26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Isu Diskriminasi Hiasi The Oscars

 Sejak rilis di bioskop pada November 2014, film drama sejarah yang menceritakan Martin Luther King, Jr tersebut dipuji.
Sejak rilis di bioskop pada November 2014, film drama sejarah yang menceritakan Martin Luther King, Jr tersebut dipuji.

LOS ANGELES, SUMUTPOS.CO – Pengumuman nominasi Academy Awards pada Kamis (15/1) memicu kritik. Banyak pihak yang menilai bahwa nominasi tahun ini kurang beragam. Hal itu ditunjukkan dari dominasi kulit putih dalam nominenya. Terutama untuk kategori individu. Hollywood dianggap gagal memasukkan kaum minoritas ke jajaran elite calon penerima Piala Oscar.

Sebagai contohnya film Selma. Sejak rilis di bioskop pada November 2014, film drama sejarah yang menceritakan Martin Luther King, Jr tersebut dipuji. Bahkan, film yang disutradarai Ava DuVernay itu disebut-sebut akan berjaya di Oscar nanti. Selain ceritanya yang kuat, akting pemainnya memukau. Tetapi ternyata, Selma dipermalukan.

Film yang juga diproduseri Oprah Winfrey dan Brad Pitt tersebut hanya masuk dua nominasi, yakni Best Picture dan Original Song. Sutradara, aktor, dan aktris film itu sama sekali tidak masuk nominasi individu yang bergengsi tersebut.

Mereka yang berada dalam kategori itu adalah aktor-aktor berkulit putih. Itu adalah kali kedua Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS) sama sekali tidak memasukkan pelaku film berkulit hitam. Pada 1998, hal serupa pernah terjadi. Ironis sekali. Sebab, presiden AMPAS saat ini adalah presiden kulit hitam pertama, Cheryl Boone Isaacs.

“Melihat nominasi Oscar, menggambarkan antara industri dan Amerika, tidak ada kesinambungan,” kata Darnell Hunt, direktur Ralph J. Bunche Center for African American Studies di UCLA yang juga penulis The Hollywood Diversity Report sebagaimana dilansir LA Times. Dia juga mengkritik AMPAS. “Kalau begini, terlihat sekali bahwa penghargaan ini untuk orang kulit putih,” katanya. Bahkan, setelah nominasi diumumkan, netizen langsung ramai membicarakan masalah tersebut. Di Twitter, banyak pengguna yang nge-tweet dengan tagar #OscarssoWhite.

Menanggapi polemik itu, Isaacs pun angkat bicara. Dia menyatakan, pihaknya akan mengambil langkah untuk mengatasi hal tersebut. “Dua tahun terakhir, kami telah membuat langkah besar dari sebelumnya. Hal itu kami lakukan untuk menjadi organisasi dengan keragaman,” katanya kepada Associated Press Jumat sore. “Secara personal, saya senang dan berharap melihat ada banyak keragaman budaya dalam nominasi yang kami putuskan,” paparnya.

Dengan memasukkan Selma sebagai nominasi film terbaik, itu bukti bahwa AMPAS tidak mengabaikan kaum minoritas. “Yang terpenting adalah kita tetap punya Selma dalam nominasi. Film ini fantastis. Itu sebabnya dinominasikan sebagai film terbaik. Yang mana, kategori itu dipilih tujuh ribu anggota AMPAS,” jelas Isaacs.

Berdasar survei Associated Press pada 2012, 94 persen anggota AMPAS berkulit putih. Sebagian besar di antara mereka adalah laki-laki dengan usia sekitar 62 tahun. Tidak ada persyaratan untuk pensiun. Secara keseluruhan, film yang paling banyak masuk nominasi Oscars adalah Birdman dan The Grand Budapest Hotel (masing-masing 9 nominasi).

Di bawahnya ada The Imitation Game (8 nominasi). Juga, Boyhood dan American Sniper (masing-masing 6 nominasi). Malam penghargaan Oscars sendiri dihelat pada Minggu, 22 Februari, di Dolby Theatre, Los Angeles. Neil Patrick Harris yang akan menjadi host tahun ini. Kita tunggu kejutan di panggung The Oscars bulan depan. (c15/jan)

 Sejak rilis di bioskop pada November 2014, film drama sejarah yang menceritakan Martin Luther King, Jr tersebut dipuji.
Sejak rilis di bioskop pada November 2014, film drama sejarah yang menceritakan Martin Luther King, Jr tersebut dipuji.

