30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Syria Siaga Perang

Pemerintahan Presiden Bashar al-Assad bersiap menghadapi serangan Amerika Serikat di ibukota Syria, Damaskus. Sejak Senin (2/9), warga sipil diperintahkan mengungsi dan tentara ditempatkan pada apartemen-apartemen kosong.
Pemerintahan Presiden Bashar al-Assad bersiap menghadapi serangan Amerika Serikat di ibukota Syria, Damaskus. Sejak Senin (2/9), warga sipil diperintahkan mengungsi dan tentara ditempatkan pada apartemen-apartemen kosong.

DAMASKUS- Bashar al-Assad sekaligus melontarkan peringatan terkait rencana aksi militer Amerika Serikat (AS) dan sekutu. Assad mengingatkan, serangan militer Barat berisiko menimbulkan ‘perang regional’ di Timur Tengah. Assad mengancam Prancis jika ikut serta dalam aksi miiter AS.
“Kita tidak bisa hanya bicara soal respons Syria, namun apa yang akan terjadi setelah serangan pertama. Tak seorang pun tahu apa yang akan terjadi,” kata Assad dalam wawancara dengan koran Prancis Le Figaro seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (3/9).
Menurut Assad, aksi militer Barat akan menyebabkan kekacauan dan ekstremisme meluas. “Ada risiko perangh regional,” cetusnya. Assad juga mengatakan, Prancis yang bersiap mendukung aksi militer AS, harus mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan tersebutn
“Siapapun yang bekerja melawan kepentingan Syria dan warganya adalah musuh. Rakyat Prancis bukan musuh kami, namun kebijakan negara mereka memusuhi rakyat Syria,” kata Assad. Dikatakan Assad, akibat kebijakan tersebut maka negara Prancis akan menjadi musuh Syria. “Akan ada reaksi, yang negatif tentu saja, terhadap kepentingan Prancis,” tandasnya.
Kondisi Syria semakin terancam untuk mendapat agresi militer dari AS, Inggris, dan Prancis menyusul bocornya dokumen intelijen Prancis yang mengungkapkan jika Syria diketahui memiliki 1.000 ton senjata kimia. Jenis senjata tersebut adalah arsenal, termasuk sarin, gas mustard dan gas saraf VX.
Dokumen tersebut diterbitkan dalam Journal Du Dimanche, dan dikonfirmasi sebagai bentuk otentik oleh pejabat pemerintah Prancis. Dilaporkan Metro, Selasa (3/9), disebutkan dalam suratkabar itu para agen intelijen menyebutkan senjata tersebut bisa saja dikirim melalui rudal jarak jauh, pengeboman udara atau artileri jarak pendek.
Seorang pejabat senior Syria kepada Wall Street Journal, mengatakan bahwa tentara Syria dan Hizbullah, kelompok Syiah asal Libanon akan melakukan serangan balik jika AS melakukan serbuan dengan terlebih dahulu menghantam sejumlah kapal perang AS yang kini menguasai Laut Mediterania.
Merujuk kepada Hizbullah sebagai pasukan perlawanan, Khaled Abboud, seorang anggota DPR dan tangan kanan Assad mengatakan, “Pasukan perlawanan dan tentara kini satu kesatuan. Hizbullah akan berpihak kepada Syria dalam sejumlah operasi tertentu yang menargetkan kapal perang (milik AS) di (Laut) Mediterania.”
Pelbagai pernyataan yang dikeluarkan sejumlah pejabat mulai dari para juru bicara Gedung Putih hingga John Kerry sepertinya mengerucut kepada akan dimunculkannya intervensi militer di Syria tanpa persetujuan Kongres AS atau PBB.
Pemerintahan Assad terus membangun persiapan. Sementara Presiden Barack Obama pekan lalu berupaya mendapatkan persetujuan para anggota Kongres untuk meluncurkan serangan setelah Washington dan kelompok oposisi menuding Damaskus menggunakan senjata kimia hingga menewaskan 1.400 orang.
