26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Film Soekarno: Persembahan untuk Ayah

Film Soekarno: Indonesia Merdeka
Film Soekarno: Indonesia Merdeka

SUMUTPOS.CO – Meski sempat memicu kontroversi, Soekarno: Indonesia Merdeka akhirnya mulai tayang di bioskop hari ini. Ditemui saat gala premiere di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Senin malam (9/12), sang sutradara Hanung Bramantyo tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.

”Film ini merupakan puncak prestasi saya. Terima kasih buat Pak Raam (produser, Red), sehingga film ini bisa hadir. Dan istri saya yang begitu sabar merelakan waktu yang seharusnya untuk keluarga, tetapi dikorbankan untuk film ini,” ujarnya.

Pria asal Jogjakarta itu membutuhkan waktu setahun untuk menggarap film yang dibintangi Ario Bayu, Lukman Sardi, dan Maudy Koesnaedi itu. Mulai penulisan skenario, pengambilan gambar, hingga scoring music di Moscow, Rusia.

Saat salah satu puteri Bung Karno, Rachmawati Sukarno Putri menentang pembuatan film itu, Hanung tetap tenang dan menyelesaikan produksinya. Dia yakin film garapannya tidak menyimpang dari sejarah. ”Film ini saya persembahkan kepada bapak saya yang seminggu lalu meninggal,” katanya.

Malam itu, kebahagiaan Hanung semakin lengkap dengan hadirnya tiga anak Bung Karno yakni Guntur Sukarno Putra, Sukmawati Sukarno Putri, dan Kartika Sukarno Putri. Usai menyaksikan film itu, Kartika langsung memuji karya Hanung.

”Bagaimana pun, film ini sangat emosional. Saya sangat menyukai, dan bangga dengan ayah saya. Ini adalah film yang sangat bagus. Saya punya harapan besar untuk film ini,” tuturnya.

Menurut Guntur, film itu bisa membuat generasi muda memiliki gambaran mengenai Bung Karno, dan untuk generasi tua sebagai penjelas bagaimana sosok Soekarno seutuhnya. ”Karena ini masalah penting untuk pembangunan karakter bangsa kita di masa globalisasi seperti sekarang ini,” terangnya.

Hanya saja, dia menilai kualitasnya belum maksimal. Masih lebih bagus film biopik tentang Mahatma Gandhi dan Abraham Lincoln. ”Tetapi saya maklumi, karena ini kan film pertama kali tentang beliau (Bung Karno),” tambahnya.

”Membuat film sejarah atau tokoh nyata memang tidak mudah, membutuhkan riset yang betul-betul matang.  Jadi, film ini memang baik tetapi belum mencapai kualitas terbaik. Saya berharap ke depannya bisa lebih baik,” harap Guntur.

Sementara itu, Sukmawati memuji akting Ario Bayu yang berlakon sebagai Bung Karno. Menurutnya, aktor yang lama tinggal di Australia itu sangat menjiwai perannya. ”Tetapi sayangnya ada alur sejarahnya yang keliru, mungkin dari referensinya yang kurang benar. Tetapi untuk warming up, menceritakan tokoh pejuang kemerdekaan itu sangat penting,” ungkapnya. (ash/ind/jpnn)

Film Soekarno: Indonesia Merdeka
Film Soekarno: Indonesia Merdeka

SUMUTPOS.CO – Meski sempat memicu kontroversi, Soekarno: Indonesia Merdeka akhirnya mulai tayang di bioskop hari ini. Ditemui saat gala premiere di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Senin malam (9/12), sang sutradara Hanung Bramantyo tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.

”Film ini merupakan puncak prestasi saya. Terima kasih buat Pak Raam (produser, Red), sehingga film ini bisa hadir. Dan istri saya yang begitu sabar merelakan waktu yang seharusnya untuk keluarga, tetapi dikorbankan untuk film ini,” ujarnya.

Pria asal Jogjakarta itu membutuhkan waktu setahun untuk menggarap film yang dibintangi Ario Bayu, Lukman Sardi, dan Maudy Koesnaedi itu. Mulai penulisan skenario, pengambilan gambar, hingga scoring music di Moscow, Rusia.

Saat salah satu puteri Bung Karno, Rachmawati Sukarno Putri menentang pembuatan film itu, Hanung tetap tenang dan menyelesaikan produksinya. Dia yakin film garapannya tidak menyimpang dari sejarah. ”Film ini saya persembahkan kepada bapak saya yang seminggu lalu meninggal,” katanya.

Malam itu, kebahagiaan Hanung semakin lengkap dengan hadirnya tiga anak Bung Karno yakni Guntur Sukarno Putra, Sukmawati Sukarno Putri, dan Kartika Sukarno Putri. Usai menyaksikan film itu, Kartika langsung memuji karya Hanung.

”Bagaimana pun, film ini sangat emosional. Saya sangat menyukai, dan bangga dengan ayah saya. Ini adalah film yang sangat bagus. Saya punya harapan besar untuk film ini,” tuturnya.

Menurut Guntur, film itu bisa membuat generasi muda memiliki gambaran mengenai Bung Karno, dan untuk generasi tua sebagai penjelas bagaimana sosok Soekarno seutuhnya. ”Karena ini masalah penting untuk pembangunan karakter bangsa kita di masa globalisasi seperti sekarang ini,” terangnya.

Hanya saja, dia menilai kualitasnya belum maksimal. Masih lebih bagus film biopik tentang Mahatma Gandhi dan Abraham Lincoln. ”Tetapi saya maklumi, karena ini kan film pertama kali tentang beliau (Bung Karno),” tambahnya.

”Membuat film sejarah atau tokoh nyata memang tidak mudah, membutuhkan riset yang betul-betul matang.  Jadi, film ini memang baik tetapi belum mencapai kualitas terbaik. Saya berharap ke depannya bisa lebih baik,” harap Guntur.

Sementara itu, Sukmawati memuji akting Ario Bayu yang berlakon sebagai Bung Karno. Menurutnya, aktor yang lama tinggal di Australia itu sangat menjiwai perannya. ”Tetapi sayangnya ada alur sejarahnya yang keliru, mungkin dari referensinya yang kurang benar. Tetapi untuk warming up, menceritakan tokoh pejuang kemerdekaan itu sangat penting,” ungkapnya. (ash/ind/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/