SEOUL – Pemerintah Korea Selatan (Koresl) memberikan peluang perundingan kembali dengan Korea Utara (Korut). Tapi, Kosel sendiri mengakui jalan perundingan sangat tipis. Pasalnya, Korut belum menarik rencananya lepaskan serangan ke Korsel.
Demikian disampaikan, Presiden Korea Selatan, Lee Myung-bak, Selasa (1/3) saat menanggapi seruan munculnya ketegangan Korsel dan Korut, terkait adanya rencana militer Korsel latihan dengan militer Amerika Serikat (AS) di wilayah perbatasan.
“Kami siap berdialog dengan Korut setiap saat dan dengan pikiran terbuka,” kata Lee Myung-bak dalam pidato mem peringati ulang tahun pemberontakan anti Jepang tahun 1919.
Dia menyampaikan, satu janji sebelumnya, Korsel ingin mem bantu tetangganya yang miskin itu. Ketegangan antara dua negara itu mencapai titik tertingginya sejak Perang Korea 1950-1953, setelah Korsel menuduh Korut menenggelamkan kapal perangnya dan kemudian menembaki satu pulau Korsel.
Pyongyang bantah terlibat menenggelamkan kapal perang dan menuduh Seoul mendorongnya.
Satu usaha rekonsiliasi bulan lalu tidak menghasilkan apapun setelah perundingan tingkat pejabat rendah militer antara kedua negara mengalami kegagalan.
Korut, yang dalam tahun-tahun belakangan ini tidak dapat menghasilkan pangan untuk memberi makan rakyatnya, telah mencari bantuan internasional bagi pangan. Tetapi para pejabat di Korsel mengatakan pihaknya saat in sedang berusaha meningkatkan cadangan ketimbang memberikan pangan kepada satu negara yang penduduknya kelaparan. (bbs/jpnn)