Pemerintah Syria memperingatkan rakyatnya untuk menyingkir dari basis-basis militer di luar Damaskus. Pasalnya, tentara mulai memasuki keadaan siaga perang di kota yang menjadi lokasi instalasi militer dan keamanan serta kantor-kantor pemerintahan.
Di wilayah Kfar Sousseh, Malki, dan Mezze, pihak militer menempati apartemen-apartemen yang kosong, ujar warga. Banyak pemilik apartemen yang telah meninggalkan kota selama Syria diguncang konflik bersenjata dua tahun belakangan.
Beberapa badan keamanan serta kantor-kantor strategis milik pemerintah, termasuk Dewan Menteri dan Kementerian Luar Negeri berlokasi di Kfar Sousseh dipenuhi kendaraan lapis baja dan truk antipesawat.
Pemerintah memperingatkan warganya untuk waspada terhadap desas-desus yang disebarkan sebagai bagian dari perang psikologis oleh AS dan para sekutunya.
Sementara itu, Amerika Serikat berjaga-jaga di Laut Mediterania dengan lima kapal destroyer bersenjatakan peluru kendali dan kapal amfibi. Ratusan anggota Marinir dalam keadaan siap tempur.
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, belum secara terbuka mengomentari tudingan AS. Hizbullah, yang, seperti rezim Assad, didukung Iran, masuk ke dalam daftar kelompok teroris AS.
Tahun ini, Hizbullah memainkan peranan penting dalam membantu Assad merenggut kembali wilayah pendudukan tentara pemberontak di Syria tengah. Menurut para pakar, Hizbullah dan Syria memiliki roket jarak jauh.
Dari Washington, Presiden AS Barack Obama memutuskan untuk tetap akan menyerang Syria, meski tanpa dukungan Kongres AS nantinya. “Itu (serangan) akan terjadi bagaimanapun juga,” kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS dalam wawancara dengan Fox News seperti dilansir News.com.au, Selasa (3/9).
Dikatakan pejabat tersebut, dalam pidatonya akhir pekan lalu, Obama pun telah mengatakan bahwa dirinya punya wewenang untuk melancarkan serangan militer ke Syria meski tanpa dukungan Kongres. Dalam pidatonya soal Syria akhir pekan lalu, Obama mengatakan dirinya akan meminta izin dari Kongres untuk melancarkan aksi militer terbatas. Kongres AS yang saat ini tengah reses, akan menggelar voting soal tersebut pada 9 September mendatang.
“Sementara saya yakin saya punya wewenang untuk melancarkan aksi militer ini tanpa otorisasi spesifik Kongres, saya tahu negara akan lebih kuat jika kita mengambil cara ini (meminta dukungan Kongres) dan tindakan kita akan lebih efektif,” tutur Obama dalam pidatonya.
Sebelumnya, hal senada juga disampaikan Menteri Luar Negeri AS John Kerry, ketika ditanya apa yang akan dilakukan Obama jika Kongres menolak mendukung aksi militer ke Syria. Presiden telah membuat keputusannya. Saya pikir ini keputusan cerdas oleh presiden. Dia tidak mencoba menciptakan kepresidenan kekaisaran. Saya yakin bahwa pada akhirnya, Kongres akan melakukan apa yang benar,” tutur Kerry.
Obama juga mendapat dukungan dari Senator John McCain untuk menyerang Syria. McCain merupakan rival utama Obama dalam pemilu 2008. “Pembatalan rencana serangan ke Syria akan menghancurkan pamor AS di mata dunia. Dampak pembatalan akan sangat buruk bagi masa depan AS,” ujar McCain, seperti dikutip Guardian, Selasa (3/9).
