29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Ambruk karena Baut Hilang

Musibah Terowongan di Jepang, Korban Jiwa 9 Orang

TOKYO – Robohnya bagian atap Terowongan Sasago yang menghubungkan Kota Otsuki dan Koshu di Prefektur Yamanashi, Jepang, Minggu pagi lalu (2/12), menyisakan banyak pekerjaan. Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang kemarin (3/12) telah memerintahkan inspeksi terhadap seluruh terowongan yang ada di Negeri Sakura tersebut untuk menghindari musibah serupa.

Apalagi, ada temuan terkait ambruknya Terowongan Sasago yang terletak sekitar 80 kilometer sebelah barat Kota Tokyo itu. Investigasi awal yang dirilis kemarin menyebutkan bahwa banyak baut utama yang menyatukan lempengan baja pada atap terowongan itu ternyata sudah aus. Bahkan, beberapa di antaranya sudah lenyap karena terlepas.

’’Pada beberapa bagian atap, sejumlah baut utamanya hilang,’’ ungkap Ryoichi Yoshizawa, jubir Central Japan Expressway Company (NEXCO-Central). Maklum, selama 35 tahun beroperasi, baut pada terowongan itu tak pernah diganti.

Temuan mengenai baut-baut yang hilang itu membuat pemerintah Jepang khawatir. Pasalnya, saat ini di Negeri Matahari Terbit tersebut terdapat 1.575 terowongan yang menghubungkan jalan raya di seantero wilayahnya. Sekitar seperempat di antaranya sudah berumur lebih dari 30 tahun. Salah satunya adalah Terowongan Sasago yang mulai resmi beroperasi sejak 1977.

Tidak ingin tragedi ambruknya atap Terowongan Sasago terulang, Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang pun memerintahkan inspeksi besar-besaran. ’’Kami langsung menginstruksikan inspeksi darurat atas 49 terowongan yang menggunakan kerangka atap yang sama (dengan Terowongan Sasago),’’ terang jubir kementerian tersebut dalam pernyataan tertulis.

Fokus utama dalam inspeksi kali ini adalah baut pada atap. Sebab, selama ini inspeksi rutin pada terowongan-terowongan yang ada di Jepang sering melewatkan bagian atap. ’’Dalam pemeriksaan reguler, tim kami biasanya hanya melakukan pemeriksaan fisik secara visual. Nyaris tidak pernah ada uji fisik pada konstruksi terowongan,’’ ujar Yoshizawa dalam jumpa pers kemarin.

Bersamaan itu, Motohiro Takamisawa selaku pimpinan Otsuki Safety Center NEXCO juga mengatakan bahwa penyebab ambruknya atap terowongan adalah banyaknya baut yang aus. ’’Baut utama yang seharusnya mengunci lempengan-lempengan baja di bagian atap telah terlepas,’’ katanya. Untuk sementara, NEXCO pun terpaksa menutup Terowongan Sasago.

Terpisah, pakar konstruksi Hiroshi Chikahisa menyebut bahwa terowongan yang menjadi salah satu jalur utama dari dan menuju Kota Tokyo itu ambruk karena faktor getaran. ’’Selama 35 tahun, getaran kendaraan yang melintasi terowongan itu membuat mur dan baut pada terowongan terlepas,’’ ungkap kepala Geosystem Engineering Institute pada Yamaguchi University itu kepada Asahi TV.

NEXCO, salah satu operator Terowongan Sasago sejak 1995, mengaku telah melakukan inspeksi setiap lima tahun. Setiap tahun, NEXCO menerjunkan tim untuk melakukan inspeksi rutin. Tetapi, pemeriksaan rutin itu memang tidak detail. ’’Selama ini, tidak pernah ada catatan tentang inspeksi pada bagian atap terowongan,’’ terang Yoshizawa.

Selain pemeriksaan fisik secara visual, dalam inspeksi lima tahunan, tim NEXCO juga melakukan uji fisik. Dalam laporan 2011, kata Yoshizawa, tertulis bahwa tim telah melakukan uji kekuatan dengan mengetukkan palu pada beberapa struktur yang solid di terowongan.

Untuk menghemat waktu, NEXCO pun menggunakan teknologi inframerah dalam melakukan uji fisik selama ini. Terowongan Sasago yang merupakan bagian dari Chuo Expressway tersebut membentang sejauh 4,7 kilometer. Dengan memanfaatkan kamera inframerah, tim NEXCO mendeteksi titik-titik lemah pada terowongan dengan memeriksa perbedaan suhu. Biasanya, titik yang rusak mengeluarkan suara aneh saat diperiksa. (hep/dwi/jpnn)

BERITA SEBELUMNYA: Terowongan Tokyo-Nagoya Ambruk, 5 Tewas

Musibah Terowongan di Jepang, Korban Jiwa 9 Orang

TOKYO – Robohnya bagian atap Terowongan Sasago yang menghubungkan Kota Otsuki dan Koshu di Prefektur Yamanashi, Jepang, Minggu pagi lalu (2/12), menyisakan banyak pekerjaan. Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang kemarin (3/12) telah memerintahkan inspeksi terhadap seluruh terowongan yang ada di Negeri Sakura tersebut untuk menghindari musibah serupa.

