30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

National Scarf Day di New Zealand, Ajak Para Wanita Memakai Hijab

no picture

NEW ZEALAND, SUMUTPOS.CO – Peristiwa penembakan umat muslim di dua masjid, di Christchurch New Zealand masih meninggalkan luka mendalam. Tak hanya umat muslim, Perdana Menteri New Zealand dan warganya menunjukkan bela sungkawa tanpa henti.

Kejadian yang berlangsung pada Jumat (15/3) itu telah melenyapkan sekitar 50 nyawa. Tak heran, jika ketakutan masih menghantui umat muslim di sana. Mencoba mengobati perasaan para korban sekaligus memberikan ketenangan untuk umat muslim, warga Christchurch melakukan aksi yang menyentuh hati.

Sebuah video memperlihatkan warga nonmuslim berbaris di depan masjid, melindungi orang-orang yang sedang salat di dalam. Sebagian dari mereka juga ada yang menjaga umat muslim di bagian dalam masjid. Selama proses salat, mereka duduk dengan penuh toleransi.

Tak cukup sampai di sana. Hari ini, Jumat (22/3), para wanita di New Zealand khususnya di Christchurch memakai hijab sebagai bentuk solidaritas terhadap umat muslim di sana. Aksi tersebut diberi nama National Scarf Day.

Ajakan aksi tersebut tersebar di media sosial. Sebuah akun Facebook bernama Scarves in Solidarity menyebut tujuan aksi ini adalah untuk melawan kebencian.

“Ini adalah tindakan sederhana, tapi menjadi simbol yang kuat untuk menolak retorika kebencian. Ajak teman wanitamu, saudaramu, teman kampusmu, tim olahragamu, sekolahmu, gerejamu untuk mengungah foto dengan memakai hijab. Jadi kita bisa tunjukan kepada dunia bahwa kita adalah satu,” tulis akun Scarves Solidarity di Facebook.

Aksi ini juga didukung penuh oleh para hijabers di New Zealand. Seorang pengusaha muslim bernama Amina Patel meyakinkan bahwa memakai hijab itu aman dan damai.

Kepada NewsHub, Amina mengajarkan cara memakai hijab. Para muslimah juga akan menjadi relawan untuk memasangkan hijab di masjid Ponsonby mulai jam empat sore.

“Jacinda pun memakainya, meski hanya pakai scarf melingkar di kepala, tidak apa-apa kok. Mau menutup seluruh rambut atau sebagian saja? Itu pilihanmu,” tutur Amina kepada NewsHub.

Jacinda Ardern, Perdana Menteri New Zealand beberapa waktu lalu terlihat memakai pashmina saat bertemu dengan komunitas muslim. Amina meyakinkan, jika Jacinda berani pakai, kenapa kita harus takut? (dtc/ram)

no picture

NEW ZEALAND, SUMUTPOS.CO – Peristiwa penembakan umat muslim di dua masjid, di Christchurch New Zealand masih meninggalkan luka mendalam. Tak hanya umat muslim, Perdana Menteri New Zealand dan warganya menunjukkan bela sungkawa tanpa henti.

Kejadian yang berlangsung pada Jumat (15/3) itu telah melenyapkan sekitar 50 nyawa. Tak heran, jika ketakutan masih menghantui umat muslim di sana. Mencoba mengobati perasaan para korban sekaligus memberikan ketenangan untuk umat muslim, warga Christchurch melakukan aksi yang menyentuh hati.

Sebuah video memperlihatkan warga nonmuslim berbaris di depan masjid, melindungi orang-orang yang sedang salat di dalam. Sebagian dari mereka juga ada yang menjaga umat muslim di bagian dalam masjid. Selama proses salat, mereka duduk dengan penuh toleransi.

Tak cukup sampai di sana. Hari ini, Jumat (22/3), para wanita di New Zealand khususnya di Christchurch memakai hijab sebagai bentuk solidaritas terhadap umat muslim di sana. Aksi tersebut diberi nama National Scarf Day.

Ajakan aksi tersebut tersebar di media sosial. Sebuah akun Facebook bernama Scarves in Solidarity menyebut tujuan aksi ini adalah untuk melawan kebencian.

“Ini adalah tindakan sederhana, tapi menjadi simbol yang kuat untuk menolak retorika kebencian. Ajak teman wanitamu, saudaramu, teman kampusmu, tim olahragamu, sekolahmu, gerejamu untuk mengungah foto dengan memakai hijab. Jadi kita bisa tunjukan kepada dunia bahwa kita adalah satu,” tulis akun Scarves Solidarity di Facebook.

Aksi ini juga didukung penuh oleh para hijabers di New Zealand. Seorang pengusaha muslim bernama Amina Patel meyakinkan bahwa memakai hijab itu aman dan damai.

Kepada NewsHub, Amina mengajarkan cara memakai hijab. Para muslimah juga akan menjadi relawan untuk memasangkan hijab di masjid Ponsonby mulai jam empat sore.

“Jacinda pun memakainya, meski hanya pakai scarf melingkar di kepala, tidak apa-apa kok. Mau menutup seluruh rambut atau sebagian saja? Itu pilihanmu,” tutur Amina kepada NewsHub.

Jacinda Ardern, Perdana Menteri New Zealand beberapa waktu lalu terlihat memakai pashmina saat bertemu dengan komunitas muslim. Amina meyakinkan, jika Jacinda berani pakai, kenapa kita harus takut? (dtc/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/