31 C
Medan
Monday, October 21, 2024
spot_img

WN Aljazair Sulap Kertas jadi Dolar, Lantas Minta 1.000 Dolar

 

Foto: Amri/PM Warga negara Aljazair (baju merah), yang menipu sejumlah korban dengan pura-pura menyulap kertas menjadi uang dolar, dipaparkan di Polresta Medan.
Foto: Amri/PM
Warga negara Aljazair (baju merah), yang menipu sejumlah korban dengan pura-pura menyulap kertas menjadi uang dolar, dipaparkan di Polresta Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menipu dengan modus menggandakan mata uang Dolar Amerika, Bouheni Fatih Aljamanehbeni (32), pesulap asal negara Aljazair diamankan petugas Polresta Medan, Kamis (26/6) siang. Setelah 4 hari mendekam di penjara, Minggu (29/6) sekira pukul 16.00 WIB, kasus yang telah memakan banyak korban itu akhirnya digelar di kantor polisi.

Info dihimpun, untuk mayakinkan para korban, pelaku menggunakan kecepatan tangan untuk mengubah lembaran kertas yang telah ia gunting jadi seukuran uang dolar hanya dengan mencelupkannya ke dalam cairan kimia.

Usai meyakinkan korban dengan sulapnya, pelaku lalu minta 1.000 dolar. Ia berdalih, uang itu sebagai biaya untuk mengajari korban sekaligus membeli cairan kimia yang diakuinya berfungsi mengubah kertas putih tersebut jadi dolar. Karena tergiur dan ingin cepat kaya, korban lantas memberikan uang yang diminta pelaku. Sebagai gantinya, pelaku memberi lembaran kertas putih plus cairan yang belakangan diketahui ternyata alkohol tersebut.

Agar aksinya tak terungkap, pelaku biasanya menyuruh para korban mempraktekkan penggandaan uang tersebut di rumah masing-masing. Dalam kesempatan itu, pelaku juga sempat mempraktekkan aksinya di Polresta Medan dengan mengubah kertas jadi pecahan 100 dolar.

Semula pelaku mengambil kertas kosong. Usai menggulung kertas tersebut menyerupai rokok, pelaku lalu mencelupkan ke dalam alkohol yang sebelumnya telah ia tuang dalam baskom. Dalam hitungan detik, kertas tersebut berubah jadi dua lembar pecahan 100 dolar.

Usut punya usut, ternyata penggandaan itu hanya trik sulap. Faktanya pelaku sudah menyelipkan dolar yang lain di balik tangannya yang lain. Hal itu yang dilakukan pelaku untuk mengelabuhi para korban. “Itu semua cuma trik saja. Sebenarnya aku nggak bisa gandakan uang. Aku minta uang 1000 dolar sama korban, terus aku bilang akan mengajari mereka caranya. Setelah aku praktekkan, ternyata korban percaya. Karena tertarik, korban memberiku uang 1000 dolar. Lalu aku pergi,” kenang pelaku yang sudah mahir bahasa Indonesia itu.

Pelaku sendiri ditangkap polisi di wisma Famili Jl. Gatsu depan PRSU. Penangkapan itu atas laporan salah satu korban berinisial AT. Ketika itu AT yang sadar telah tertipu menghubungi temannya yang bertugas di Jahtanras Polresta Medan dan pelaku pun ditangkap.

Kapolresta Medan Kombes Niko Alfinta mengatakan, aksi itu tak dilakukan pelaku sendirian. Masih ada 2 pelaku lain belum ditangkap. “Setelah kita selidiki, ternyata korban bukan di Medan saja. Tapi para pelaku ini sudah melakukan hal serupa di beberapa kota besar lain, seperti Jakarta, Riau, Bekasi dan Tangerang. Untuk saat ini Polresta Medan masih melakukan pengembangan untuk kasus tersebut,”ujar Niko.

Polresta Medan akan melakukan koordinasi dengan Polda Metro Jaya untuk mendalami kasus ini. Diduga tersangka kerap beraksi di kota besar lain di Indonesia. “Dia ini (tersangka) pasti bermain dua tiga orang, kita duga ada sindikatnya,” ucap Nico Afinta.

 

CARI KORBAN DARI FACEBOOK

Ternyata Bouheni tak cuma pandai melakukan trik kecepatan tangan. Tapi tersangka juga piawai mengolah teknologi dunia maya. Karena itu pula, pelaku biasa mencari korban dari internet dengan mengunggah beberapa video di FB atau SPACE. Karena terpukau, para calon korban akan mengkomen video tersebut dan dari situlah pelaku menjerat para korban.

“Dari internet aku unggah video trik sulap cara menggandakan uang dolar. Ternyata para korban menyukainya. Mereka nge-like dan buat komen. Saat itulah aku langsung kasih nomor hapeku dan kami pun ketemuan,” ungkap pelaku.

Bouheni sendiri sudah 4 tahun tinggal di Indonesia. Ia sengaja datang ke Medan untuk menghindari kejaran Interpol. Sebab saat ini pelaku berstatus penjahat internasional yang sudah lama dicari. “Saat ini saya juga jadi buruan polisi Singapura. Saya singgah karena sudah banyak kenal dengan warga sini,” ungkapnya.

Sementara, uang hasil tipuan itu pelaku gunakan untuk foya-foya, main perempuan dan main judi di Genting Malaysia. “Biasanya hasil dari kejahatan tersebut saya habiskan ke kasino di Malaysia dan main perempuan,” ungkap pelaku.

