28 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Aksi Perampokan WNA Makin Marak di Medan

Ilustrasi Perampokan
Ilustrasi Perampokan

POLRESTA, SUMUTPOS.CO- Dalam periode Januari hingga Agustus 2015, sedikitnya ada lima kasus perampokan yang dialami Warga Negara Asing (WNA) di Kota Medan. Dari sejumlah kasus perampokan tersebut dua di antaranya terjadi di Kesawan Square tepatnya Jalan Ahmad Yani.

Adapun dua kasus perampokan yang terjadi di kawasan gedung tua, Kesawan Square dialami warga negara Inggris Caren. Kala itu, ia mengaku cemas lantaran kehilangan tas tangan berisi uang tunai, kartu ATM, paspot, handphone, kamera, perhiasan.

Tidak hanya itu, wisatawan asal Belanda Marten Lenoir (28) juga mengalami musibah yang sama. Ia dirampok kawanan pemuda saat jalan-jalan melihat keindahan Jalan Ahmad Yani, Kesawan Square. Sehingga kehilangan uang tunai dan passport yang dibawa kabur pelaku. Hingga kini, sejumlah kasus perampokan WNA di Kota Medan belum berhasil dibongkar.

Bahkan, teranyar pada 17 Agustus lalu dua wisatawan asal Perancis Clement Lammy (23) bersama teman perempuannya Hanny (23) dijambret di Jalan Perintis Kemerdekaan yang hanya berjarak 100 meter dari Markas Polresta Medan.

Kapolresta Medan, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan, Polresta Medan akan mengundang Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk membahas solusi agar tidak banyak WNA yang dirampok.”Mau kami undang pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk mencari solusi tingginya perampokan dan penjambretan WNA yang berkunjung di Kota Medan,” ujarnya lewat pesan singkat, Minggu sore pukul 17.00 wib (30/8).

Terpisah, Anggota Komisi A, DPRD Kota Medan, Ratna Sitepu mengatakan, sangat menyesalkan tidak sedikitnya Warga Negara Asing (WNA) yang berlibur di Kota Medan menjadi korban perampokan dan penjambretan. Padahal, tingginya perampokan di Kota Medan dapat menurunkan kunjungan wisata.

“Sebenarnya menjaga keamanan bukan hanya tanggungjawab polisi. Masyarakat turut membantu polisi untuk bersama-sama menjaga keamanan di kota ini. Apalagi, banyaknya WNA yang dirampok dapat menurunkan jumlah wisatawan berlibur di Kota Medan,” ujarnya saat dihubungi, melalui telefon seluler.

Selain itu, lanjut dia, kepada menejemen hotel harus memberikan fasilitas seperti pendampingan kepada WNA yang ingin mengelilingi Kota Medan. Sehingga, pramuwisata agar memberikan saran untuk berkunjung ke berbagai kawasan yang dinilai aman.

Ia berharap Polresta Medan dapat meningkatkan pengamanan di berbagai kawasan yang dinilai rawan terjadinya kejahatan pelancong di antaranya kawasan Jalan Pandu, Jalan Perintis Kemerdekaan dan Ahmad Yani serta berbagai kawasan sepi penduduk.

“Jadi maunya polisi meningkatkan patroli. Meskipun kami paham bahwa sekarang tugas polisi cukup banyak lantaran fokus pada pemilu. Tapi, pada umumnya pelaku jambret ataupun rampok WNA orangnya itu-itu saja dan kawasannya juga sama. Makanya, harus ditingkatkan pengamanannya,” ujarnya. (mag-1/smg/ila)

Ilustrasi Perampokan
Ilustrasi Perampokan

POLRESTA, SUMUTPOS.CO- Dalam periode Januari hingga Agustus 2015, sedikitnya ada lima kasus perampokan yang dialami Warga Negara Asing (WNA) di Kota Medan. Dari sejumlah kasus perampokan tersebut dua di antaranya terjadi di Kesawan Square tepatnya Jalan Ahmad Yani.

Adapun dua kasus perampokan yang terjadi di kawasan gedung tua, Kesawan Square dialami warga negara Inggris Caren. Kala itu, ia mengaku cemas lantaran kehilangan tas tangan berisi uang tunai, kartu ATM, paspot, handphone, kamera, perhiasan.

Tidak hanya itu, wisatawan asal Belanda Marten Lenoir (28) juga mengalami musibah yang sama. Ia dirampok kawanan pemuda saat jalan-jalan melihat keindahan Jalan Ahmad Yani, Kesawan Square. Sehingga kehilangan uang tunai dan passport yang dibawa kabur pelaku. Hingga kini, sejumlah kasus perampokan WNA di Kota Medan belum berhasil dibongkar.

Bahkan, teranyar pada 17 Agustus lalu dua wisatawan asal Perancis Clement Lammy (23) bersama teman perempuannya Hanny (23) dijambret di Jalan Perintis Kemerdekaan yang hanya berjarak 100 meter dari Markas Polresta Medan.

Kapolresta Medan, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan, Polresta Medan akan mengundang Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk membahas solusi agar tidak banyak WNA yang dirampok.”Mau kami undang pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk mencari solusi tingginya perampokan dan penjambretan WNA yang berkunjung di Kota Medan,” ujarnya lewat pesan singkat, Minggu sore pukul 17.00 wib (30/8).

Terpisah, Anggota Komisi A, DPRD Kota Medan, Ratna Sitepu mengatakan, sangat menyesalkan tidak sedikitnya Warga Negara Asing (WNA) yang berlibur di Kota Medan menjadi korban perampokan dan penjambretan. Padahal, tingginya perampokan di Kota Medan dapat menurunkan kunjungan wisata.

“Sebenarnya menjaga keamanan bukan hanya tanggungjawab polisi. Masyarakat turut membantu polisi untuk bersama-sama menjaga keamanan di kota ini. Apalagi, banyaknya WNA yang dirampok dapat menurunkan jumlah wisatawan berlibur di Kota Medan,” ujarnya saat dihubungi, melalui telefon seluler.

Selain itu, lanjut dia, kepada menejemen hotel harus memberikan fasilitas seperti pendampingan kepada WNA yang ingin mengelilingi Kota Medan. Sehingga, pramuwisata agar memberikan saran untuk berkunjung ke berbagai kawasan yang dinilai aman.

Ia berharap Polresta Medan dapat meningkatkan pengamanan di berbagai kawasan yang dinilai rawan terjadinya kejahatan pelancong di antaranya kawasan Jalan Pandu, Jalan Perintis Kemerdekaan dan Ahmad Yani serta berbagai kawasan sepi penduduk.

“Jadi maunya polisi meningkatkan patroli. Meskipun kami paham bahwa sekarang tugas polisi cukup banyak lantaran fokus pada pemilu. Tapi, pada umumnya pelaku jambret ataupun rampok WNA orangnya itu-itu saja dan kawasannya juga sama. Makanya, harus ditingkatkan pengamanannya,” ujarnya. (mag-1/smg/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/