Cegah Jet Tempur Libya Serang Warga Sipil
BENGHAZI – Tekanan komunitas internasional kepada pemimpin Libya Muammar Kadhafi belum mereda. Setelah lebih dari tiga pekan revolusi rakyat mengguncang negeri di utara Benua Afrika itu, kian kencang desakan dunia supaya sanksi zona larangan terbang (no-fly zone) diterapkan pada rezim Kadhafi.
Desakan tersebut menguat karena jet-jet tempur tentara Kadhafi terus melancarkan serangan udara ke wilayah-wilayah yang dikuasai oposisi. Ironisnya, serangan itu justru lebih banyak merenggut nyawa penduduk atau warga sipil.
Organisasi Konferensi Islam (OKI) terus menekan PBB agar segera menerapkan zona larangan terbang di wilayah Libya. Sikap organisasi beranggotakan 57 negara tersebut diambil dalam pertemuan darurat di markasnya di Jeddah, Arab Saudi, kemarin (8/3).
‘’Kami terus menyuarakan perlunya penerapan zona larangan terbang di Libya. Kami mendesak agar Dewan Keamanan (DK) PBB menjalankan tugasnya untuk menerapkan larangan tersebut,’’ kata Sekjen OKI Ekmeleddin Ihsanoglu di awal pertemuan.
Saat ini OKI sedang membahas respons terhadap konflik di Libya. Berbagai informasi menyebutkan bahwa korban tewas di Libya telah mencapai 2 ribu orang. Sebagian besar di antara mereka adalah warga sipil. Bahkan, Persatuan HAM Libya memperkirakan korban jiwa akibat pembantaian Kadhafi tiga pekan terakhir mencapai 6 ribu orang.
Ihsanoglu juga mendesak pemerintah Libya agar secepatnya memberikan akses masuk bagi bantuan kemanusiaan di negara tersebut. OKI, lanjut dia, juga mendukung tuntutan PBB agar diberi akses secara langsung kepada para korban pertempuran. ‘’Tetapi, kami menolak apapun bentuk campur tangan militer (di daratan) di Libya,’’ tegasnya.
Sikap yang sama dilontarkan Dewan kerja Sama Teluk atau Gulf Cooperation Council (GCC). Enam negara anggota GCC, Senin (7/3) telah sepakat mendesak DK PBB untuk mengambil semua langkah yang diperlukan guna melindungi warga sipil Libya. Termasuk penerapan sanksi zona larangan terbang.
Liga Arab mungkin juga mendukung. Meski baru akan mengadakan rapat Sabtu nanti (12/3), organisasi 22 negara Arab itu memberikan sinyal bahwa zona larangan terbang perlu diberlakukan untuk menyetop serangan jet tempur Libya terhadap kubu oposisi. Hanya, Liga Arab menolak intervensi militer asing di wilayah Libya.
Jika sanksi itu nantinya memang diberlakukan, jet-jet tempur militer Libya dipastikan tak boleh terbang lagi dan menyerang sasaran-sasaran di wilayahnya. Tujuannya adalah menghindari pembantaian warga sipil. Kalau dilanggar, akan ada tindakan lebih lanjut terhadap rezim Kadhafi. Didukung resolusi DK PBB, negara-negara besar atau Barat (yang dimotori AS), melancarkan operasi di Iraq pada 1991-2001 dan Bosnia Herzegovina pada 1993-1995 karena adanya pelanggaran terhadap zona larangan terbang.
Inggris dan Prancis merupakan negara Barat yang saat ini paling agresif memaksakan zona larangan terbang kepada rezim Kadhafi. Kedua negara tersebut telah menyiapkan sebuah resolusi untuk menyerang Kadhafi dalam pertemuan DK PBB pekan ini. Hanya, aksi militer bersama di bawah paying DK PBB itu bisa saja ditentang Rusia dan Tiongkok. Dua anggota tetap DK PBB tersebut menolak aksi militer terhadap Libya.
Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengakui bahwa penerapan zona larangan terbang atas Libya mungkin saja dilakukan. Kendati begitu, perlu landasan hukum yang jelas. ‘’(Sanksi no-fly zone) itu merupakan hal yang realistis,’’ katanya di London kemarin. ‘’Tetapi, penerapannya juga harus didukung dunia internasional maupun komunitas di kawasan (dunia Arab, Red),’’ lanjutnya.
Para menteri negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan bertemu di Brussels, Belgia, Kamis besok (10/3), untuk membahas soal kemungkinan aksi militer atas rezim Kadhafi. ‘’Ada konsensus soal perlunya NATO mengintervensi zona larangan terbang,’’ kata seorang diplomat dari NATO.
Dia memastikan bahwa langkah tersebut tidak memerlukan tentara di darat. Selain itu, Uni Eropa mengadakan KTT khusus Jumat lusa (11/3) untuk membahas krisis di Libya. Serangan tentara pro-Kadhafi atas oposisi tidak mereda. Pasukan Libya kemarin mengerahkan tank dan meluncurkan roket untuk membombardir posisi para pejuang oposisi.
Serangan tersebut ditujukan ke area kekuasaan oposisi di barat Libya, tetapi juga di timur. “Banyak orang mati di sana sini. Tentara Kadhafi dilengkapi roket dan tank,’’ ungkap Abdel Salem Mohamed (21) pejuang oposisi yang baru kembali ke Ras Lanuf. ‘’Situasinya tak baik bagi kami,’’ lanjutnya.(afp/ap/rtr/dwi/jpnn)