Happy Salma
Happy Salma tak mau ada penyanyi atau artis asing lain yang bernasib sama dengan Lady Gaga. Indonesia itu dikenal negara bermartabat, makanya dihindari aksi penolakan dengan bumbu tekanan apalagi kekerasan.
“Kalau kemarin Gaga tetap nyanyi, stadion Gelora Bung Karno mau direbut paksa. Itu maksudnya apa. Kayak kurang kerjaan aja saling boikot. Kita kan negara hukum. Semua masalah diselesaikan sesuai prosedur hukum lah,” pinta Happy.
Istri bangsawan Bali Tjokorda Bagus Dwi Santana ini menyindir ribetnya prosedur izin penyanyi luar negeri untuk manggung di Indonesia. Ke depan, Happy berharap pemerintah bikin lembaga yang mengkoordinir perizinan acara hiburan di satu tempat seperti pelayanan investasi.
“Udah nggak jaman bikin izin di banyak tempat, nggak efektif. Bikin satu pintu, dikoordinir pemerintah. Tapi tetap rangkul promotor, manajemen artis, sponsor, media partner, hingga si artis. Mudah, simple dan nggak bikin pusing mereka. Artis kayak Gaga kan tamu. Sebagai tuan rumah baik, kita harus pintar layani mereka,” terang bintang film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita ini.
Daripada muter-muter di Lady Gaga, Happy mendorong semua pihak serius mengenalkan kesenian tanah air di ajang internasional.
“Kita sering dicekoki band luar negeri. Sekali-kali kek budaya dikemas wah, dipromosikan ke luar. Nggak rugi kok, malah untung,” ucap Happy.
Secara pribadi, ia tak peduli sang Mother Monster batal datang. Satu-satunya empati Happy ditujukan kepada Little Monster (fans Gaga). “Datang atau tidak, nggak peduli sih. Tapi kalau di posisi fans, saya pasti sedih banget,” tukasnya.
Bicara idola, Happy lebih suka Alanis Morissette. Baginya, diva asal Kanada itu jauh lebih komplit dari Gaga. Pemilik 10 album musik kelas dunia itu juga mahir menulis, jadi produser dan pemilik salah satu production house di Hollywood.
“Gaga kayaknya baru booming dua tahun terakhir, beda sama Morissette. Bahkan lagunya selalu saya dengar di mobil. Lagunya menginspirasi, itu yang belum saya dapat dari lagu Gaga,” ucapnya. (ins/jpnn)