26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Lima Siswa SMPN 7 Binjai Nyaris Diculik

CCTV: Rekaman CCTV di BSM lima anak dibawah umur nyaris jadi korban penculikan.

BINJAI,SUMUTPOS.CO – Lima siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Binjai nyaris menjadi korban penculikan, Jumat (21/9) lalu. Atas kejadian tersebut, Puspa Sari Nur Harahap bersama anaknya Dio Revaldo yang menjadi korban percobaan penculikan melapor ke Mapolres Binjai, Senin (24/9) pukul 11.50 WIB. Laporan korban diterima dengan nomor 570/IX/2018/SPKT-A/Res Binjai.

“Awalnya berlima ini janjian mau ke mall (Binjai Supermall). Semuanya satu kampung, karena janjian memang mau ke BSM. Empat anak kelas 8 dan seorang lagi anak kelas 9,” jelas warga Jalan Gunung Rinjani, Lingkungan III, Kelurahan Binjai Estate, Binjai Selatan Puspa di Gedung Satreskrim Polres Binjai.

Sesampai di BSM, rombongan anak-anak di bawah umur ini menuju arena permainan. Saat ketiga kawan Dio main Trampolin, dua lainnya berada di luar arena.

“Dio dan Rizky di luar. Tak lama kemudian, Dio didatangi seorang pria bertubuh tidak begitu tinggi. Warna kulitnya putih, kayak orang Thailand gitu. Matanya merah, juling. Sepatunya orange,” ujar Puspa yang diamini Dio.

Pria tak dikenal itu langsung merangkul Dio dan Rizky. Menurut Puspa berdasarkan pengakuan Dio, orang tak dikenal (OTK) itu langsung menepuk bagian pundaknya sembari merangkul.

Terjadi komunikasi antara OTK dan Dio serta Rizky. OTK itu, kata Puspa, menawarkan Dio dan kawan-kawan untuk bermain futsal dengan bertanding ke Medan.

“Abang lagi cari tim. Abangnya abang mau jumpa kalian di Medan. Kita bisa latihan sekarang,” ucap Dio menirukan ucapan OTK tersebut.

Alhasil, Dio dan kawan-kawan serta OTK itu berangkat ke Medan melalui Stasiun Kereta Api Binjai. Menurut Puspa, Tito temannya Dio yang bayar ongkos kereta api untuk OTK itu ke Medan.

“Karena sampai di Medan, nanti diganti. Sampai di Medan, diajak salat kami,” timpal Dio.

Belum lagi usai melakukan wawancara, Ps Kanit PPA Polres Binjai, Aiptu Irene Tarigan melarang korban untuk memberikan keterangan.

“Woi.. Kalian darimana?, jangan dulu,” cetus Irene.

“Ngapain pula-pula kalian tanya-tanya dulu. Sini-sini bu (korban), kemari dulu. Masuk dulu,” ketus Irene mengajak korban masuk ke Ruang Unit PPA Polres Binjai sembari menutup pintu.

Informasi diperoleh, Wali Kota Binjai HM Idaham didampingi Plt Kadis Pendidikan Indriani dan Kepala SMPN 7 mendatangi BSM, Sabtu (22/9). Tujuan mereka ke BSM untuk melihat rekaman CCTV.

Di Medan, dua anak diajak OTK tersebut pergi ke Centre Point dengan janji untuk berbelanja. Karena ketiga pelajar menunggu di mesjid samping Mapolsek Medan Timur terlalu lama, mereka mendatangi Polsek tersebut.

Mendapat laporan itu, polisi bersama ketiga anak-anak itu langsung ke Centre Point untuk mencari teman mereka yang diajak berbelanja oleh OTK tersebut. Singkat cerita, anak-anak yang nyaris jadi korban penculikan anak itu sudah kembali ke orangtuanya masing-masing pada Minggu (23/9) pukul 22.00 WIB.

Sementara, Ps Kasubbag Humas Polres Binjai, Iptu Siswanto Ginting membenarkan adanya laporan tersebut. Bahkan, dia juga mengarahkan wartawan untuk ke Gedung Satreskrim Polres Binjai agar mendapat keterangan dari korban langsung.

Sayangnya, arahan dari Siswanto mendapat sikap ketus dari Irene.

“Tadi kudengar sekilas info, dua orang yang dibawa ke Center Point (setelah sholat di mesjid) tersadar. Kemudian mereka lari mengadu ke Polsek Binjai Timur. Yang kudengar orangnya (OTK) pakai masker. Salah satu hp milik korban dicuri. Saya enggak tahu namanya siapa (korban yang dicuri hp-nya),” tandas Siswanto. (ted/ala)

CCTV: Rekaman CCTV di BSM lima anak dibawah umur nyaris jadi korban penculikan.

