32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Kerusuhan Menjalar ke Pinggiran London

Lebih dari 160 Orang Ditangkap

LONDON – Ketegangan terus menyelimuti London menyusul kerusuhan pada Sabtu malam (6/8) lalu. Bahkan, kerusuhan berlanjut pada Minggu malam (7/8). Kepolisian Metro London (Scotland Yard) telah mengamankan lebih dari 160 orang, Senin (8/8) karena terlibat berbagai aksi anarkis di itu.  Kerusuhan yang dipicu tewasnya Mark Duggan setelah terlibat baku tembak dengan polisi itu memaksa Menteri Dalam Negeri Theresia May mempersingkat liburannya.

‘’Isu lokal yang semula melandasi peristiwa itu ternyata sudah bergeser menjadi kejahatan terorganisasi,’’ terang Wakil Asisten Komisioner Scotland Yard Steve Kavanagh kemarin.

Kini target utama polisi adalah para penjarah. Aparat keamanan memburu para pemuda yang menyerang petugas serta membakar kendaraan milik polisi. Tapi, untuk mendapatkan para pelaku bukan hal mudah. Ketika beraksi, para pelaku memakai topi dan penutup wajah. Sebagian di antaranya mengenakan masker gas.

‘’Aksi anarkistis warga yang ditujukan kepada petugas itu benar-benar membuat kami syok,’’ kata Christine Jones, komandan kepolisian setempat.

Akibat insiden kerusuhan terburuk di Inggris dalam satu dekade ini, tidak kurang dari 35 polisi terluka. Tiga di antaranya menjadi korban setelah ditabrak mobil saat mengejar pelaku penjarahan di timur laut London.

Dibandingkan dengan Sabtu malam setempat, kerusuhan di London, khususnya Tottenham, Minggu malam lalu tidak terlalu parah. Sebab, tak ada lagi gerombolan massa bersenjata yang menyerang polisi seperti pada malam sebelumnya. Hanya, penjarahan terus berlanjut. Bahkan, menyebar sampai ke Enfield di sebelah utara London dan Walthamstow di kawasan timur laut. Di dua lokasi itu, penjarahan melibatkan sedikitnya 30 pemuda.

Sedangkan di kawasan Oxford Circus, berada di pusat Kota London, tak kurang dari 50 pemuda terlibat aksi penjarahan dan perusakan fasilitas umum. ‘’Jumlah penjahat yang meniru aksi kejahatan sebelumnya bertambah dan menyebar luas ke luar Tottenham hingga ke ibu kota,’’ papar Jones.

Aksi anarkistis itu membuat warga Kota Brixton, yang berjarak sekitar 16 kilometer dari London, khawatir dan waswas.  Apalagi, kawasan itu menjadi saksi bisu kerusuhan hebat yang melanda Inggris 1980-an dan 1990an. ‘’Tottenham hanya menjadi alasan untuk melancarkan aksi anarkistis seperti yang menimpa kami di sini,’’ tutur Williams Falade, manajer sebuah pusat kebugaran di Brixton yang menutup tempat usahanya kemarin.

Menteri Dalam Negeri Theresa May yang sedang menikmati libur musim panasnya langsung kembali ke London. Mewakili Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron, dia mengecam aksi kerusuhan pada Sabtu dan Minggu malam sempat membumi hanguskan sebagian wilayah ibu kota. (ap/afp/rtr/bbc/hep/dwi/jpnn)

Massa Diprovokasi Via Twitter

Aksi kerusuhan yang berujung kepada pembakaran dan penjarahan di Tottenham, London, Inggris, masih berlanjut. Sejumlah massa itu terkumpul berkat ajakan dan provokasi dari akun jejaring sosial Twitter. Demikian disampaikan Kepolisian metropolitan London, seperti dilansir dari laman BBC pada Senin (8/8), banyak petugas yang diserang dan mobil-mobil polisi yang dirusak. Titik-titik perusakan antara lain berada di Brixton, Watham Forest, Einfield, Walthamstow, dan daerah lain di London.

