Nanti kita akan memberikan kabar pelan-pelan. Yang penting sekarang keluarga urus dulu jenazah Dedi,” ujar pria paruh baya yang tak ingin namanya dikorankan itu.

Lebih lanjut, dia mengucapkan korban merupakan warga Bireun, Aceh Tengah dan merantau ke Medan. Di Medan Dedi bekerja di gudang Pinang dan saban bulan mengirimkan gajinya kepada istrinya di Aceh.

“Istrinya bukan tidak mau kemari. Tapi dia yang nggak ngasih. Karena tempat dia bekerja payah mencari kontrakan dan ia kerja jaga malam, takut tidak bisa memantau keluarganya,” terangnya.

Sementara itu, seorang wanita berjilbab yang juga keluarga korban terlihat syok menyaksikan kondisi jenazah Dedi. “Astaqfirullah.. Kok bisa gini bang,” ucapnya wanita itu tersedu-sedu.

“Baru aja kutegor dia semalam. Sudah kek gini,” sambung wanita itu sembari berbicara kepada saudara korban lainnya.

Adanya kecurigaan atas unsur pembunuhan, pihak keluarga menyerahkannya kepada pihak kepolisian untuk melakukan pengusutan. “Mau dibunuh atau tidak kita serahkan kepada polisi,” imbuhnya. (bar/bd)

Foto: Gatha Ginting/PM Jenazah Dedi, warga Aceh, dibawa ke kampung halamannya. Ia tewas terbakar dalam gudang pinang,
Foto: Gatha Ginting/PM
Jenazah Dedi, warga Aceh, dibawa ke kampung halamannya. Ia tewas terbakar dalam gudang pinang,Kamis (24/7) pagi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dedi (28) warga Kampung Blang Kuta, Simpang Mamplam, Aceh, tewas gosong di dalam gudang pinang di Jalan Gelugur Rimbun, Desa Sei Gelugur, Kec. Pancur Batu.

Peristiwa itu terjadi bersamaan dengan terbakarnya pos penjagaan yang sekaligus menjadi tempat tinggal korban, Kamis (24/7) pagi.

Andre (26) warga sekitar mengaku melihat kobaran api dari gudang pinang itu sekira pukul 05.20 WIB. Bersama warga lainnya, ia mendatangi asal api. Melihat itu, warga berbondong-bondong masuk ke dalam gudang dengan membuka pagar gudang terlebih dahulu.

Berhasil terbuka, rupanya api tersebut berasal dari pos jaga. Panik bukan kepalang, warga lantas mencoba memandamkan kobaran api dengan alat seadaanya. Berjalan 1 jam lebih, api pun berhasil dipadamkan.

Begitu melihat ke dalam pos, warga melihat sesosok mayat pria yang sudah hangus terpanggang dengan kondisi telentang dan kepala mendongak ke atas. Persis di depan pintu ruangan sebesar 1/5 x 2 meter tersebut. “Setelah api padam, kami langsung masuk ke dalam rumah. Setelah kami cek ternyata ada mayat. Karena kami takut, kami panggil polisi,” ujar Andre, Kamis (24/7) siang.

Lebih Lanjut, Andre menjelaskan tak lama berselang unit Reskrim Polsek Pancur Batu yang dipimpin langsung AKP Samosir mendatangi lokasi guna melakukan Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata mayat tersebut diyakini adalah Dedi, yang selama ini bertugas sebagai penjaga gudang. “Mayat dia (Dedi) bang disitu. Tapi yang buat kami binggung, kenapa ketika kebakaran itu terjadi dia tidak berteriak atau apalah,” herannya.

Sementara, Rony (36) yang juga warga sekitar, menduga kematian Dedi dilatarbelakangi unsur dendam (unsur kesengajaan_red). Pasalnya, jika sadar saat terbakar, Dedi pasti akan meronta-ronta kepanasan dan akan berusaha keluar dengan memecahkan kaca jendela berukuran 2 meter tersebut untuk menyelamatkan diri.

“Ini nggak, dia diam saja. Berartikan dia sudah tewas duluan. Kalau kebakaran pasti dia bisa kabur. Tunjang kaca itu aja udah pecah dan dia bisa kabur. Lagian pintu saat itu terbuka lebar bang,” ungkapnya.

Namun dalam hal ini, mereka enggan berandai-andai. Rony selaku warga, menyerahkan kasus ini kepihak yang berwenang untuk melakukan penyidikan. “Polisi lah itu bang, intinya kita berharap yang terbaik. Jika itu pembunuhan semoga segera diringkus pelakunya,” harapnya.

 

SUBUH MASIH NAWARI SAHUR

Kematiaan Dedi yang terbilang mendadak itu banyak menimbulkan tanda tanya oleh warga sekiar dan teman-teman korban. Terlebih hal itu terlihat kepada teman-teman korban yang berada di warung kopi persis di depan gudang tempat dirinya bekerja.

“Sempat ditawari kami makan sahur, di situ tadi malam ada kawanya. Jadi kami tak terlalu ambil open (peduli) kali,” ungkap Ridwan (23) pria bertato itu.