LOS ANGELES, SUMUTPOS.CO – Pengumuman nominasi Academy Awards pada Kamis (15/1) memicu kritik. Banyak pihak yang menilai bahwa nominasi tahun ini kurang beragam. Hal itu ditunjukkan dari dominasi kulit putih dalam nominenya. Terutama untuk kategori individu. Hollywood dianggap gagal memasukkan kaum minoritas ke jajaran elite calon penerima Piala Oscar.

Sebagai contohnya film Selma. Sejak rilis di bioskop pada November 2014, film drama sejarah yang menceritakan Martin Luther King, Jr tersebut dipuji. Bahkan, film yang disutradarai Ava DuVernay itu disebut-sebut akan berjaya di Oscar nanti. Selain ceritanya yang kuat, akting pemainnya memukau. Tetapi ternyata, Selma dipermalukan.

Film yang juga diproduseri Oprah Winfrey dan Brad Pitt tersebut hanya masuk dua nominasi, yakni Best Picture dan Original Song. Sutradara, aktor, dan aktris film itu sama sekali tidak masuk nominasi individu yang bergengsi tersebut.

Mereka yang berada dalam kategori itu adalah aktor-aktor berkulit putih. Itu adalah kali kedua Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS) sama sekali tidak memasukkan pelaku film berkulit hitam. Pada 1998, hal serupa pernah terjadi. Ironis sekali. Sebab, presiden AMPAS saat ini adalah presiden kulit hitam pertama, Cheryl Boone Isaacs.

“Melihat nominasi Oscar, menggambarkan antara industri dan Amerika, tidak ada kesinambungan,” kata Darnell Hunt, direktur Ralph J. Bunche Center for African American Studies di UCLA yang juga penulis The Hollywood Diversity Report sebagaimana dilansir LA Times. Dia juga mengkritik AMPAS. “Kalau begini, terlihat sekali bahwa penghargaan ini untuk orang kulit putih,” katanya. Bahkan, setelah nominasi diumumkan, netizen langsung ramai membicarakan masalah tersebut. Di Twitter, banyak pengguna yang nge-tweet dengan tagar #OscarssoWhite.

Menanggapi polemik itu, Isaacs pun angkat bicara. Dia menyatakan, pihaknya akan mengambil langkah untuk mengatasi hal tersebut. “Dua tahun terakhir, kami telah membuat langkah besar dari sebelumnya. Hal itu kami lakukan untuk menjadi organisasi dengan keragaman,” katanya kepada Associated Press Jumat sore. “Secara personal, saya senang dan berharap melihat ada banyak keragaman budaya dalam nominasi yang kami putuskan,” paparnya.

Dengan memasukkan Selma sebagai nominasi film terbaik, itu bukti bahwa AMPAS tidak mengabaikan kaum minoritas. “Yang terpenting adalah kita tetap punya Selma dalam nominasi. Film ini fantastis. Itu sebabnya dinominasikan sebagai film terbaik. Yang mana, kategori itu dipilih tujuh ribu anggota AMPAS,” jelas Isaacs.

Berdasar survei Associated Press pada 2012, 94 persen anggota AMPAS berkulit putih. Sebagian besar di antara mereka adalah laki-laki dengan usia sekitar 62 tahun. Tidak ada persyaratan untuk pensiun. Secara keseluruhan, film yang paling banyak masuk nominasi Oscars adalah Birdman dan The Grand Budapest Hotel (masing-masing 9 nominasi).

Di bawahnya ada The Imitation Game (8 nominasi). Juga, Boyhood dan American Sniper (masing-masing 6 nominasi). Malam penghargaan Oscars sendiri dihelat pada Minggu, 22 Februari, di Dolby Theatre, Los Angeles. Neil Patrick Harris yang akan menjadi host tahun ini. Kita tunggu kejutan di panggung The Oscars bulan depan. (c15/jan)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/