28.9 C
Medan
Friday, May 31, 2024

Sutradara Terpilih versi Piala Maya

Acha Septriasa
Acha Septriasa

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Acha Septriasa, 25, menerima penghargaan untuk kategori Sutradara Film Omnibus Terpilih dan Aktris Film Omnibus Terpilih dalam ajang Piala Maya 2014. Dia berjaya lewat film Firasat.

Penghargaan yang diterima di Museum Nasional, Jakarta Pusat, pada Sabtu malam (20/12) itu makin memotivasi Acha untuk menggarap film lain.

Acha mengungkapkan, bekerja di belakang layar merupakan hal baru bagi dirinya. Menjadi sutradara memang tidak mudah. Apalagi dia belum ingin melepas profesinya sebagai pemeran. “Nggak nyangka banget. Piala ini membuat saya melupakan sakit karena saya belum tidur hari ini. Mudah-mudahan saya bisa meraih penghargaan untuk sutradara full movie,” kata dia.

Berkarya di depan dan belakang layar, menurut Acha, adalah strategi agar tetap eksis di dunia hiburan. “Kesempatan di dunia film akan sempit kalau kita tidak mencoba banyak hal. Setiap waktu, selalu ada bintang baru. Saya sudah 10 tahun berkarir. Masak sih saya tidak mau buat langkah baru,” ujarnya.

Kini Acha menyatakan sedang menikmati dua dunia tersebut. Banyak hal yang terjadi saat dia harus berperan ganda, yakni jadi pemain sekaligus sutradara. Salah satunya, dia lebih sering marah-marah saat berada di lokasi film.

“Sebagai pemain, baru kali ini saya marah-marah di lokasi. Sebab, saya juga berperan sebagai sutradara,” jelasnya. “Untuk kali pertama, saya juga merasa bangga di lokasi dipanggil ibu, haha…,” lanjut dia.

Di samping itu, Acha merasa bebannya kian berat. Dia harus memiliki imajinasi sebagai sutradara. “Semua orang tanya kepada saya, art director, semuanya,” ungkapnya.

Dengan pengalaman tersebut, Acha makin menghormati profesi seorang sutradara. Pemain dalam film 99 Cahaya di Langit Eropa itu tengah mempersiapkan film layar lebar bergenre drama dan komedi. “Tahun ini saya ada enam film. Tahun depan yang belum tayang masih dua film,” paparnya. (dod/c14/jan)

Acha Septriasa
Acha Septriasa

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Acha Septriasa, 25, menerima penghargaan untuk kategori Sutradara Film Omnibus Terpilih dan Aktris Film Omnibus Terpilih dalam ajang Piala Maya 2014. Dia berjaya lewat film Firasat.

Penghargaan yang diterima di Museum Nasional, Jakarta Pusat, pada Sabtu malam (20/12) itu makin memotivasi Acha untuk menggarap film lain.

Acha mengungkapkan, bekerja di belakang layar merupakan hal baru bagi dirinya. Menjadi sutradara memang tidak mudah. Apalagi dia belum ingin melepas profesinya sebagai pemeran. “Nggak nyangka banget. Piala ini membuat saya melupakan sakit karena saya belum tidur hari ini. Mudah-mudahan saya bisa meraih penghargaan untuk sutradara full movie,” kata dia.

Berkarya di depan dan belakang layar, menurut Acha, adalah strategi agar tetap eksis di dunia hiburan. “Kesempatan di dunia film akan sempit kalau kita tidak mencoba banyak hal. Setiap waktu, selalu ada bintang baru. Saya sudah 10 tahun berkarir. Masak sih saya tidak mau buat langkah baru,” ujarnya.

Kini Acha menyatakan sedang menikmati dua dunia tersebut. Banyak hal yang terjadi saat dia harus berperan ganda, yakni jadi pemain sekaligus sutradara. Salah satunya, dia lebih sering marah-marah saat berada di lokasi film.

“Sebagai pemain, baru kali ini saya marah-marah di lokasi. Sebab, saya juga berperan sebagai sutradara,” jelasnya. “Untuk kali pertama, saya juga merasa bangga di lokasi dipanggil ibu, haha…,” lanjut dia.

Di samping itu, Acha merasa bebannya kian berat. Dia harus memiliki imajinasi sebagai sutradara. “Semua orang tanya kepada saya, art director, semuanya,” ungkapnya.

Dengan pengalaman tersebut, Acha makin menghormati profesi seorang sutradara. Pemain dalam film 99 Cahaya di Langit Eropa itu tengah mempersiapkan film layar lebar bergenre drama dan komedi. “Tahun ini saya ada enam film. Tahun depan yang belum tayang masih dua film,” paparnya. (dod/c14/jan)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/