26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kawanan Rampok Hanya Dapat Setoran Bank

Foto: Bayu/PM Terdakwa Barmawi, Alhadi, dan Husaini, yang telribat kasus perampokan Bank BRI Aceh, disidang di PN Medan, Kamis (30/10).
Foto: Bayu/PM
Terdakwa Barmawi, Alhadi, dan Husaini, yang terlibat kasus perampokan Bank BRI Aceh, disidang di PN Medan, Kamis (30/10).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kisah perampok malang terungkap dalam sidang pembunuhan, pengerusakan dan penistaan agama di Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan, dan Blangpidie, Aceh digelar di Pengadilan Negeri Medan, Kamis (30/10). Tiga kawanan bandit yang bersusah payah menggasak Bank BRI, hanya berhasil membawa kabur slip setoran bank, tanpa membawa uang sepeser pun.

Dalam sidang untuk kasus perampokan di Bank BRI Meki A, Jaksa Penuntut Umum (JPU), Zainul Arifin selaku Kasipidum Kejari Tapak Tuan, menghadirkan terdakwa, Barmawi, Nasrullah, Ali Kasri dan dua orang anggota Polri, Alhadi Juniawan serta Husaini. Dan dengan agenda persidangan mendengarkan keterangan saksi terdakwa untuk terdakwa lainnya alias saksi mahkota.

Nasrullah dan Ali Kasri pun menjadi saksi untuk ketiga terdakwa lainnya, yakni Husaini, Alhadi dan Barmawi. Untuk keterangan Nasrullah pun berbeda pada saat di persidangan. Di persidangan saksi terdakwa mengatakan rencana perampokan Bank BRI itu dilakukaan di rumah Dedek untuk mencari uang lantaran Dedek terlibat hutang. “Kami merencanakannya di rumah Teuku Dedek, karena dia terlibat utang dan memerlukan uang,” jelas Nasrullah.

Ia nekat melakukan perampokan karena solidaritas pertemanan. “Karena kami teman akrab, makanya kami membantunya untuk mencari uang dengan cara merampok bank,” ujarnya.

Namun di BAP kepolisian, kalau yang menyuruh melakukan perampokan adalah Barmawi. “Disini di BAP, keterangan kamu kalau Barmawi yang menyuruh untuk melakukan perampokan, dan pernyataan ini kamu tandatangani,” tanya majelis hakim.

“Tidak ada yang mulia, saat itu saya berkali-kali diperiksa kepolisian, yang nyuruh kami itu Teuku Dedek,” kilah Nasrullah.

Dia pun menjelaskan pada hari Jumat itu, dirinya, Ali Kasri, Husaini, dan Dedek berkumpul di rumah Dedek untuk merencanakan perampokan bank. Dan di rumah tersebut di dalam kotak, Dedek sudah menyiapkan 2 pucuk senjata laras panjang yang dapat dilipat. Yang kemudian dirinya memegang senjata dan Husaini, dengan mengendarai dua sepeda motor berboncengan menuju Bank BRI di Meukek Aceh Selatan.

Sesampainya di lokasi, Dedek, pergi meninggalkan ketiganya. “Sampai di sana kami ditinggal, Dedek pergi dan kami tinggal bertiga,” jelasnya.

Yang pertama masuk ke dalam Bank BRI pun adalah dirinya dan kemudian menodongkan senjatanya kepada pegawai bank agar berkumpul dan tiarap. “Saya masuk dan saya suruh semua orang di dalam untuk kumpul dan tiarap, sambil senjata saya pegang,” ungkapnya.

Sementara itu, Ali Kasri, mengaku kalau dirinya masuk ke dalam ruangan dan mengambil sebuah kotak yang diperkirakan berisi uang penuh, dan kemudian kabur dengan sepeda motor berboncengan tiga. “Kalau tugas saya ngambil uang, terus saya bawa kotak dan kemudian kami kabur,” ujarnya mengatakan kalau sempat meletuskan senjata sebanyak satu kali ke udara.

Ternyata dalam pelariannya, ketiganya sempat terjatuh lantaran gugup saat berboncengan tiga membawa kabur kotak tersebut. “Karena gugup pas bawa motor, kami sempat jatuh karena nabrak orang tua,” ujar Nasrullah.

Dan kemudian ketiganya pun menyetop sepeda motor milik warga yang melintas. “Karena kami jatuh dan sepeda motor kami rusak, kami terpaksa nyetop sepeda motor orang yang lewat, dan disitulah kami pergi menuju ke pegunungan,” jelas Nasrullah.

Kekesalan para pelaku makin bertambah ketika membuka kotak yang mereka ambil ternyata berisi slip setoran, dan tidak ada uang sedikitpun di dalamnya. “Sampe kami di gunung, kami buka kotaknya, rupanya isinya slip setoran, gak ada uangnya, cuma kertas slip setoran,” ujar Ali Kasri sambil tersenyum kecil.

