30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Makin Berat, Makin Bawel

Arumi Bachsin
Arumi Bachsin

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pasangan Arumi Bachsin, 20, dan Ahmad Hermanto (Emil) Dardak, 30, tengah menanti kelahiran buah hati pertama. Kemarin (30/3) mereka menyelenggarakan prosesi tujuh bulanan di rumah baru yang segera mereka tempati setelah anak lahir.

Emil menjelaskan, sebenarnya saat ini usia kandungan isterinya sudah menginjak delapan bulan. “Tapi, sempatnya baru sekarang. Alhamdulillah, Arumi sehat. Yang dikeluhin cuma karena berat. Dia juga makin bawel. Saya sih pasrah aja,” tutur Emil seusai acara yang diadakan di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, tersebut.

Arumi menjalani prosesi siraman dengan kemben hitam yang membelit tubuhnya dan ditutup rangkaian melati. Secara bergantian, orang tua dan anggota keluarga lain menyiramkan air berisi kembang setaman sambil mendoakan bayi dalam perut Arumi.

Arumi ikut berdoa agar anaknya nanti bisa khatam Alquran seperti Emil. Setelah prosesi siraman, giliran Emil yang mengusapkan telur ayam, dari kepala sampai perut Arumi, dengan mengucapkan “lanang gelem wadon gelem, waton selamet” (laki-laki atau perempuan diterima, yang penting lahir dengan selamat). Kemudian, telurnya dipecahkan sebagai simbol dan harapan si jabang bayi bisa lahir dengan mudah, semudah telur yang pecah.

Prosesi dilanjutkan dengan Emil memecahkan kelapa muda (cengkir). Menurut kepercayaan orang Jawa, jika air kelapa yang dipecah mancur ke atas, pertanda bahwa bayinya berjenis kelamin laki-laki. Sebaliknya, jika air kelapanya merembes keluar, bayi dalam perut Arumi adalah perempuan. Menurut hasilnya, air kelapa yang dipecah Emil hanya merembes keluar. “Jenis kelamin” Rahasia. Mau laki-laki atau perempuan sama. Bagi saya, yang penting, bayinya lahir dengan selamat,” ungkap Emil.

Setelah usia kandungan melewati tujuh bulan, Emil dan Arumi mulai membeli perlengkapan bayi. Selama ini dia dan isterinya baru melihat-lihat. Untuk nama calon anak, mereka belum menentukan pilihan, baru sekadar mencari nama-nama yang mungkin sesuai dengan harapan mereka terhadap si jabang bayi.

Emil mengungkapkan, semakin mendekati bulan persalinan, dirinya semakin protektif. Arumi dilarang keluar kota atau bepergian dengan menggunakan pesawat. Emil juga mengurangi aktivitasnya di luar kota agar bisa menjadi suami siaga. “Due date-nya awal Mei. Tapi, kan akurasinya biasanya kurang ya. Jadi, sejak April, kami siap-siap lah,” ujarnya.

Menurut Emil, isterinya menyatakan siap melahirkan secara alami. Selama ini Arumi sudah mengikuti senam hamil dan pelatihan. Dengan begitu, dia bisa melahirkan dengan lancar. (yas/c14/ayi)

Arumi Bachsin
Arumi Bachsin

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pasangan Arumi Bachsin, 20, dan Ahmad Hermanto (Emil) Dardak, 30, tengah menanti kelahiran buah hati pertama. Kemarin (30/3) mereka menyelenggarakan prosesi tujuh bulanan di rumah baru yang segera mereka tempati setelah anak lahir.

Emil menjelaskan, sebenarnya saat ini usia kandungan isterinya sudah menginjak delapan bulan. “Tapi, sempatnya baru sekarang. Alhamdulillah, Arumi sehat. Yang dikeluhin cuma karena berat. Dia juga makin bawel. Saya sih pasrah aja,” tutur Emil seusai acara yang diadakan di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, tersebut.

Arumi menjalani prosesi siraman dengan kemben hitam yang membelit tubuhnya dan ditutup rangkaian melati. Secara bergantian, orang tua dan anggota keluarga lain menyiramkan air berisi kembang setaman sambil mendoakan bayi dalam perut Arumi.

Arumi ikut berdoa agar anaknya nanti bisa khatam Alquran seperti Emil. Setelah prosesi siraman, giliran Emil yang mengusapkan telur ayam, dari kepala sampai perut Arumi, dengan mengucapkan “lanang gelem wadon gelem, waton selamet” (laki-laki atau perempuan diterima, yang penting lahir dengan selamat). Kemudian, telurnya dipecahkan sebagai simbol dan harapan si jabang bayi bisa lahir dengan mudah, semudah telur yang pecah.

Prosesi dilanjutkan dengan Emil memecahkan kelapa muda (cengkir). Menurut kepercayaan orang Jawa, jika air kelapa yang dipecah mancur ke atas, pertanda bahwa bayinya berjenis kelamin laki-laki. Sebaliknya, jika air kelapanya merembes keluar, bayi dalam perut Arumi adalah perempuan. Menurut hasilnya, air kelapa yang dipecah Emil hanya merembes keluar. “Jenis kelamin” Rahasia. Mau laki-laki atau perempuan sama. Bagi saya, yang penting, bayinya lahir dengan selamat,” ungkap Emil.

Setelah usia kandungan melewati tujuh bulan, Emil dan Arumi mulai membeli perlengkapan bayi. Selama ini dia dan isterinya baru melihat-lihat. Untuk nama calon anak, mereka belum menentukan pilihan, baru sekadar mencari nama-nama yang mungkin sesuai dengan harapan mereka terhadap si jabang bayi.

Emil mengungkapkan, semakin mendekati bulan persalinan, dirinya semakin protektif. Arumi dilarang keluar kota atau bepergian dengan menggunakan pesawat. Emil juga mengurangi aktivitasnya di luar kota agar bisa menjadi suami siaga. “Due date-nya awal Mei. Tapi, kan akurasinya biasanya kurang ya. Jadi, sejak April, kami siap-siap lah,” ujarnya.

Menurut Emil, isterinya menyatakan siap melahirkan secara alami. Selama ini Arumi sudah mengikuti senam hamil dan pelatihan. Dengan begitu, dia bisa melahirkan dengan lancar. (yas/c14/ayi)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/