JAKARTA-Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Indonesia mempelopori gerakan anti radikalisasi. Gerakan yang akan dilakukan di seluruh tanah air itu, diawali dengan pembukaan work shop bertajuk deradikalisasi agama berbasis Kyai/Nyai dan pesantren di Hotel Park, Sabtu (3/12).
“Nabi Muhammad SAW dulu juga bicara soal keamanan, baru iman. Karena situasi saat itu tidak memungkinkan. Dia tidak langsung berbicara hancurkan berhala dan lain sebagainya. Karena akan membahayakan dirinya. Jadi yang diajarkan kepada kita itu cinta damai,” ujar Ketua Umum PBNU, KH Said Agil Siradj.
Ia juga minta umat untuk tidak terlalu dini menilai seseorang. Misalkan menyebut seseorang kafir tanpa dasar jelas. “Di Indonesia, kondisi ini sudah hampir berada di titik puncak. Tinggal selangkah lagi gerakan radikalisasi di Indonesia ini menuju teroris, kalau tidak kita cegah dari sekarang,” katanya.
Hal senada disampaikan Ketua Mulimat NU, Khofifah Indar Parawansa. Kata dia, isu radikalisasi bukan hanya di Indonesia. Tapi seluruh dunia. Yang lebih parah, radikalisasi lebih identik dengan Islam. Padahal, itu hanya kelakuan individu dan kelompok tertentu yang mengatasnamakan agama. “Makanya kami ajak supaya kita bersama bisa kampanyekan gerakan deradikalisasi ini. Kita berjihad untuk anti radikalisasi. Karena radikalisasi itu sesungguhnya tidak sesuai dengan culture bangsa kita,” ajaknya.
“Mengapa gerakan deradikalisasi ini penting, karena ini dorongan yang menjadi kebutuhan kita bersama. Kita malu dengan negara luar kalau dicap sebagai bangsa yang radikal,” tambah BNPT, Ansyaad Mbay.(yes/jpnn)