SUMUTPOS.CO – Inneke Koesherawati tidak pernah jauh dari buah hatinya. Sejak menjadi ibu rumah tangga dan memutuskan mengurangi aktivitasnya di dunia hiburan, dia banyak melakukan kegiatan bersama Muhammad Rahli Ibrahi dan Siti Rahli Ibrahim.
Untuk urusan tidur pun, dia selalu tidur berdampingan bersama suami dan kedua anaknya. ”Kebahagiaan saya yang paling enak adalah sama anak. Tapi kan nanti kalau sudah 7 tahun dia harus tidur pisah,” ujarnya di Senayan City, Jakarta Pusat.
Sebenarnya, masing-masing sudah disiapkan kamar pribadi. Hanya saja, perempuan 37 tahun itu merasa berat hati tidur terpisah dengan mereka. ”Anak-anak kan masih tidur di antara saya dan suami. Anak saya yang cowok, dia itu kayak obat tidur buat saya. Kalau sudah meluk dia, rasanya pengen tidur,” kata istri Fahmi Darmawangsyah itu.
Kedua anaknya sangat manja. Saat berkumpul, ada saja bahan candaan yang membuat mereka betah di dalam kamar. ”Dua-duanya (manja) kayaknya,” katanya. Momen-momen itu lah yang tidak ingin dihilangkannya. Tetapi menyadari usia kedua anaknya terus bertambah, bintang film Kenikmatan Tabu itu mulai membiasakan mereka tidur sendiri.
Inneke pun harus menghilangkan kebiasaannya tidur memeluk anak laki-lakinya. ”Saya yang paling tergantung sama anak saya. Sebenarnya nggak boleh ya,” tuturnya. Selain membiasakan anak-anaknya mandiri, dia tidak mau anak-anaknya tergantung sama orangtuanya. ”Apalagi dia laki-laki, biar nggak tergantung sama ibunya juga,” tambahnya.
Nah, untuk menambah waktu berkumpul bersama dua buah hatinya, Inneke berusaha untuk hadir ditengah mereka. Di saat ada kesibukan, aktris kelahiran Jakarta, 13 Desember 1975 ini memberikan pengertian. ”Dia nggak protes. Aku sengaja nggak syuting, karena nggak mau jauh dari dia,” terangnya.
Sebagai ibu, Inneke mengaku sosok demokratis. Dia menghindari kekerasan saat mendidik mereka, dan berusaha menempatkan diri sebagai teman agar anak-anaknya tidak merasa sungkan menceritakan apa saja.
”Saya terkadang suka marah sama anak saya, semisal kalau dia bercanda lagi belajar, sekolah nggak benar. Ternyata itu nggak boleh, karena itu maksain kehendak kita. Kita harus memposisikan diri sebagai mereka. Makanya, saya sangat menyesal,” pungkasnya. (ash)