25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Syria Berpotensi Perang Saudara Jilid 2

Korban Tewas Mencapai 4.000 Orang

NEW YORK – Sebanyak 4 ribu nyawa tewas akibat aksi kekerasan selama delapan bulan di Syria. Demikian disampaikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dengan jumlah itu, Syria terancam perang saudara jilid dua. Di saat bersamaan, Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE), menekankan sanksi ekonomi bagi Syria.

“Sekira empat ribu warga tewas sejak protes anti-pemerintha melanda sejak pertengahan Maret lalu,” ungkap Kepala Misi HAM PBB Navi Pillay, seperti dikutip Associated Press, Jumat (2/12).
Dia mengkhawatirkan, jumlah korban dapat bertambah mengingat informasi mengenai korban tewas masih terus berdatangan. Kondisi itu disebabkan berlanjutnya kekerasan yang dilakukan pasukan pemerintah terhadap warga yang menentang pemerintah.

Pillay menambahkan, tidak lama lagi akan ada pembelot baru dan mengancam untuk mengangkat senjata, seperti terjadi pada Agustus lalu sebelum bertemu Dewan Keamanan, ketika itu akan ada perang saudara babak baru.  “Syria berada pada di puncak perang sipil,” ucapnya.

Beberapa hari yang lalu, Komisi Independen Penyelidik PBB mengatakan pasukan Suriah telah melakukan kejahatan kemanusiaan, termasuk pembunuhan dan penyiksaan anak-anak.
Membahas itu, Menteri Luar Negeri Uni Eropa menggelar pertemuan dengan pihak Liga Arab.

Mereka memutuskan menjatuhkan sanksi ekonomi baru terhadap Syria, karena kekerasan yang masih terus berlanjut. “Pertemuan itu menunjukan, pihak Eropa bersama dengan Liga Arab amat menentang aksi kejam dan represif tersebut,” jelas Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle.
Sebelumnya, Menteri UE memperingatkan Syria aksi represif yang menimbulkan korban jiwa, beresiko menyebabkan Syria terperangkap dalam aksi kekerasan, konflik sektarian dan militerisasi.

Uni Eropa memberikan sanksi ke-10 bagi rezim Presiden Bashar al-Assad. Sanksi itu menambah sanksi sebelumnya yang melarang ekspor hasil industri minyak dan gas Syria. Selain itu, pinjaman bagi Syria dilarang karena dikhawatirkan digunakan membeli senjata pada akhirnya ditujukan membunuh warga Syria.

Menyambut kebijakan itu, AS menyambut baik sanksi dari UE terhadap Syria. Selain itu Pemerintah Presiden Barack Obama menghargai sanksi yang diberikan organisasi kawasan Eropa tersebut, kepada Iran. Sanksi baru akan melarang individu dan 180 perusahaan untuk bertransaksi dengan Iran.  (net/jpnn)

Korban Tewas Mencapai 4.000 Orang

NEW YORK – Sebanyak 4 ribu nyawa tewas akibat aksi kekerasan selama delapan bulan di Syria. Demikian disampaikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dengan jumlah itu, Syria terancam perang saudara jilid dua. Di saat bersamaan, Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE), menekankan sanksi ekonomi bagi Syria.

“Sekira empat ribu warga tewas sejak protes anti-pemerintha melanda sejak pertengahan Maret lalu,” ungkap Kepala Misi HAM PBB Navi Pillay, seperti dikutip Associated Press, Jumat (2/12).
Dia mengkhawatirkan, jumlah korban dapat bertambah mengingat informasi mengenai korban tewas masih terus berdatangan. Kondisi itu disebabkan berlanjutnya kekerasan yang dilakukan pasukan pemerintah terhadap warga yang menentang pemerintah.

Pillay menambahkan, tidak lama lagi akan ada pembelot baru dan mengancam untuk mengangkat senjata, seperti terjadi pada Agustus lalu sebelum bertemu Dewan Keamanan, ketika itu akan ada perang saudara babak baru.  “Syria berada pada di puncak perang sipil,” ucapnya.

Beberapa hari yang lalu, Komisi Independen Penyelidik PBB mengatakan pasukan Suriah telah melakukan kejahatan kemanusiaan, termasuk pembunuhan dan penyiksaan anak-anak.
Membahas itu, Menteri Luar Negeri Uni Eropa menggelar pertemuan dengan pihak Liga Arab.

Mereka memutuskan menjatuhkan sanksi ekonomi baru terhadap Syria, karena kekerasan yang masih terus berlanjut. “Pertemuan itu menunjukan, pihak Eropa bersama dengan Liga Arab amat menentang aksi kejam dan represif tersebut,” jelas Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle.
Sebelumnya, Menteri UE memperingatkan Syria aksi represif yang menimbulkan korban jiwa, beresiko menyebabkan Syria terperangkap dalam aksi kekerasan, konflik sektarian dan militerisasi.

Uni Eropa memberikan sanksi ke-10 bagi rezim Presiden Bashar al-Assad. Sanksi itu menambah sanksi sebelumnya yang melarang ekspor hasil industri minyak dan gas Syria. Selain itu, pinjaman bagi Syria dilarang karena dikhawatirkan digunakan membeli senjata pada akhirnya ditujukan membunuh warga Syria.

Menyambut kebijakan itu, AS menyambut baik sanksi dari UE terhadap Syria. Selain itu Pemerintah Presiden Barack Obama menghargai sanksi yang diberikan organisasi kawasan Eropa tersebut, kepada Iran. Sanksi baru akan melarang individu dan 180 perusahaan untuk bertransaksi dengan Iran.  (net/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/