29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

CHRISTINE HAKIM

Christine Hakim
Christine Hakim

SUMUTPOS.CO – Christine Hakim genap 57 tahun, 25 Desember lalu. Memulai karir aktingnya pada 1973 saat berusia 17 tahun, dia masih kebanjiran tawaran main film hingga hari ini. Tetapi prinsip perempuan kelahiran Kuala Tungkal, Jambi itu tetap sama, membatasi tampil di depan kamera untuk menjaga kualitas akting.

Baginya, maksimal tiga film dalam setahun. Lebih dari itu, kualitas akting dipertanyakan. Belum lagi, kejenuhan penonton saat terlalu sering menghiasi layar bioskop. ”Saya kira dalam setahun jangan (membintangi) lebih dari dua atau tiga judul film. Kalau terlalu banyak muncul, nggak lucu juga,” ujarnya ditemui di kawasan Perdatam, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Tahun ini, pemilik nama lengkap Herlina Christine Natalia Hakim itu akan berlakon dalam tiga film. Yakni film tentang HOS Tjokroaminoto yang disutradarai Garin Nugroho, Jejak Dedari besutan Erwin Arnada, dan yang pekan lalu rilis, Retak Gading. Sebenarnya, ada beberapa judul film lagi yang disodorkan kepada aktris yang beradu akting dengan Julia Roberts dalam Eat Pray Love itu.

”Tawaran dari tahun 2013 sampai 2014 itu, mungkin ada lebih dari lima film. Tapi saya nggak mungkin ambil semua, karena film itu prosesnya nggak bisa saya asal mainkan,” katanya. Ada proses reading atau pendalaman skenario , serta observasi untuk mendalami karakter yang akan dimainkan. Prosesnya tidak sebentar, butuh berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.

Makanya, dia tidak berani menerima lebih dari tiga film dalam setahun agar kualitas akting terjaga. ”Prosesnya (pendalaman akting) kan memang lebih panjang, kalau mau betul-betul masuk dalam karakter di film. Nggak bisa sembarangan,” ungkap peraih Lifetime Achievement SCTV Awards 2002 itu.

Komitmennya itu berbuah penghargaan. Dia mengantongi enam Piala Citra dan empat piala Asia Pacific International Film Festival. Semuanya untuk kategori aktris terbaik. Bahkan pada 2002, dia ditunjuk sebagai juri Festival Film Cannes di Prancis, bersama David Lynch, Sharon Stone, dan Michelle Yeoh. Christine Hakim menjadi orang Indonesia pertama yang berhasil duduk di kursi juri ajang bergengsi perfilman dunia itu.

Menurutnya, semua itu tidak terlepas dari dukungan orang-orang di sekitarnya, terutama keluarga. Dukungan keluarga lah yang membuatnya eksis di dunia seni peran selama berpuluh-puluh tahun. ”Keluarga besar dukung saya. Teman-teman juga mendukung. Itu jadi kekuatan saya,” tuturnya. (ash)

Christine Hakim
Christine Hakim

SUMUTPOS.CO – Christine Hakim genap 57 tahun, 25 Desember lalu. Memulai karir aktingnya pada 1973 saat berusia 17 tahun, dia masih kebanjiran tawaran main film hingga hari ini. Tetapi prinsip perempuan kelahiran Kuala Tungkal, Jambi itu tetap sama, membatasi tampil di depan kamera untuk menjaga kualitas akting.

Baginya, maksimal tiga film dalam setahun. Lebih dari itu, kualitas akting dipertanyakan. Belum lagi, kejenuhan penonton saat terlalu sering menghiasi layar bioskop. ”Saya kira dalam setahun jangan (membintangi) lebih dari dua atau tiga judul film. Kalau terlalu banyak muncul, nggak lucu juga,” ujarnya ditemui di kawasan Perdatam, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Tahun ini, pemilik nama lengkap Herlina Christine Natalia Hakim itu akan berlakon dalam tiga film. Yakni film tentang HOS Tjokroaminoto yang disutradarai Garin Nugroho, Jejak Dedari besutan Erwin Arnada, dan yang pekan lalu rilis, Retak Gading. Sebenarnya, ada beberapa judul film lagi yang disodorkan kepada aktris yang beradu akting dengan Julia Roberts dalam Eat Pray Love itu.

”Tawaran dari tahun 2013 sampai 2014 itu, mungkin ada lebih dari lima film. Tapi saya nggak mungkin ambil semua, karena film itu prosesnya nggak bisa saya asal mainkan,” katanya. Ada proses reading atau pendalaman skenario , serta observasi untuk mendalami karakter yang akan dimainkan. Prosesnya tidak sebentar, butuh berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.

Makanya, dia tidak berani menerima lebih dari tiga film dalam setahun agar kualitas akting terjaga. ”Prosesnya (pendalaman akting) kan memang lebih panjang, kalau mau betul-betul masuk dalam karakter di film. Nggak bisa sembarangan,” ungkap peraih Lifetime Achievement SCTV Awards 2002 itu.

Komitmennya itu berbuah penghargaan. Dia mengantongi enam Piala Citra dan empat piala Asia Pacific International Film Festival. Semuanya untuk kategori aktris terbaik. Bahkan pada 2002, dia ditunjuk sebagai juri Festival Film Cannes di Prancis, bersama David Lynch, Sharon Stone, dan Michelle Yeoh. Christine Hakim menjadi orang Indonesia pertama yang berhasil duduk di kursi juri ajang bergengsi perfilman dunia itu.

Menurutnya, semua itu tidak terlepas dari dukungan orang-orang di sekitarnya, terutama keluarga. Dukungan keluarga lah yang membuatnya eksis di dunia seni peran selama berpuluh-puluh tahun. ”Keluarga besar dukung saya. Teman-teman juga mendukung. Itu jadi kekuatan saya,” tuturnya. (ash)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/