Foto: Bayu/PM Terdakwa Barmawi, Alhadi, dan Husaini, yang telribat kasus perampokan Bank BRI Aceh, disidang di PN Medan, Kamis (30/10).
Foto: Bayu/PM
Terdakwa Barmawi, Alhadi, dan Husaini, yang terlibat kasus perampokan Bank BRI Aceh, disidang di PN Medan, Kamis (30/10).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kisah perampok malang terungkap dalam sidang pembunuhan, pengerusakan dan penistaan agama di Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan, dan Blangpidie, Aceh digelar di Pengadilan Negeri Medan, Kamis (30/10). Tiga kawanan bandit yang bersusah payah menggasak Bank BRI, hanya berhasil membawa kabur slip setoran bank, tanpa membawa uang sepeser pun.

Dalam sidang untuk kasus perampokan di Bank BRI Meki A, Jaksa Penuntut Umum (JPU), Zainul Arifin selaku Kasipidum Kejari Tapak Tuan, menghadirkan terdakwa, Barmawi, Nasrullah, Ali Kasri dan dua orang anggota Polri, Alhadi Juniawan serta Husaini. Dan dengan agenda persidangan mendengarkan keterangan saksi terdakwa untuk terdakwa lainnya alias saksi mahkota.

Nasrullah dan Ali Kasri pun menjadi saksi untuk ketiga terdakwa lainnya, yakni Husaini, Alhadi dan Barmawi. Untuk keterangan Nasrullah pun berbeda pada saat di persidangan. Di persidangan saksi terdakwa mengatakan rencana perampokan Bank BRI itu dilakukaan di rumah Dedek untuk mencari uang lantaran Dedek terlibat hutang. “Kami merencanakannya di rumah Teuku Dedek, karena dia terlibat utang dan memerlukan uang,” jelas Nasrullah.

Ia nekat melakukan perampokan karena solidaritas pertemanan. “Karena kami teman akrab, makanya kami membantunya untuk mencari uang dengan cara merampok bank,” ujarnya.

Namun di BAP kepolisian, kalau yang menyuruh melakukan perampokan adalah Barmawi. “Disini di BAP, keterangan kamu kalau Barmawi yang menyuruh untuk melakukan perampokan, dan pernyataan ini kamu tandatangani,” tanya majelis hakim.

“Tidak ada yang mulia, saat itu saya berkali-kali diperiksa kepolisian, yang nyuruh kami itu Teuku Dedek,” kilah Nasrullah.

Dia pun menjelaskan pada hari Jumat itu, dirinya, Ali Kasri, Husaini, dan Dedek berkumpul di rumah Dedek untuk merencanakan perampokan bank. Dan di rumah tersebut di dalam kotak, Dedek sudah menyiapkan 2 pucuk senjata laras panjang yang dapat dilipat. Yang kemudian dirinya memegang senjata dan Husaini, dengan mengendarai dua sepeda motor berboncengan menuju Bank BRI di Meukek Aceh Selatan.

Sesampainya di lokasi, Dedek, pergi meninggalkan ketiganya. “Sampai di sana kami ditinggal, Dedek pergi dan kami tinggal bertiga,” jelasnya.

Yang pertama masuk ke dalam Bank BRI pun adalah dirinya dan kemudian menodongkan senjatanya kepada pegawai bank agar berkumpul dan tiarap. “Saya masuk dan saya suruh semua orang di dalam untuk kumpul dan tiarap, sambil senjata saya pegang,” ungkapnya.

Sementara itu, Ali Kasri, mengaku kalau dirinya masuk ke dalam ruangan dan mengambil sebuah kotak yang diperkirakan berisi uang penuh, dan kemudian kabur dengan sepeda motor berboncengan tiga. “Kalau tugas saya ngambil uang, terus saya bawa kotak dan kemudian kami kabur,” ujarnya mengatakan kalau sempat meletuskan senjata sebanyak satu kali ke udara.

Ternyata dalam pelariannya, ketiganya sempat terjatuh lantaran gugup saat berboncengan tiga membawa kabur kotak tersebut. “Karena gugup pas bawa motor, kami sempat jatuh karena nabrak orang tua,” ujar Nasrullah.

Dan kemudian ketiganya pun menyetop sepeda motor milik warga yang melintas. “Karena kami jatuh dan sepeda motor kami rusak, kami terpaksa nyetop sepeda motor orang yang lewat, dan disitulah kami pergi menuju ke pegunungan,” jelas Nasrullah.

Kekesalan para pelaku makin bertambah ketika membuka kotak yang mereka ambil ternyata berisi slip setoran, dan tidak ada uang sedikitpun di dalamnya. “Sampe kami di gunung, kami buka kotaknya, rupanya isinya slip setoran, gak ada uangnya, cuma kertas slip setoran,” ujar Ali Kasri sambil tersenyum kecil.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/