Ditambahkanya lagi, setelah makan sahur. Dedi tampak mengunakan sarung membuang ludah di depan gudang. “Sempat lagi dibilang sama kami, tobat. Dia ketawa aja,” akunya.

Sementara menurut pemilik warung, ia tidak terlalu mengetahui saat kejadiaan lantaran dirinya tertidur. Namun ia menuturkan bahwa selama ini korban dikenal baik dan tidak memiliki musuh. “Baiknya dia, sopan anaknya. Tidak mentiko dia itu,” ucapnya yakin.

Temen-teman korban berharap agar tewasnya korban dapat dibuktikan dengan kinerja polisi. “Kalau dibunuh, kita siap bantu siapa yang dicurigai. Intinya kita mau tau kematiaan korban seperti apa. Agar tidak menjadi pertanyaan kami seumur hidup,” pungkasnya.

Kanit Reskrim Polsek Pancur Batu AKP Samosir ketika dikonfirmasi mengaku masih melakukan penyelidikan. “Tim Identifikasi Polresta Medan sudah diturukan. Kita masih menunggu hasil tim Forensik untuk melakukan Olah Tempat Kejadiaan Perkara. Karena korban gosong, tim masih sulit melakukan olah TKP,” ucapnya.

Disinggung, adanya dugaan kesengajaan korban dibakar, perwira berpangkat tiga balok emas di pundakanya itu menyebut ada indikasi. Hanya saja pihaknya harus melakukan penyidikan untuk memastikan hal tersebut.

“Indikasi ada, tapi kita masih akan melakukan penyidikan untuk mengetahui motif tersebut. Dugaan sementara, kebakaran itu terjadi akibat korsleting listrik yang menewaskan korban,” pungkasnya.

Pantauan di lokasi kejadian, lokasi pos penjagaan sekaligus tempat tinggal korban merupakan bangunan semi permanen. Rata-rata jendela kaca yang terpasang setinggi 1/5 meter dan tidak memiliki jerjak.

Begitu juga dengan kondisi pintu kamar yang terbuat dari kayu sembarang dan saat kejadian terbuka lebar.

Sementara itu, ketika disambangi ke RSU H Adam Malik Medan, pihak rumah sakit mengaku tidak berani memberikan keterangan visum. Hal itu dilakukan lantaran pihak keluarga tidak ingin diekspos. “Ke polisi aja lah bang, sama mereka sudah ada hasilnya,” ungkapnya.

Menurut seorang dokter coas (calon dokter) yang ditemui tak jauh dari kamar mayat, hasil visum belum sepenuhnya diperoleh. “Yang pasti hasilnya sudah keluar bang, sekarang sama polisi. Minta saja keterangan resmi dari mereka (polisi). Hasil otopsi dapat disempurnakan ketika disatukan dengan hasil penyelidikan polisi,” ucap calon dokter tampan itu singkat.

Sumber di kepolisian mengaku hasil visum tertera tidak ada unsur penganiayaan. Hanya saja, pihak kepolisian masih mendalami motif dibalik terbakarnya korban.

“Bisa saja diracun atau apalah. Kita belum tau juga. Intinya kita masih melakukan penyelidikan terkait kasus ini,” tandas sumber di kepolisian.

 

ISTRI BELUM TAHU DEDI TEWAS

Sementara, keluarga korban yang dimintai keterangan di Polsek Pancur Batu mengatakan hingga saat ini, Nisa (26) istri korban belum mengetahui kabar tewasnya Dedi. Hal itu sengaja disembunyikan keluarga korban menjaga agar Nisa tidak syok menerima kenyataan pahit itu.

“Nanti kita akan memberikan kabar pelan-pelan. Yang penting sekarang keluarga urus dulu jenazah Dedi,” ujar pria paruh baya yang tak ingin namanya dikorankan itu.

Lebih lanjut, dia mengucapkan korban merupakan warga Bireun, Aceh Tengah dan merantau ke Medan. Di Medan Dedi bekerja di gudang Pinang dan saban bulan mengirimkan gajinya kepada istrinya di Aceh.

“Istrinya bukan tidak mau kemari. Tapi dia yang nggak ngasih. Karena tempat dia bekerja payah mencari kontrakan dan ia kerja jaga malam, takut tidak bisa memantau keluarganya,” terangnya.

Sementara itu, seorang wanita berjilbab yang juga keluarga korban terlihat syok menyaksikan kondisi jenazah Dedi. “Astaqfirullah.. Kok bisa gini bang,” ucapnya wanita itu tersedu-sedu.

“Baru aja kutegor dia semalam. Sudah kek gini,” sambung wanita itu sembari berbicara kepada saudara korban lainnya.

Adanya kecurigaan atas unsur pembunuhan, pihak keluarga menyerahkannya kepada pihak kepolisian untuk melakukan pengusutan. “Mau dibunuh atau tidak kita serahkan kepada polisi,” imbuhnya. (bar/bd)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/