30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Pekerja Berhasil Sumbat Kebocoran di PLTN

Korban Nuklir Dapat Kompensasi Rp100 Juta

TOKYO – Upaya mengatasi kebocoran radioaktif karena meledaknya PLTN Fukushima Daiichi, 250 km timur laut Tokyo, terus berlangsung, Rabu (6/4) para pekerja berusaha menyumbat lubang yang diyakini mengakibatkan pencemaran zat-zat radioaktif ke laut.

Namun, untuk menggambarkan masih rentannya perkembangan positif terbaru di PLTN Fukushima, Tokyo Electric Power Co (TEPCO) selaku operator PLTN menyatakan pembangunan instalasi gas hidrogen pada salah satu reaktor bisa saja mengakibatkan ledakan. Bocornya air dari dalam reaktor sangat diduga sebagai sumber meningkatnya zat radioaktif di laut. Temuan membuat Jepang mengumumkan standar keamanan atas produk makanan laut untuk kali pertama. Pengumuman itu dilakukan setelah ditemukan beberapa sampel  ikan yang terkontaminasi zat radioaktif tingkat tinggi.

Pekerja TEPCO menyuntikkan senyawa sodium silicate untuk memadatkan tanah di dekat pipa yang bocor. Lubang itulah yang diyakini sebagai sumber kebocoran air reaktor ke Samudra Pasifik. Pipa yang retak sekitar 20 cm pada bagian dinding tersebut terhubung dengan reaktor nomor 2. Reaktor itu adalah salah satu di antara enam reaktor yang mengalami kerusakan sistem pendingin akibat gempa 11 Maret lalu. “Menurut para pekerja, pada pukul 05.38 waktu setempat, air yang keluar dari dinding pipa telah bisa dihentikan,” kata juru bicara TEPCO dalam pernyataan resmi.Sebelumnya, sejumlah upaya menutup retakan itu gagal. Termasuk, upaya menambal retakan dengan semen.
Meski menunjukkan langkah maju dalam menangani krisis nuklir di PLTN Fukushima Daiichi, harga saham TEPCO terus turun. Penurunan tersebut bahkan terjadi di tengah kesanggupan TEPCO membayar kompensasi bagi warga di sekitar PLTN.

TEPCO telah menyatakan bahwa pihaknya mungkin minta bantuan pemerintah untuk membayar sebagian klaim masyarakat. Mereka menyanggupi kompensasi awal sekitar JPY 1 juta atau dollar US 11.700 atau sekitar Rp100 juta untuk setiap rumah tangga yang terkena dampak krisis nuklir.  (afp/cak/c11/dwi/jpnn)

Korban Nuklir Dapat Kompensasi Rp100 Juta

TOKYO – Upaya mengatasi kebocoran radioaktif karena meledaknya PLTN Fukushima Daiichi, 250 km timur laut Tokyo, terus berlangsung, Rabu (6/4) para pekerja berusaha menyumbat lubang yang diyakini mengakibatkan pencemaran zat-zat radioaktif ke laut.

Namun, untuk menggambarkan masih rentannya perkembangan positif terbaru di PLTN Fukushima, Tokyo Electric Power Co (TEPCO) selaku operator PLTN menyatakan pembangunan instalasi gas hidrogen pada salah satu reaktor bisa saja mengakibatkan ledakan. Bocornya air dari dalam reaktor sangat diduga sebagai sumber meningkatnya zat radioaktif di laut. Temuan membuat Jepang mengumumkan standar keamanan atas produk makanan laut untuk kali pertama. Pengumuman itu dilakukan setelah ditemukan beberapa sampel  ikan yang terkontaminasi zat radioaktif tingkat tinggi.

Pekerja TEPCO menyuntikkan senyawa sodium silicate untuk memadatkan tanah di dekat pipa yang bocor. Lubang itulah yang diyakini sebagai sumber kebocoran air reaktor ke Samudra Pasifik. Pipa yang retak sekitar 20 cm pada bagian dinding tersebut terhubung dengan reaktor nomor 2. Reaktor itu adalah salah satu di antara enam reaktor yang mengalami kerusakan sistem pendingin akibat gempa 11 Maret lalu. “Menurut para pekerja, pada pukul 05.38 waktu setempat, air yang keluar dari dinding pipa telah bisa dihentikan,” kata juru bicara TEPCO dalam pernyataan resmi.Sebelumnya, sejumlah upaya menutup retakan itu gagal. Termasuk, upaya menambal retakan dengan semen.
Meski menunjukkan langkah maju dalam menangani krisis nuklir di PLTN Fukushima Daiichi, harga saham TEPCO terus turun. Penurunan tersebut bahkan terjadi di tengah kesanggupan TEPCO membayar kompensasi bagi warga di sekitar PLTN.

TEPCO telah menyatakan bahwa pihaknya mungkin minta bantuan pemerintah untuk membayar sebagian klaim masyarakat. Mereka menyanggupi kompensasi awal sekitar JPY 1 juta atau dollar US 11.700 atau sekitar Rp100 juta untuk setiap rumah tangga yang terkena dampak krisis nuklir.  (afp/cak/c11/dwi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/