Paraic O’Brien, seorang wartawan mengatakan penjarahan dilakukan, begitu merajalela di Brixton. Toko dibakar dan dijarah, serta banyak mobil-mobil dirusak. Menurut seorang saksi mata lainnya, Tottenham masih mencekam. Bangunan terbakar, ditambah suara deru helikopter polisi di atas, membuat suasana semakin mencekam.  Laman Aljazeera menggambarkan situasi persis seperti zona perang. Semakin melebarnya intensitas kerusuhan turut dipengaruhi pemberitaan yang menyebar di situs jejaring sosial Twitter. (net/jpnn)

Lebih dari 160 Orang Ditangkap

LONDON – Ketegangan terus menyelimuti London menyusul kerusuhan pada Sabtu malam (6/8) lalu. Bahkan, kerusuhan berlanjut pada Minggu malam (7/8). Kepolisian Metro London (Scotland Yard) telah mengamankan lebih dari 160 orang, Senin (8/8) karena terlibat berbagai aksi anarkis di itu.  Kerusuhan yang dipicu tewasnya Mark Duggan setelah terlibat baku tembak dengan polisi itu memaksa Menteri Dalam Negeri Theresia May mempersingkat liburannya.

‘’Isu lokal yang semula melandasi peristiwa itu ternyata sudah bergeser menjadi kejahatan terorganisasi,’’ terang Wakil Asisten Komisioner Scotland Yard Steve Kavanagh kemarin.

Kini target utama polisi adalah para penjarah. Aparat keamanan memburu para pemuda yang menyerang petugas serta membakar kendaraan milik polisi. Tapi, untuk mendapatkan para pelaku bukan hal mudah. Ketika beraksi, para pelaku memakai topi dan penutup wajah. Sebagian di antaranya mengenakan masker gas.

‘’Aksi anarkistis warga yang ditujukan kepada petugas itu benar-benar membuat kami syok,’’ kata Christine Jones, komandan kepolisian setempat.

Akibat insiden kerusuhan terburuk di Inggris dalam satu dekade ini, tidak kurang dari 35 polisi terluka. Tiga di antaranya menjadi korban setelah ditabrak mobil saat mengejar pelaku penjarahan di timur laut London.

Dibandingkan dengan Sabtu malam setempat, kerusuhan di London, khususnya Tottenham, Minggu malam lalu tidak terlalu parah. Sebab, tak ada lagi gerombolan massa bersenjata yang menyerang polisi seperti pada malam sebelumnya. Hanya, penjarahan terus berlanjut. Bahkan, menyebar sampai ke Enfield di sebelah utara London dan Walthamstow di kawasan timur laut. Di dua lokasi itu, penjarahan melibatkan sedikitnya 30 pemuda.

Sedangkan di kawasan Oxford Circus, berada di pusat Kota London, tak kurang dari 50 pemuda terlibat aksi penjarahan dan perusakan fasilitas umum. ‘’Jumlah penjahat yang meniru aksi kejahatan sebelumnya bertambah dan menyebar luas ke luar Tottenham hingga ke ibu kota,’’ papar Jones.

Aksi anarkistis itu membuat warga Kota Brixton, yang berjarak sekitar 16 kilometer dari London, khawatir dan waswas.  Apalagi, kawasan itu menjadi saksi bisu kerusuhan hebat yang melanda Inggris 1980-an dan 1990an. ‘’Tottenham hanya menjadi alasan untuk melancarkan aksi anarkistis seperti yang menimpa kami di sini,’’ tutur Williams Falade, manajer sebuah pusat kebugaran di Brixton yang menutup tempat usahanya kemarin.

Menteri Dalam Negeri Theresa May yang sedang menikmati libur musim panasnya langsung kembali ke London. Mewakili Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron, dia mengecam aksi kerusuhan pada Sabtu dan Minggu malam sempat membumi hanguskan sebagian wilayah ibu kota. (ap/afp/rtr/bbc/hep/dwi/jpnn)

Massa Diprovokasi Via Twitter

Aksi kerusuhan yang berujung kepada pembakaran dan penjarahan di Tottenham, London, Inggris, masih berlanjut. Sejumlah massa itu terkumpul berkat ajakan dan provokasi dari akun jejaring sosial Twitter. Demikian disampaikan Kepolisian metropolitan London, seperti dilansir dari laman BBC pada Senin (8/8), banyak petugas yang diserang dan mobil-mobil polisi yang dirusak. Titik-titik perusakan antara lain berada di Brixton, Watham Forest, Einfield, Walthamstow, dan daerah lain di London.

Paraic O’Brien, seorang wartawan mengatakan penjarahan dilakukan, begitu merajalela di Brixton. Toko dibakar dan dijarah, serta banyak mobil-mobil dirusak. Menurut seorang saksi mata lainnya, Tottenham masih mencekam. Bangunan terbakar, ditambah suara deru helikopter polisi di atas, membuat suasana semakin mencekam.  Laman Aljazeera menggambarkan situasi persis seperti zona perang. Semakin melebarnya intensitas kerusuhan turut dipengaruhi pemberitaan yang menyebar di situs jejaring sosial Twitter. (net/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/