McCain membantu Obama membujuk anggota Kongres untuk menyetujui serangan ke Syria. McCain adalah politisi asal Partai Republik yang kini menguasai mayoritas kursi di Kongres. “Saya telah membujuk banyak rekan saya. Masih banyak orang yang tidak yakin dengan strategi Obama di Syria,” terangnya.
Kongres dijadwalkan melakukan voting tentang Syria pekan ini. Pemerintah AS telah menyiapkan milternya agar dapat segera melakukan serangan sesaat setelah Kongres mengeluarkan persetujuan. Dukungan parlemen memang penting dalam rencana Negara Barat menyerang Syria. Sebelumnya, Inggris terpaksa mundur dari koalisi karena opsi militer di Syria ditolak parlemennya.
Sementara itu, Israel dikabarkan meluncurkan dua rudal balistik ke arah Syria. Kedua rudal itu diluncurkan dari wilayah Laut Mediterania bagian tengah menuju perairan dekat Syria.
Peluncuran tersebut pertama kali dideteksi oleh radar milik Rusia. Informasi ini sempat membuat Rusia dalam kondisi siaga.
“Rudal itu dideteksi oleh radar Armavir,” sebut Kantor Berita Rusia Interfax, seperti dikutip AFP, Selasa (3/9). “Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shiogu, telah menginformasikan hal ini ke Presiden Vladimir Putin,” lanjut kantor berita itu.
Israel awalnya bungkam perihal peluncuran tersebut. Namun, Kementerian Pertahanan Israel akhirnya memberikan konfirmasi. Mereka berdalih peluncuran itu hanyalah ujicoba.
Aksi Israel tersebut tentunya semakin memanaskan kondisi di Laut Mediterania. Wilayah itu kini ditempati lima kapal perang AS yang disiapkan untuk menyerang Syria.
Rusia juga mengirimkan perangnya untuk mengawasi armada laut AS. Rusia memang menjadi sekutu utama Syria dan kerap memberi dukungan diplomasi maupun militer kepada pemerintahan Bashar al Assad. (bbs/jpnn)

Pemerintahan Presiden Bashar al-Assad bersiap menghadapi serangan Amerika Serikat di ibukota Syria, Damaskus. Sejak Senin (2/9), warga sipil diperintahkan mengungsi dan tentara ditempatkan pada apartemen-apartemen kosong.
Pemerintahan Presiden Bashar al-Assad bersiap menghadapi serangan Amerika Serikat di ibukota Syria, Damaskus. Sejak Senin (2/9), warga sipil diperintahkan mengungsi dan tentara ditempatkan pada apartemen-apartemen kosong.

DAMASKUS- Bashar al-Assad sekaligus melontarkan peringatan terkait rencana aksi militer Amerika Serikat (AS) dan sekutu. Assad mengingatkan, serangan militer Barat berisiko menimbulkan ‘perang regional’ di Timur Tengah. Assad mengancam Prancis jika ikut serta dalam aksi miiter AS.
“Kita tidak bisa hanya bicara soal respons Syria, namun apa yang akan terjadi setelah serangan pertama. Tak seorang pun tahu apa yang akan terjadi,” kata Assad dalam wawancara dengan koran Prancis Le Figaro seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (3/9).
Menurut Assad, aksi militer Barat akan menyebabkan kekacauan dan ekstremisme meluas. “Ada risiko perangh regional,” cetusnya. Assad juga mengatakan, Prancis yang bersiap mendukung aksi militer AS, harus mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan tersebutn
“Siapapun yang bekerja melawan kepentingan Syria dan warganya adalah musuh. Rakyat Prancis bukan musuh kami, namun kebijakan negara mereka memusuhi rakyat Syria,” kata Assad. Dikatakan Assad, akibat kebijakan tersebut maka negara Prancis akan menjadi musuh Syria. “Akan ada reaksi, yang negatif tentu saja, terhadap kepentingan Prancis,” tandasnya.
