29 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Korut Siap Menyerang, AS Pasang Perisai Dekat Papua

Korea Utara (Korut) makin mengintensifkan ancaman perang mereka. Kali ini, Korut telah mengotorisasi serangan nuklir terhadap Amerika Serikat (AS). “Saat untuk melayangkan ledakan (nuklir) sudah semakin dekat. Perang bisa saja pecah hari ini ataupun esok,” pernyataan militer Korut, seperti dikutip AFP, Kamis (4/4).

Ancaman baru dari Korut ini dilayangkan setelah AS memperkuat pertahanan di sekitar Semenanjung Korea dengan mengirim radar anti-rudal dan kapal perang mereka.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor berita Korut KCNA, seorang perwira tinggi Korut memperingatkan serangan nuklir yang akan diarahkan kepada AS.

“Ancaman akan dihancurkan dengan senjata nuklir yang lebih kecil, ringan dan canggih. Operasi tanpa ampun dari pasukan kami sudah dipertimbangkan dan dipersiapkan,” lanjut pihak militer Korut.

Bulan lalu, Korut mengancam untuk melakukan serangan nuklir kepada AS. Ancaman itu kembali diulang saat ini. Sementara komando pertahanan rudal juga dipersiapkan dalam status perang.

Sementara, AS berniat memasang sistem pertahanan misil di Guam, yang terletak di dekat Papua. Sistem pertahanan misil itu jelas ditujukan untuk menghadapi ancaman misil balistik Korea Utara (Korut).

Pemerintah di Washington juga telah diberitahu mengenai potensi serangan nuklir negeri komunis Korea itu. Oleh karena itulah, Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel mulai merencanakan pengerahan sistem pertahanan misil di Guam. Beberapa pekan yang lalu, Korut juga mengancam akan menyerang pangkalan AS di wilayah itu. “Beberapa tindakan yang sudah mereka ambil belakangan ini menimbulkan ancaman yang nyata dan berbahaya,” ujar Hagel ketika berpidato di Universitas Pertahanan Washington, seperti dikutip Reuters.

Hagel menegaskan pula, dirinya memandang ancaman nuklir. Pentagon sebelumnya mengerahkan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD). Sistem pertahanan THAAD dilengkapi dengan truk, misil pencegat, serta radar AN/TPY.

Seperti diketahui, pengerahan sistem pertahanan misil di Guam dilakukan setelah AS mengerahkan 14 senjata serupa di Fort Greely, Alaska. Menurut Hagel, meski Negeri Paman Sam mengerahkan banyak senjata pertahanan, mereka tetap berupaya menenangkan situasi di Korut. AS pun terus mengadakan kontak dengan China selaku mitra terdekat Korut. “Kami akan melakukan apa yang bisa kami lakukan, seperti bekerja sama dengan China dan beberapa negara lainnya untuk mengatasi situasi di Semenanjung Korea,” tegasnya. (net)

Korea Utara (Korut) makin mengintensifkan ancaman perang mereka. Kali ini, Korut telah mengotorisasi serangan nuklir terhadap Amerika Serikat (AS). “Saat untuk melayangkan ledakan (nuklir) sudah semakin dekat. Perang bisa saja pecah hari ini ataupun esok,” pernyataan militer Korut, seperti dikutip AFP, Kamis (4/4).

Ancaman baru dari Korut ini dilayangkan setelah AS memperkuat pertahanan di sekitar Semenanjung Korea dengan mengirim radar anti-rudal dan kapal perang mereka.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor berita Korut KCNA, seorang perwira tinggi Korut memperingatkan serangan nuklir yang akan diarahkan kepada AS.

“Ancaman akan dihancurkan dengan senjata nuklir yang lebih kecil, ringan dan canggih. Operasi tanpa ampun dari pasukan kami sudah dipertimbangkan dan dipersiapkan,” lanjut pihak militer Korut.

Bulan lalu, Korut mengancam untuk melakukan serangan nuklir kepada AS. Ancaman itu kembali diulang saat ini. Sementara komando pertahanan rudal juga dipersiapkan dalam status perang.

Sementara, AS berniat memasang sistem pertahanan misil di Guam, yang terletak di dekat Papua. Sistem pertahanan misil itu jelas ditujukan untuk menghadapi ancaman misil balistik Korea Utara (Korut).

Pemerintah di Washington juga telah diberitahu mengenai potensi serangan nuklir negeri komunis Korea itu. Oleh karena itulah, Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel mulai merencanakan pengerahan sistem pertahanan misil di Guam. Beberapa pekan yang lalu, Korut juga mengancam akan menyerang pangkalan AS di wilayah itu. “Beberapa tindakan yang sudah mereka ambil belakangan ini menimbulkan ancaman yang nyata dan berbahaya,” ujar Hagel ketika berpidato di Universitas Pertahanan Washington, seperti dikutip Reuters.

Hagel menegaskan pula, dirinya memandang ancaman nuklir. Pentagon sebelumnya mengerahkan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD). Sistem pertahanan THAAD dilengkapi dengan truk, misil pencegat, serta radar AN/TPY.

Seperti diketahui, pengerahan sistem pertahanan misil di Guam dilakukan setelah AS mengerahkan 14 senjata serupa di Fort Greely, Alaska. Menurut Hagel, meski Negeri Paman Sam mengerahkan banyak senjata pertahanan, mereka tetap berupaya menenangkan situasi di Korut. AS pun terus mengadakan kontak dengan China selaku mitra terdekat Korut. “Kami akan melakukan apa yang bisa kami lakukan, seperti bekerja sama dengan China dan beberapa negara lainnya untuk mengatasi situasi di Semenanjung Korea,” tegasnya. (net)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/