MEDAN, SUMUTPOS.CO – Serangan Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Juli 2014 lalu terus menimbulkan kisah pilu. Tidak hanya warga Palestina yang jadi korban, bangunan yang merupakan sumbangan warga Indonesia juga diroket oleh Israel hingga rata dengan tanah. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berada di Medan pun tak bisa menyembunyikan kesedihannya. Dari Medan, dia pun meminta warga Indonesia peka terhadap apa yang terjadi di Gaza.
Adalah Graha Tahfidz Daarul Quran Indonesia di Jabalia, Gaza bagian Utara, bangunan sumbangan warga Indonesia itu. Tak tanggung-tanggung, 12 roket jatuh di Graha Tahfidz Daarul Quran Indonesia dan membuat bangunan yang baru sehari beroperasi itu porak poranda.
“Rumah kami juga rata dengan tanah,” lapor Abdillah Onim dalam rilis yang dikirim PPPA Daarul Quran, Selasa (15/7).
Padahal, tutur Koordinator Graha Tahfidz Daarul Quran Indonesia itu, sejak 11 bulan lalu sudah mensterilkan titik pelontar roket dari sekitar Graha Daqu. “Sebelum membangun Graha Tahfidz Qur’an Indonesia di sini, saya sudah berkoordinasi dengan pemerintah setempat. Kami minta para pejuang memindahkan pelontaran roket dari sekitar sini. Sebab, Israel akan membalas menyerang asal roket yang mengenai wilayahnya dengan serangan yang menghancurkan,” ungkap Abdillah Onim.
Graha Tahfidz Quran Indonesia mulai diroket pada Senin, 7 Juli 2014, yang menghancurkan akses jalan, tembok luar, kaca-kaca, dan sebagian atap bangunan. Namun sudah tidak kondusif untuk dipakai para santri Penghafal Quran. Bahkan seorang wali santri yang bernama Abu Jabal Basliqy, tewas terkena roket ketika tengah menumpang mobil di Gaza City.
Waktu itu, pukul 16.00 waktu Gaza, sebuah jet tempur F16 Israel terbang rendah di atas apartemen keluarga Abdillah. Tiba-tiba jet itu menembakkan sebuah roket seberat 1 ton. Roket yang mampu mengejar sasaran sejauh 1 km itu panjangnya lebih 2 meter. Roket Israel jatuh hanya 20 meter dari kediaman Abdillah. Akibatnya, tembok apartemen hancur, demikian juga genteng dan kaca-kaca pecah berantakan. Titik jatuhnya roket menimbulkan kubangan sedalam 50 meter dengan diameter sekitar 15 meter.
“Saat serangan roket, saya bersama anak dan istri sedang berada di dalam rumah. Alhamdulillah kami selamat dan tidak terluka sedikitpun, akan tetapi tetangga kami Muhammad Jomah mengalami luka-luka akibat terkena serpihan roket,” tutur Abdillah.
Dengan hanya membawa laptop, kamera dan paspor, Abdillah mengajak keluarganya mengungsi. Istrinya, Rajaa Al Hirthani yang tengah hamil 7 bulan, hanya menenteng tas jinjing kecil. Sedangkan putri mereka, Marwiyah Filind (3), digendong sang ayah sambil memeluk boneka biru kecil. Perhitungan Abdillah tepat. Esok harinya hingga Senin 14 Juli 2014, Israel terus menghujani rumahnya dan Graha dengan roket yang sama. Kedua sasaran pun tak lagi bisa dihuni. “Allah Yang Maha Kuasa akan mengalahkan Israel dan menggerakkan kaum muslimin Indonesia untuk membangun kembali Graha Tahfidz Daarul Quran di lokasi yang sama,” serunya optimis.
Graha Tahfidz Daarul Qur’an sendiri baru selesai dibangun pertengahan Juni kemarin setelah 10 bulan pengerjaan. Graha Tahfidz ini digunakan untuk anak-anak Gaza menghafal Alquran, menghafal hadis, mengkaji Alquran dan kisah-kisah nabi.
Graha Tahfidz Daqu Gaza berdiri di atas lahan seluas 260 meter persegi hasil sumbangan Muslimin Indonesia. Gedung tiga lantai ini memiliki pintu masuk dan ruangan terpisah antara kaum pria dan wanita. Ruang utama di lantai untuk kelas menghafal Alquran yang terdiri dua ruangan terpisah bagi pria dan wanita dengan kapasitas lebih dari 140 anak usia lima hingga 20 tahun.
Dari Medan, Presiden SBY mengatakan Pemerintah Indonesia telah memberikan bantuan kemanusiaan US 10 juta dolar atau Rp11 miliar lebih untuk Palestina. Menurut SBY, upaya itu merupakan langkah konkret dalam membantu Gaza, mengingat kondisi warga negara di sana kian memprihatinkan.
“Saya mengajak kita semua untuk peka menyikapi peristiwa yang menerpa warga Gaza,” seru SBY saat memberi sambutan dalam acara buka bersama di rumah dinas Gubernur Sumut Jalan Sudirman No 41 Medan, Selasa (15/7) malam.
Diawal sambutannya, Presiden SBY sempat berkomunikasi dengan Ketua MUI Sumut Abdullah Syah perihal kondisi terkini di Gaza, Palestina. Dari hasil pembicaraan tersebut, SBY langsung memberi jawaban tentang upaya konkret Pemerintah Indonesia menyikapi peristiwa di Palestina. Tak hanya bantuan kemanusiaan, presiden juga meminta menteri luar negeri intens melakukan upaya-upaya diplomasi dengan pihak terkait agar dapat menghentikan serangan Israel.
“Tentu kita tidak bisa membiarkan aksi-aksi kekerasan itu terus menerus terjadi. Sasaran diplomasi Pemerintah Indonesia jelas dan tegas meminta agar serangan Israel dihentikan,” paparnya.
Pemerintah Indonesia juga berinisiatif persoalan itu ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Di mana hasilnya mendapat sambutan positif, tidak hanya dari kalangan bangsa sendiri, namun dari negara-negara yang tergabung dalam organisasi tersebut. “Jadi kita adalah inisiator dalam menggalang kekuatan dengan bangsa lain untuk menghentikan genjatan senjata yang melukai warga Gaza. Jika rakyat Indonesia ingin membantu jangan sungkan dan bantulah saudara-saudara kita di sana,” imbuhnya.
Bahkan, SBY mengungkapkan, usai mengetahui perkembangan terkini tentang Gaza, ia akan melanjutkan komunikasi dengan Organisasi Konferensi Islam (OKI), Sekjen PBB, dan juga Presiden Amerika Serikat Barrack Obama.
“Meskipun akhirnya serangan Israel ke Gaza berhenti, Pemerintah Indonesia tetap akan melanjutkan diplomasi dan membantu rakyat Gaza. Saya akan sampaikan kepada Sekjen PBB dan Obama bahwa ini sangat melukai perasaan umat Islam, apalagi ini terjadi saat bulan suci Ramadan. Yang jelas saya akan melanjutkan diplomasi dan berharap semoga saudara-saudara kita dibebaskan dari genjatan senjata,” ungkap suami Ani Yudhoyono itu, seraya menyebut bahwa RI-Iran sudah sepakat melakukan sesuatu terhadap aksi-aksi penyerangan Israel tersebut. (bbs/prn/rbb)