Menjadi seorang diva tidaklah mudah. Itu yang dirasakan Titi Sjuman. Drummer sekaligus pemain film tersebut merasakan betapa susahnya menjaga penampilan sebagai perempuan yang selalu mendapat sorotan, terutama media.
Tentu saja, itu tidak terjadi dalam kehidupan nyata. Pengalaman tersebut merupakan bagian dari perannya dalam film Cahaya di Atas Cahaya. Dalam film yang skenarionya ditulis Emha Ainun Najib bersama Viva Westi tersebut.
Titi bermain sebagai Raya, diva yang sedang menulis biografi. Menurut Titi, karakter Raya jauh berbeda dengan dirinya. “Raya itu fluktuatif. Nggak stabil. Kalau saya, kan sama crew ramah. Nah, si diva ini sama orang-orang yang kerja sama dia nggak ada kompromi,” katanya ketika ditemui di Blitz MegaPlex GI kemarin (18/5).
Titi mengatakan melihat banyak figur diva demi memperkaya wawasan. “Ya, berusaha kaya Mbak KD (Krisdayanti) gitu kan. Dia memperhatikan kecantikan dirinya. Bersihin gigi supaya kinclong aja gue udah merasa sakit banget,” jelasnya. Selain proses menjadi diva, yang dirasa cukup sulit oleh Titi adalah dialog. “Sedikit merasa terbebani kalau tidak bisa membawakan persis dengan yang Cak Nun mau,” lanjutnya.
Ibu satu anak itu menuturkan, dirinya sempat tidak percaya ketika ditunjuk memerankan karakter seorang diva. Rencananya, syuting film yang mengambil tempat di Jakarta dan Bali tersebut berlangsung mulai 23 Mendatang. “Saya sempat bilang sama Bu Dewi (produser Dewi Umaya Rachman) dan Mbak Westy, Mbak? sebelumnya gue kan jadi TKI. Tapi, ga tau deh,” ungkapnya.
Selain berakting, dalam film yang juga dibintangi Tio Pakusadewo tersebut, Titi terlibat dalam scoring musik. “Dalam film sebelumnya, saya buat musik saat syuting. Nyicil. Biasanya dapat aja inspirasinya. Nah, kalau ini, saya udah dapat inspirasi duluan, terus saya serahkan ke Aksan,” katanya. Yang dimaksud tentu saja Aksan Sjuman, suami Titi yang juga seorang musikus. (jan/c4/any/jpnn)