Kondisi Syria semakin terancam untuk mendapat agresi militer dari AS, Inggris, dan Prancis menyusul bocornya dokumen intelijen Prancis yang mengungkapkan jika Syria diketahui memiliki 1.000 ton senjata kimia. Jenis senjata tersebut adalah arsenal, termasuk sarin, gas mustard dan gas saraf VX.
Dokumen tersebut diterbitkan dalam Journal Du Dimanche, dan dikonfirmasi sebagai bentuk otentik oleh pejabat pemerintah Prancis. Dilaporkan Metro, Selasa (3/9), disebutkan dalam suratkabar itu para agen intelijen menyebutkan senjata tersebut bisa saja dikirim melalui rudal jarak jauh, pengeboman udara atau artileri jarak pendek.
Seorang pejabat senior Syria kepada Wall Street Journal, mengatakan bahwa tentara Syria dan Hizbullah, kelompok Syiah asal Libanon akan melakukan serangan balik jika AS melakukan serbuan dengan terlebih dahulu menghantam sejumlah kapal perang AS yang kini menguasai Laut Mediterania.
Merujuk kepada Hizbullah sebagai pasukan perlawanan, Khaled Abboud, seorang anggota DPR dan tangan kanan Assad mengatakan, “Pasukan perlawanan dan tentara kini satu kesatuan. Hizbullah akan berpihak kepada Syria dalam sejumlah operasi tertentu yang menargetkan kapal perang (milik AS) di (Laut) Mediterania.”
Pelbagai pernyataan yang dikeluarkan sejumlah pejabat mulai dari para juru bicara Gedung Putih hingga John Kerry sepertinya mengerucut kepada akan dimunculkannya intervensi militer di Syria tanpa persetujuan Kongres AS atau PBB.
Pemerintahan Assad terus membangun persiapan. Sementara Presiden Barack Obama pekan lalu berupaya mendapatkan persetujuan para anggota Kongres untuk meluncurkan serangan setelah Washington dan kelompok oposisi menuding Damaskus menggunakan senjata kimia hingga menewaskan 1.400 orang.
Pemerintah Syria memperingatkan rakyatnya untuk menyingkir dari basis-basis militer di luar Damaskus. Pasalnya, tentara mulai memasuki keadaan siaga perang di kota yang menjadi lokasi instalasi militer dan keamanan serta kantor-kantor pemerintahan.
Di wilayah Kfar Sousseh, Malki, dan Mezze, pihak militer menempati apartemen-apartemen yang kosong, ujar warga. Banyak pemilik apartemen yang telah meninggalkan kota selama Syria diguncang konflik bersenjata dua tahun belakangan.
Beberapa badan keamanan serta kantor-kantor strategis milik pemerintah, termasuk Dewan Menteri dan Kementerian Luar Negeri berlokasi di Kfar Sousseh dipenuhi kendaraan lapis baja dan truk antipesawat.
Pemerintah memperingatkan warganya untuk waspada terhadap desas-desus yang disebarkan sebagai bagian dari perang psikologis oleh AS dan para sekutunya.
Sementara itu, Amerika Serikat berjaga-jaga di Laut Mediterania dengan lima kapal destroyer bersenjatakan peluru kendali dan kapal amfibi. Ratusan anggota Marinir dalam keadaan siap tempur.
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, belum secara terbuka mengomentari tudingan AS. Hizbullah, yang, seperti rezim Assad, didukung Iran, masuk ke dalam daftar kelompok teroris AS.
Tahun ini, Hizbullah memainkan peranan penting dalam membantu Assad merenggut kembali wilayah pendudukan tentara pemberontak di Syria tengah. Menurut para pakar, Hizbullah dan Syria memiliki roket jarak jauh.
Dari Washington, Presiden AS Barack Obama memutuskan untuk tetap akan menyerang Syria, meski tanpa dukungan Kongres AS nantinya. “Itu (serangan) akan terjadi bagaimanapun juga,” kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS dalam wawancara dengan Fox News seperti dilansir News.com.au, Selasa (3/9).