BINJAI,SUMUTPOS.CO – Lima siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Binjai nyaris menjadi korban penculikan, Jumat (21/9) lalu. Atas kejadian tersebut, Puspa Sari Nur Harahap bersama anaknya Dio Revaldo yang menjadi korban percobaan penculikan melapor ke Mapolres Binjai, Senin (24/9) pukul 11.50 WIB. Laporan korban diterima dengan nomor 570/IX/2018/SPKT-A/Res Binjai.

“Awalnya berlima ini janjian mau ke mall (Binjai Supermall). Semuanya satu kampung, karena janjian memang mau ke BSM. Empat anak kelas 8 dan seorang lagi anak kelas 9,” jelas warga Jalan Gunung Rinjani, Lingkungan III, Kelurahan Binjai Estate, Binjai Selatan Puspa di Gedung Satreskrim Polres Binjai.

Sesampai di BSM, rombongan anak-anak di bawah umur ini menuju arena permainan. Saat ketiga kawan Dio main Trampolin, dua lainnya berada di luar arena.

“Dio dan Rizky di luar. Tak lama kemudian, Dio didatangi seorang pria bertubuh tidak begitu tinggi. Warna kulitnya putih, kayak orang Thailand gitu. Matanya merah, juling. Sepatunya orange,” ujar Puspa yang diamini Dio.

Pria tak dikenal itu langsung merangkul Dio dan Rizky. Menurut Puspa berdasarkan pengakuan Dio, orang tak dikenal (OTK) itu langsung menepuk bagian pundaknya sembari merangkul.

Terjadi komunikasi antara OTK dan Dio serta Rizky. OTK itu, kata Puspa, menawarkan Dio dan kawan-kawan untuk bermain futsal dengan bertanding ke Medan.

“Abang lagi cari tim. Abangnya abang mau jumpa kalian di Medan. Kita bisa latihan sekarang,” ucap Dio menirukan ucapan OTK tersebut.

Alhasil, Dio dan kawan-kawan serta OTK itu berangkat ke Medan melalui Stasiun Kereta Api Binjai. Menurut Puspa, Tito temannya Dio yang bayar ongkos kereta api untuk OTK itu ke Medan.

“Karena sampai di Medan, nanti diganti. Sampai di Medan, diajak salat kami,” timpal Dio.

Belum lagi usai melakukan wawancara, Ps Kanit PPA Polres Binjai, Aiptu Irene Tarigan melarang korban untuk memberikan keterangan.

“Woi.. Kalian darimana?, jangan dulu,” cetus Irene.

“Ngapain pula-pula kalian tanya-tanya dulu. Sini-sini bu (korban), kemari dulu. Masuk dulu,” ketus Irene mengajak korban masuk ke Ruang Unit PPA Polres Binjai sembari menutup pintu.

Informasi diperoleh, Wali Kota Binjai HM Idaham didampingi Plt Kadis Pendidikan Indriani dan Kepala SMPN 7 mendatangi BSM, Sabtu (22/9). Tujuan mereka ke BSM untuk melihat rekaman CCTV.

Di Medan, dua anak diajak OTK tersebut pergi ke Centre Point dengan janji untuk berbelanja. Karena ketiga pelajar menunggu di mesjid samping Mapolsek Medan Timur terlalu lama, mereka mendatangi Polsek tersebut.

Mendapat laporan itu, polisi bersama ketiga anak-anak itu langsung ke Centre Point untuk mencari teman mereka yang diajak berbelanja oleh OTK tersebut. Singkat cerita, anak-anak yang nyaris jadi korban penculikan anak itu sudah kembali ke orangtuanya masing-masing pada Minggu (23/9) pukul 22.00 WIB.

Sementara, Ps Kasubbag Humas Polres Binjai, Iptu Siswanto Ginting membenarkan adanya laporan tersebut. Bahkan, dia juga mengarahkan wartawan untuk ke Gedung Satreskrim Polres Binjai agar mendapat keterangan dari korban langsung.

Sayangnya, arahan dari Siswanto mendapat sikap ketus dari Irene.

“Tadi kudengar sekilas info, dua orang yang dibawa ke Center Point (setelah sholat di mesjid) tersadar. Kemudian mereka lari mengadu ke Polsek Binjai Timur. Yang kudengar orangnya (OTK) pakai masker. Salah satu hp milik korban dicuri. Saya enggak tahu namanya siapa (korban yang dicuri hp-nya),” tandas Siswanto. (ted/ala)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/