27 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Oposisi Tolak Tawaran Dialog Mursi

KAIRO- Demonstrasi anti pemerintah Mesir berlanjut. Semula hanya sedikit pengunjuk rasa yang berpartisipasi dalam aksi pagi kemarin. Namun, jumlahnya terus berlipat pada siang dan sore hari. Massa anti-Mursi membangun barikade mereka di Lapangan Tahrir. Ribuan orang melakukan long march menuju depan istana kepresidenan.

Di sisi lain, kelompok Islam pro-Presiden Muhammad Mursi terus mendukung pemerintah untuk melaksanakan referendum terhadap konstitusi baru. Mereka mengecam demonstrasi jalanan yang membakar ibu kota beberapa hari sebelumnya.
Aksi kelompok Islamis itu juga dilakukan di depan Istana al-Ittihadiya (istana kepresidenan) sejak pagi. Lokasi tersebut merupakan pusat demonstrasi dan bentrokan beberapa hari belakangan. Kondisinya memang sudah cukup tenang. Namun, militer masih berjaga-jaga ketat lengkap dengan persenjataan. Belasan tank dan kendaraan pengangkut personel ditempatkan di depan istana. Tentara dan polisi anti huru-hara bersiaga di balik barikade kawat berduri.

Kekhawatiran terjadinya bentrok susulan antara demonstran pro-Mursi dan yang anti pemerintah ini muncul setelah tujuh nyawa terenggut dan 600 lain cedera karena bentrokan berdarah pada Rabu malam (5/12).
Kemarahan demonstran anti-Mursi itu kian bergolak setelah Kamis malam Mursi menegaskan menolak tuntutan mereka untuk menunda referendum yang bakal dilaksanakan 15 Desember.

Dilansir AFP, dalam pidato yang disiarkan melalui televisi itu, Mursi juga menawarkan dialog pada hari ini, Sabtu (8/12). Namun, kelompok koalisi sekuler menolak. Mereka menuntut sang presiden mencabut dulu dekrit yang memberi dia kekuasaan besar dan tidak tersentuh hukum.

Koalisi malah menantang bakal meningkatkan upaya melawan dekrit Presiden Mursi dan referendum. Koalisi oposisi, Fron Penyelamat Nasional, mengeluarkan pernyataan bahwa karena presiden menolak tuntutan demonstran, pintu untuk berdialog juga tertutup.

Menghadapi mereka yang menentang, Mursi tidak tinggal diam. Dalam pidatonya itu juga, dia menuduh ada beberapa kelompok di dalam oposisi yang masih membawa misi mantan Presiden Hosni Mubarak. Mursi menegaskan tidak bakal menoleransi siapa pun yang akan melengserkan pemerintahannya yang sah. “Kami menghormati kebebasan berpendapat dengan damai. Tetapi, saya tidak akan membiarkan siapa pun melakukan pembunuhan dan sabotase,” serunya.
Saat Mursi berpidato di layar kaca itu, ratusan oposisi berusaha merangsek ke dalam markas Ikhwanul Muslimin. (cak/c1/ami)

KAIRO- Demonstrasi anti pemerintah Mesir berlanjut. Semula hanya sedikit pengunjuk rasa yang berpartisipasi dalam aksi pagi kemarin. Namun, jumlahnya terus berlipat pada siang dan sore hari. Massa anti-Mursi membangun barikade mereka di Lapangan Tahrir. Ribuan orang melakukan long march menuju depan istana kepresidenan.

Di sisi lain, kelompok Islam pro-Presiden Muhammad Mursi terus mendukung pemerintah untuk melaksanakan referendum terhadap konstitusi baru. Mereka mengecam demonstrasi jalanan yang membakar ibu kota beberapa hari sebelumnya.
Aksi kelompok Islamis itu juga dilakukan di depan Istana al-Ittihadiya (istana kepresidenan) sejak pagi. Lokasi tersebut merupakan pusat demonstrasi dan bentrokan beberapa hari belakangan. Kondisinya memang sudah cukup tenang. Namun, militer masih berjaga-jaga ketat lengkap dengan persenjataan. Belasan tank dan kendaraan pengangkut personel ditempatkan di depan istana. Tentara dan polisi anti huru-hara bersiaga di balik barikade kawat berduri.

Kekhawatiran terjadinya bentrok susulan antara demonstran pro-Mursi dan yang anti pemerintah ini muncul setelah tujuh nyawa terenggut dan 600 lain cedera karena bentrokan berdarah pada Rabu malam (5/12).
Kemarahan demonstran anti-Mursi itu kian bergolak setelah Kamis malam Mursi menegaskan menolak tuntutan mereka untuk menunda referendum yang bakal dilaksanakan 15 Desember.

Dilansir AFP, dalam pidato yang disiarkan melalui televisi itu, Mursi juga menawarkan dialog pada hari ini, Sabtu (8/12). Namun, kelompok koalisi sekuler menolak. Mereka menuntut sang presiden mencabut dulu dekrit yang memberi dia kekuasaan besar dan tidak tersentuh hukum.

Koalisi malah menantang bakal meningkatkan upaya melawan dekrit Presiden Mursi dan referendum. Koalisi oposisi, Fron Penyelamat Nasional, mengeluarkan pernyataan bahwa karena presiden menolak tuntutan demonstran, pintu untuk berdialog juga tertutup.

Menghadapi mereka yang menentang, Mursi tidak tinggal diam. Dalam pidatonya itu juga, dia menuduh ada beberapa kelompok di dalam oposisi yang masih membawa misi mantan Presiden Hosni Mubarak. Mursi menegaskan tidak bakal menoleransi siapa pun yang akan melengserkan pemerintahannya yang sah. “Kami menghormati kebebasan berpendapat dengan damai. Tetapi, saya tidak akan membiarkan siapa pun melakukan pembunuhan dan sabotase,” serunya.
Saat Mursi berpidato di layar kaca itu, ratusan oposisi berusaha merangsek ke dalam markas Ikhwanul Muslimin. (cak/c1/ami)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/