Dikatakan pejabat tersebut, dalam pidatonya akhir pekan lalu, Obama pun telah mengatakan bahwa dirinya punya wewenang untuk melancarkan serangan militer ke Syria meski tanpa dukungan Kongres. Dalam pidatonya soal Syria akhir pekan lalu, Obama mengatakan dirinya akan meminta izin dari Kongres untuk melancarkan aksi militer terbatas. Kongres AS yang saat ini tengah reses, akan menggelar voting soal tersebut pada 9 September mendatang.
“Sementara saya yakin saya punya wewenang untuk melancarkan aksi militer ini tanpa otorisasi spesifik Kongres, saya tahu negara akan lebih kuat jika kita mengambil cara ini (meminta dukungan Kongres) dan tindakan kita akan lebih efektif,” tutur Obama dalam pidatonya.
Sebelumnya, hal senada juga disampaikan Menteri Luar Negeri AS John Kerry, ketika ditanya apa yang akan dilakukan Obama jika Kongres menolak mendukung aksi militer ke Syria. Presiden telah membuat keputusannya. Saya pikir ini keputusan cerdas oleh presiden. Dia tidak mencoba menciptakan kepresidenan kekaisaran. Saya yakin bahwa pada akhirnya, Kongres akan melakukan apa yang benar,” tutur Kerry.
Obama juga mendapat dukungan dari Senator John McCain untuk menyerang Syria. McCain merupakan rival utama Obama dalam pemilu 2008. “Pembatalan rencana serangan ke Syria akan menghancurkan pamor AS di mata dunia. Dampak pembatalan akan sangat buruk bagi masa depan AS,” ujar McCain, seperti dikutip Guardian, Selasa (3/9).
McCain membantu Obama membujuk anggota Kongres untuk menyetujui serangan ke Syria. McCain adalah politisi asal Partai Republik yang kini menguasai mayoritas kursi di Kongres. “Saya telah membujuk banyak rekan saya. Masih banyak orang yang tidak yakin dengan strategi Obama di Syria,” terangnya.
Kongres dijadwalkan melakukan voting tentang Syria pekan ini. Pemerintah AS telah menyiapkan milternya agar dapat segera melakukan serangan sesaat setelah Kongres mengeluarkan persetujuan. Dukungan parlemen memang penting dalam rencana Negara Barat menyerang Syria. Sebelumnya, Inggris terpaksa mundur dari koalisi karena opsi militer di Syria ditolak parlemennya.
Sementara itu, Israel dikabarkan meluncurkan dua rudal balistik ke arah Syria. Kedua rudal itu diluncurkan dari wilayah Laut Mediterania bagian tengah menuju perairan dekat Syria.
Peluncuran tersebut pertama kali dideteksi oleh radar milik Rusia. Informasi ini sempat membuat Rusia dalam kondisi siaga.
“Rudal itu dideteksi oleh radar Armavir,” sebut Kantor Berita Rusia Interfax, seperti dikutip AFP, Selasa (3/9). “Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shiogu, telah menginformasikan hal ini ke Presiden Vladimir Putin,” lanjut kantor berita itu.
Israel awalnya bungkam perihal peluncuran tersebut. Namun, Kementerian Pertahanan Israel akhirnya memberikan konfirmasi. Mereka berdalih peluncuran itu hanyalah ujicoba.
Aksi Israel tersebut tentunya semakin memanaskan kondisi di Laut Mediterania. Wilayah itu kini ditempati lima kapal perang AS yang disiapkan untuk menyerang Syria.
Rusia juga mengirimkan perangnya untuk mengawasi armada laut AS. Rusia memang menjadi sekutu utama Syria dan kerap memberi dukungan diplomasi maupun militer kepada pemerintahan Bashar al Assad. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/