26 C
Medan
Monday, July 8, 2024

Hotel Mungil Sekelas Bintang Lima

AMBERG -Terbayang dalam benak kita semua sebuah hotel bintang lima berdiri megah dan mewah, tentunya memiliki tanah yang luas. Tapi tidak dengan hotel ini, lebar hotel itu hanya 2,5 meter di tanah seluas 53 meter persegi.

Hotel Eh’haeusl merupakan hotel bintang lima yang terletak di Amberg, Jerman, dilengkapi dengan televisi layar datar dan juga spa mini. Hotel itu awalnya adalah sebuah rumah yang dibangun di tahun 1728, pasca pemerintah kota setempat ketika itu mengeluarkan aturan kepada pasangan yang akan menikah harus memiliki rumah.

Untuk memberikan kesempatan pasangan baru mengarungkan bahtera kehidupan, akhirnya seorang pejabat pemerintah kota membuat ide baru agar hukum tetap dijalankan. Dia membangun rumah kecil dan murah  dengan jangka waktu tertentu. Rumah tersebut dibangun dengan tujuan agar pasangan baru bisa membeli rumah, menikah, pindah ke rumah tersebut dan menjualnya kembali kepada pasangan yang akan menikah.

Dengan banyaknya penghuni baru hampir tiap minggu di rumah tersebut, akhirnya rumah itu dikenal dengan nama Eh’haeusl, artinya “Rumah Pernikahan”.

“Orang-orang yang tinggal di sini bahagia selama-lamanya dan tidak pernah bercerai, ini cerita legenda yang secara turun temurun diceritakan warga lokal,” ujar pemilik hotel Marina Schreiner, seperti dilansir The Sun, Kamis (6/10). (net/jpnn)

AMBERG -Terbayang dalam benak kita semua sebuah hotel bintang lima berdiri megah dan mewah, tentunya memiliki tanah yang luas. Tapi tidak dengan hotel ini, lebar hotel itu hanya 2,5 meter di tanah seluas 53 meter persegi.

Hotel Eh’haeusl merupakan hotel bintang lima yang terletak di Amberg, Jerman, dilengkapi dengan televisi layar datar dan juga spa mini. Hotel itu awalnya adalah sebuah rumah yang dibangun di tahun 1728, pasca pemerintah kota setempat ketika itu mengeluarkan aturan kepada pasangan yang akan menikah harus memiliki rumah.

Untuk memberikan kesempatan pasangan baru mengarungkan bahtera kehidupan, akhirnya seorang pejabat pemerintah kota membuat ide baru agar hukum tetap dijalankan. Dia membangun rumah kecil dan murah  dengan jangka waktu tertentu. Rumah tersebut dibangun dengan tujuan agar pasangan baru bisa membeli rumah, menikah, pindah ke rumah tersebut dan menjualnya kembali kepada pasangan yang akan menikah.

Dengan banyaknya penghuni baru hampir tiap minggu di rumah tersebut, akhirnya rumah itu dikenal dengan nama Eh’haeusl, artinya “Rumah Pernikahan”.

“Orang-orang yang tinggal di sini bahagia selama-lamanya dan tidak pernah bercerai, ini cerita legenda yang secara turun temurun diceritakan warga lokal,” ujar pemilik hotel Marina Schreiner, seperti dilansir The Sun, Kamis (6/10). (net/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/