BEIJING- Pemerintah Cina kembali melakukan pembatasan lebih ketat terhadap kepada media internasional, bahkan pembatasan itu sampai kepada melarang wartawan asing melakukan reportase di sekitar taman Shanghai dan sepanjang jalan utama di pusat perbelanjaan Beijing setelah laporan unjuk rasa di kedua tempat itu muncul secara online.
Seperti dikutip dari AP, pembatasan baru tersebut mengharuskan izin khusus bagi setiap wartawan asing untuk datang dan bekerja, setelah sejumlah jurnalis diserang dan dilecehkan saat melakukan reportase di wilayah yang sama selama akhir pekan.
Koordinator Komite Perlindungan Jurnalis wilayah Asia, Bob Dietz mengungkapkan, perlakuan terhadap wartawan di Beijing, Minggu (27/2) lalu adalah agresi terburuk terhadap pers asing yang kita lihat, sejak Olimpiade 2008.
Sejumlah koresponden asing dari Club of China menyatakan, para jurnalis dari 15 organisasi media encoba melakukan reportase secara dekat, namun mengalami gangguan serius. Wartawan dari lima organisasi berita melaporkan, peralatan mereka disita serta materi pelaporan dihancurkan, ungkap FCCC dalam sebuah pernyataan.
Bloomberg News mengungkapkan, salah satu wartawannya diserang lima pria yang diduga petugas keamanan berpakaian preman dan kamera video milik sang jurnalis disita.
Seorang wartawan BBC dan rekannya dikasari serta dilemparkan ke dalam van oleh sejumlah pria berpakaian preman. Para diplomat AS dan Eropa telah mengkritik pihak berwenang Cina atas perlakuan tersebut.
Kekerasan dan pembatasan ketat mengikuti seruan secara online untuk melakukan protes damai setiap hari Minggu di puluhan kota di Cina, terinspirasi oleh demonstrasi yang menyapu Timur Tengah. (bbs/jpnn)