25 C
Medan
Sunday, July 7, 2024

Pulang, Para Diplomat Iran Disambut bak Pahlawan

MENYUSUL pengusiran yang dilakukan pemerintahan PM David Cameron pada Kamis lalu (1/12), seluruh staf dan diplomat Iran langsung meninggalkan London. Kemarin (3/12) seluruh diplomat Negeri Para Mullah yang terpaksa angkat kaki dari Inggris itu tiba di Bandara Internasional Mehrabad, Teheran.

Sekitar 100 pemuda dan pemudi —sebagian di antaranya anggota Milisi Basij— sengaja menyambut kedatangan para diplomat Iran itu di bandara. Mereka pun dielu-elukan bak pahlawan. Sambil meneriakkan yel-yel perlawanan serta mengusung spanduk anti-Inggris, para pemudapemudi itu mengalungkan bunga di leher para diplomat yang baru turun dari pesawat. “Hancurlah Inggris,” teriak mereka. Namun, tidak ingin konflik Iran dan Inggris meluas, pemerintahan Presiden Mahmoud Ahmadinejad berusaha meredam euforia warga. Terutama aktivis Islam radikal dan pendukung Milisi Basij. Karena itu, begitu tiba di bandara kemarin, para diplomat itu sengaja dilewatkan jalur khusus. Mereka pun keluar dari pintu belakang pesawat IranAir yang mengangkut mereka dan langsung menuju ke selasar.

Pemerintah Iran memang berupaya keras untuk meredam konflik dengan Inggris agar tidak sampai meluas ke negara-negara Barat lainnya. Kendati demikian, para penyambut tetap berhasil mengendus keberadaan sekitar 20 diplomat Iran tersebut. Apalagi, Juru Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast ikut menyambut para diplomat itu di bandara. “Kami harap negara-negara sekutu Inggris dalam organisasi Uni Eropa (UE) tak memperkeruh suasana dan memperburuk hubungan diplomatik Iran dengan mereka,” ungkapnya. Dalam jumpa pers di bandara setelah menemui para diplomat Iran tersebut, Mehmanparast menyayangkan sikap pemerintah Inggris pasca insiden di Kedubes negara itu di Teheran pada Selasa lalu (29/ 11).

“Pemerintah Inggris, tampaknya, ingin memperpanjang masalah yang terjadi antara kami dengan melibatkan seluruh negara Eropa. Tetapi, kami sudah mengimbau negara-negara Eropa agar tidak ikut campur dalam masalah ini,” serunya. Perbedaan sikap antara pemerintah dan kaum radikal dalam menyambut para diplomat yang diusir pemerintahan Cameron itu menunjukkan adanya gejolak politik di negeri Iran. Pekan lalu, setelah Inggris memutuskan seluruh kerja sama ekonomi dan finansial dengan Iran, kalangan garis keras mendesak supaya pemerintahan Ahmadinejad menurunkan level hubungan diplomatik dengan London. Tetapi, Teheran menolak untuk menindaklanjuti desakan tersebut.

Meski begitu, Ahmadinejad tidak bisa menolak perintah Guardian Council (Shora-ye Negahban-e Qanun-e Assassi atau lembaga supervisi dan interpretasi konstitusi) yang meminta agar Iran menurunkan level hubungan diplomatik dengan Inggris. Hingga kemarin Teheran bungkam terkait tudingan Inggris bahwa serangan Selasa lalu itu dilakukan atas restu pemerintah Iran. Para pakar politik Iran menilai sikap diam itu sebagai bukti bahwa Milisi Basij memang bertindak atas instruksi pemerintah. (afp/ap/rtr/hep/dwi/jpnn)

MENYUSUL pengusiran yang dilakukan pemerintahan PM David Cameron pada Kamis lalu (1/12), seluruh staf dan diplomat Iran langsung meninggalkan London. Kemarin (3/12) seluruh diplomat Negeri Para Mullah yang terpaksa angkat kaki dari Inggris itu tiba di Bandara Internasional Mehrabad, Teheran.

Sekitar 100 pemuda dan pemudi —sebagian di antaranya anggota Milisi Basij— sengaja menyambut kedatangan para diplomat Iran itu di bandara. Mereka pun dielu-elukan bak pahlawan. Sambil meneriakkan yel-yel perlawanan serta mengusung spanduk anti-Inggris, para pemudapemudi itu mengalungkan bunga di leher para diplomat yang baru turun dari pesawat. “Hancurlah Inggris,” teriak mereka. Namun, tidak ingin konflik Iran dan Inggris meluas, pemerintahan Presiden Mahmoud Ahmadinejad berusaha meredam euforia warga. Terutama aktivis Islam radikal dan pendukung Milisi Basij. Karena itu, begitu tiba di bandara kemarin, para diplomat itu sengaja dilewatkan jalur khusus. Mereka pun keluar dari pintu belakang pesawat IranAir yang mengangkut mereka dan langsung menuju ke selasar.

Pemerintah Iran memang berupaya keras untuk meredam konflik dengan Inggris agar tidak sampai meluas ke negara-negara Barat lainnya. Kendati demikian, para penyambut tetap berhasil mengendus keberadaan sekitar 20 diplomat Iran tersebut. Apalagi, Juru Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast ikut menyambut para diplomat itu di bandara. “Kami harap negara-negara sekutu Inggris dalam organisasi Uni Eropa (UE) tak memperkeruh suasana dan memperburuk hubungan diplomatik Iran dengan mereka,” ungkapnya. Dalam jumpa pers di bandara setelah menemui para diplomat Iran tersebut, Mehmanparast menyayangkan sikap pemerintah Inggris pasca insiden di Kedubes negara itu di Teheran pada Selasa lalu (29/ 11).

“Pemerintah Inggris, tampaknya, ingin memperpanjang masalah yang terjadi antara kami dengan melibatkan seluruh negara Eropa. Tetapi, kami sudah mengimbau negara-negara Eropa agar tidak ikut campur dalam masalah ini,” serunya. Perbedaan sikap antara pemerintah dan kaum radikal dalam menyambut para diplomat yang diusir pemerintahan Cameron itu menunjukkan adanya gejolak politik di negeri Iran. Pekan lalu, setelah Inggris memutuskan seluruh kerja sama ekonomi dan finansial dengan Iran, kalangan garis keras mendesak supaya pemerintahan Ahmadinejad menurunkan level hubungan diplomatik dengan London. Tetapi, Teheran menolak untuk menindaklanjuti desakan tersebut.

Meski begitu, Ahmadinejad tidak bisa menolak perintah Guardian Council (Shora-ye Negahban-e Qanun-e Assassi atau lembaga supervisi dan interpretasi konstitusi) yang meminta agar Iran menurunkan level hubungan diplomatik dengan Inggris. Hingga kemarin Teheran bungkam terkait tudingan Inggris bahwa serangan Selasa lalu itu dilakukan atas restu pemerintah Iran. Para pakar politik Iran menilai sikap diam itu sebagai bukti bahwa Milisi Basij memang bertindak atas instruksi pemerintah. (afp/ap/rtr/hep/dwi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/