Apalagi, ada temuan terkait ambruknya Terowongan Sasago yang terletak sekitar 80 kilometer sebelah barat Kota Tokyo itu. Investigasi awal yang dirilis kemarin menyebutkan bahwa banyak baut utama yang menyatukan lempengan baja pada atap terowongan itu ternyata sudah aus. Bahkan, beberapa di antaranya sudah lenyap karena terlepas.

’’Pada beberapa bagian atap, sejumlah baut utamanya hilang,’’ ungkap Ryoichi Yoshizawa, jubir Central Japan Expressway Company (NEXCO-Central). Maklum, selama 35 tahun beroperasi, baut pada terowongan itu tak pernah diganti.

Temuan mengenai baut-baut yang hilang itu membuat pemerintah Jepang khawatir. Pasalnya, saat ini di Negeri Matahari Terbit tersebut terdapat 1.575 terowongan yang menghubungkan jalan raya di seantero wilayahnya. Sekitar seperempat di antaranya sudah berumur lebih dari 30 tahun. Salah satunya adalah Terowongan Sasago yang mulai resmi beroperasi sejak 1977.

Tidak ingin tragedi ambruknya atap Terowongan Sasago terulang, Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang pun memerintahkan inspeksi besar-besaran. ’’Kami langsung menginstruksikan inspeksi darurat atas 49 terowongan yang menggunakan kerangka atap yang sama (dengan Terowongan Sasago),’’ terang jubir kementerian tersebut dalam pernyataan tertulis.

Fokus utama dalam inspeksi kali ini adalah baut pada atap. Sebab, selama ini inspeksi rutin pada terowongan-terowongan yang ada di Jepang sering melewatkan bagian atap. ’’Dalam pemeriksaan reguler, tim kami biasanya hanya melakukan pemeriksaan fisik secara visual. Nyaris tidak pernah ada uji fisik pada konstruksi terowongan,’’ ujar Yoshizawa dalam jumpa pers kemarin.

Bersamaan itu, Motohiro Takamisawa selaku pimpinan Otsuki Safety Center NEXCO juga mengatakan bahwa penyebab ambruknya atap terowongan adalah banyaknya baut yang aus. ’’Baut utama yang seharusnya mengunci lempengan-lempengan baja di bagian atap telah terlepas,’’ katanya. Untuk sementara, NEXCO pun terpaksa menutup Terowongan Sasago.

Terpisah, pakar konstruksi Hiroshi Chikahisa menyebut bahwa terowongan yang menjadi salah satu jalur utama dari dan menuju Kota Tokyo itu ambruk karena faktor getaran. ’’Selama 35 tahun, getaran kendaraan yang melintasi terowongan itu membuat mur dan baut pada terowongan terlepas,’’ ungkap kepala Geosystem Engineering Institute pada Yamaguchi University itu kepada Asahi TV.

NEXCO, salah satu operator Terowongan Sasago sejak 1995, mengaku telah melakukan inspeksi setiap lima tahun. Setiap tahun, NEXCO menerjunkan tim untuk melakukan inspeksi rutin. Tetapi, pemeriksaan rutin itu memang tidak detail. ’’Selama ini, tidak pernah ada catatan tentang inspeksi pada bagian atap terowongan,’’ terang Yoshizawa.

Selain pemeriksaan fisik secara visual, dalam inspeksi lima tahunan, tim NEXCO juga melakukan uji fisik. Dalam laporan 2011, kata Yoshizawa, tertulis bahwa tim telah melakukan uji kekuatan dengan mengetukkan palu pada beberapa struktur yang solid di terowongan.

Untuk menghemat waktu, NEXCO pun menggunakan teknologi inframerah dalam melakukan uji fisik selama ini. Terowongan Sasago yang merupakan bagian dari Chuo Expressway tersebut membentang sejauh 4,7 kilometer. Dengan memanfaatkan kamera inframerah, tim NEXCO mendeteksi titik-titik lemah pada terowongan dengan memeriksa perbedaan suhu. Biasanya, titik yang rusak mengeluarkan suara aneh saat diperiksa. (hep/dwi/jpnn)

BERITA SEBELUMNYA: Terowongan Tokyo-Nagoya Ambruk, 5 Tewas

Previous article
Next article

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/