SUMUTPOS.CO – Saat diwawancara, YP menjelaskan kejadian naas itu bermula dari perkenalannya dengan AR di Jalan Desa Sidorejo, Lampung Timur. Belum genap sebulan dari perkenalan itu, YP mengaku diajak jalan-jalan ke Desa Purwosari, Kecamatan Sekampung Udik, Lampung Timur.
Ternyata, YP dibawa ke sebuah rumah. Di sana sudah ada empat pria dalam kondisi mabuk. Di situlah, YP kemudian diancam AR dengan pisau agar mau melayani JN. Tidak sampai di situ. YP digilir oleh AR, DG, KR, dan adik DG.
’’Saya diancam mau dibunuh. Mereka sudah mabuk semua. Saya ditarik, kemudian diajak ke kamar,” kata perempuan putus sekolah itu.
Akibat peristiwa itu, YP sempat jatuh pingsan. Namun, kelima pria yang sudah gelap mata itu seolah tak pernah puas. Beberapa di antaranya bahkan memaksanya lagi. Setelah sehari semalam disekap, YP akhirnya diantar JN ke desanya. Namun, karena takut, YP tidak berani pulang. Ia memilih tinggal di rumah seorang tetangganya sebelum akhirnya pihak keluarga mengetahui kejadian itu. YP berharap semua pelaku bisa diproses sesuai hukum yang berlaku.
Sementara itu, lembaga Advokasi Perempuan Damar Lampung akan mendampingi YP (14), yang diduga jadi korban pemerkosaan sejumlah orang. Direktur Eksekutif Lembaga Advokasi Perempuan Damar Sely Fitriani mengatakan, kini pihaknya tengah melakukan investigasi di lapangan. ’’Kami akan dampingi kasus yang menimpa YP, korban pelecehan seksual,” kata Sely, kemarin.
Sely menambahkan, meski pihak keluarga belum memintanya untuk mendampingi, Damar tetap akan memberi pendampingan. Berdasarkan data, selama 2013 terjadi sebanyak 902 kasus pelecehan seksual terhadap perempuan. Merujuk kategori usia korban, 437 kasus (48,5 persen) dialami anak-anak. ’’Kerentanan ini terjadi karena anak-anak dianggap sebagai pihak yang tidak berani melakukan serangan atau perlawanan saat mengalami kekerasan dan belum memiliki nalar cukup atas peristiwa yang terjadi,” ujarnya. (fbi/p2/c2/fik/jpnn)