Kesal terus dijejali pertanyaan, Jumaha Bedi pun minta petugas membawanya ke sel tempatnya ditahan. (mri/deo)

 

Foto: Amri/PM Warga negara Aljazair (baju merah), yang menipu sejumlah korban dengan pura-pura menyulap kertas menjadi uang dolar, dipaparkan di Polresta Medan.
Foto: Amri/PM
Warga negara Aljazair (baju merah), yang menipu sejumlah korban dengan pura-pura menyulap kertas menjadi uang dolar, dipaparkan di Polresta Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menipu dengan modus menggandakan mata uang Dolar Amerika, Bouheni Fatih Aljamanehbeni (32), pesulap asal negara Aljazair diamankan petugas Polresta Medan, Kamis (26/6) siang. Setelah 4 hari mendekam di penjara, Minggu (29/6) sekira pukul 16.00 WIB, kasus yang telah memakan banyak korban itu akhirnya digelar di kantor polisi.

Info dihimpun, untuk mayakinkan para korban, pelaku menggunakan kecepatan tangan untuk mengubah lembaran kertas yang telah ia gunting jadi seukuran uang dolar hanya dengan mencelupkannya ke dalam cairan kimia.

Usai meyakinkan korban dengan sulapnya, pelaku lalu minta 1.000 dolar. Ia berdalih, uang itu sebagai biaya untuk mengajari korban sekaligus membeli cairan kimia yang diakuinya berfungsi mengubah kertas putih tersebut jadi dolar. Karena tergiur dan ingin cepat kaya, korban lantas memberikan uang yang diminta pelaku. Sebagai gantinya, pelaku memberi lembaran kertas putih plus cairan yang belakangan diketahui ternyata alkohol tersebut.

Agar aksinya tak terungkap, pelaku biasanya menyuruh para korban mempraktekkan penggandaan uang tersebut di rumah masing-masing. Dalam kesempatan itu, pelaku juga sempat mempraktekkan aksinya di Polresta Medan dengan mengubah kertas jadi pecahan 100 dolar.

Semula pelaku mengambil kertas kosong. Usai menggulung kertas tersebut menyerupai rokok, pelaku lalu mencelupkan ke dalam alkohol yang sebelumnya telah ia tuang dalam baskom. Dalam hitungan detik, kertas tersebut berubah jadi dua lembar pecahan 100 dolar.

Usut punya usut, ternyata penggandaan itu hanya trik sulap. Faktanya pelaku sudah menyelipkan dolar yang lain di balik tangannya yang lain. Hal itu yang dilakukan pelaku untuk mengelabuhi para korban. “Itu semua cuma trik saja. Sebenarnya aku nggak bisa gandakan uang. Aku minta uang 1000 dolar sama korban, terus aku bilang akan mengajari mereka caranya. Setelah aku praktekkan, ternyata korban percaya. Karena tertarik, korban memberiku uang 1000 dolar. Lalu aku pergi,” kenang pelaku yang sudah mahir bahasa Indonesia itu.

Pelaku sendiri ditangkap polisi di wisma Famili Jl. Gatsu depan PRSU. Penangkapan itu atas laporan salah satu korban berinisial AT. Ketika itu AT yang sadar telah tertipu menghubungi temannya yang bertugas di Jahtanras Polresta Medan dan pelaku pun ditangkap.

Kapolresta Medan Kombes Niko Alfinta mengatakan, aksi itu tak dilakukan pelaku sendirian. Masih ada 2 pelaku lain belum ditangkap. “Setelah kita selidiki, ternyata korban bukan di Medan saja. Tapi para pelaku ini sudah melakukan hal serupa di beberapa kota besar lain, seperti Jakarta, Riau, Bekasi dan Tangerang. Untuk saat ini Polresta Medan masih melakukan pengembangan untuk kasus tersebut,”ujar Niko.

Polresta Medan akan melakukan koordinasi dengan Polda Metro Jaya untuk mendalami kasus ini. Diduga tersangka kerap beraksi di kota besar lain di Indonesia. “Dia ini (tersangka) pasti bermain dua tiga orang, kita duga ada sindikatnya,” ucap Nico Afinta.

 

CARI KORBAN DARI FACEBOOK

Ternyata Bouheni tak cuma pandai melakukan trik kecepatan tangan. Tapi tersangka juga piawai mengolah teknologi dunia maya. Karena itu pula, pelaku biasa mencari korban dari internet dengan mengunggah beberapa video di FB atau SPACE. Karena terpukau, para calon korban akan mengkomen video tersebut dan dari situlah pelaku menjerat para korban.

“Dari internet aku unggah video trik sulap cara menggandakan uang dolar. Ternyata para korban menyukainya. Mereka nge-like dan buat komen. Saat itulah aku langsung kasih nomor hapeku dan kami pun ketemuan,” ungkap pelaku.

Bouheni sendiri sudah 4 tahun tinggal di Indonesia. Ia sengaja datang ke Medan untuk menghindari kejaran Interpol. Sebab saat ini pelaku berstatus penjahat internasional yang sudah lama dicari. “Saat ini saya juga jadi buruan polisi Singapura. Saya singgah karena sudah banyak kenal dengan warga sini,” ungkapnya.

Sementara, uang hasil tipuan itu pelaku gunakan untuk foya-foya, main perempuan dan main judi di Genting Malaysia. “Biasanya hasil dari kejahatan tersebut saya habiskan ke kasino di Malaysia dan main perempuan,” ungkap pelaku.

Kesal terus dijejali pertanyaan, Jumaha Bedi pun minta petugas membawanya ke sel tempatnya ditahan. (mri/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru