Site icon SumutPos

Walah… 11 Tahun Menikah, Baru Ngaku Diculik dan Diperkosa

Perceraian-Ilustrasi

Gara-gara diculik dan dipaksa menikah dengan pacar saat duduk di bangku SMA membikin Butet (29), menyesal.

Lantaran, dia tidak bisa menyelesaikan pendidikannya. Untungnya, April 2015 lalu, dia bisa kembali ke orang tua. Kini Butet bisa melanjutkan studinya dengan mengikuti kejar paket C.

Waktu 11 tahun menemukan keluarganya akhirnya tercapai. Butet dijemput orang tuanya di Maumere, Papua. Dirinya tak menyangka bila ia akan kembali ke orang tuanya setelah diculik oleh pacarnya yang kini jadi suaminya, Tongat (38).

“Pas waktu itu mau Ebtanas (ujian nasional, Red),” kata Butet di sela-sela mengambil akta cerai. Meski sudah menikah 11 tahun lamanya, wanita ini mengaku tidak mencintai Tongat. Apalagi, pernikahan itu dilakukan dengan cara menculik dan memaksanya.

“Saya tidak suka sama suami. Tapi, dia memperkosaku seminggu waktu mau ujian. Minggu depannya, dia memaksa saya menikah,” kata Butet. Perkenalan mereka bermula saat Butet mengikuti les nyanyi di salah satu guru musik.

Waktu itu, dia memang berambisi untuk bisa menyanyi agar menjadi penyanyi terkenal. Di situlah, dia mengenal Tongat yang merupakan salah satu personel band.

”Saya sudah berkali-kali menolak dia. Saya ingin fokus sekolah dan nyanyi,” jelasnya dengan suara penyesalan.

Sewaktu pulang kursus menyanyi, Tongat mendekap dan memperkosanya. Sungguh nasib Butet yang malang. Ia tak bisa bercerita dengan mama dan papanya.

”Papa waktu itu dalam proses kenaikan jabatan. Reputasinya harus dijaga. Mama juga barusan ditinggal meninggal uti (mbah putri, Red). Saya tidak berani bercerita,” katanya.

Akhirnya, pernikahan mendadak sempat digelar Tongat di rumahnya. Tentu, orang tua tidak pernah setuju. Apalagi, saat itu ia akan ujian akhir sekolah.

Tetapi, Butet tak mampu berbuat apa-apa lantaran Tongat mengancam menyebarkan foto mesumnya bila tidak mau menikah dalam waktu itu juga.

”Mama dan papa nangis saja waktu saya nikah. Mama tahu kalau saya sebenarnya tidak mau menikah secepat itu,” katanya.

Frustasi dan stres sudah ada dalam benaknya. Ia sudah tidak tahu arah hidupnya.  Menikah dengan pria yang sudah menyakiti hatinya. Bahkan, hingga Butet tidak mampu menyelesaikan studinya. Sampai akhirnya, Butet langsung dibawa Tongat ke Maumere, Papua.

”Saya tersiksa di sana. Tidak boleh keluar rumah. Tidak boleh pegang handphone. Sebulan setelah menikah saya pasang KB, jadi tidak hamil sampai sekarang. Saya ingin pulang,” katanya.

Sampai akhirnya, ia memiliki waktu untuk mengirim surat pada orang tuanya ke kantor Pos. Hal itu dilakukan ketika ia sembunyi-sembunyi ke pasar.

Butet juga memberikan nomor telepon tetangganya supaya orang tuanya bisa  menghubunginya sewaktu-waktu.

”Awal April 2015 lalu, papa mama datang. Ia menjemputku bersama polisi. Saya tidak tahu nasib dia sekarang. Saya sekarang sedang ikut paket C di PKBM. Nanti mau lanjut kuliah,” katanya dengan senyum bahagia. (jpg/ras)

Exit mobile version