GAZA- Pemimpin Hamas yang tinggal di pengasingan akhirnya akan berkunjung ke Gaza untuk pertama kalinya dalam 45 tahun pada Jumat ini. Besok, dia akan memimpin pawai merayakan kemenangan Gaza melawan serangan Israel bulan lalu.
Diberitakan Reuters, Khaled Meshaal telah meninggalkan Tepi Barat, Palestina, pada usia 11 tahun usai Perang Timur Tengah. Kedatangannya kali ini juga bentuk suka cita dan harapan terhadap upaya rekonsiliasi antara Hamas di Gaza dan Fatah di Tepi Barat.
“Ada suasana baru yang memungkinkan kita meraih rekonsiliasi,” kata Meshaal dari tempat tinggalnya di Qatar sejak meninggalkan Suriah awal tahun ini.
Di Gaza, dia akan tinggal selama lebih dari dua hari. Selain merayakan kemenangan terhadap Israel, pawai Sabtu nanti juga merupakan perayaan 25 tahun pembentukan Hamas. Selain itu, pawai ini juga diadakan bertepatan dengan 25 tahun pemberontakan Palestina pertama terhadap Israel, atau intifada.
Menyambut Meshaal yang akan datang melalui Mesir, rakyat Palestina telah menghiasi Gaza dengan bendera Hamas dan foto para pemimpinnya. Panggung besar telah diperseiapkan di pusat kota. Sebagai hiasan panggung, diletakkan roket M75 buatan Hamas yang digunakan untuk menyerang Israel bulan lalu. Untuk pertama kalinya, serangan Hamas kala itu bisa mencapai Tel Aviv dan Yerusalem.
Pada baku tembak Israel dan Gaza bulan lalu, sebanyak 170 orang Palestina dan enam Israel tewas. Pertempuran berakhir dengan gencatan senjata berkat mediasi dari Mesir. Israel mengatakan bahwa militer mereka telah melumpuhkan Hamas, sementara Hamas di Gaza menegaskan bahwa mereka telah menang.
Meshaal lahir di desa Silwad, Tepi Barat, pada tahun 1956. Dia kemudian pindah ke Kuwait setelah Perang Timur Tengah tahun 1967. Dia pindah lagi ke Yordania saat Irak menginvasi Kuwait pada 1990. Di sinilah dia mulai bergabung dengan Hamas. Pada tahun 1997, dia menjadi sasaran racun agen Israel, namun berhasil selamat.
Meshaal diangkat menjadi pemimpin Hamas pada tahun 2004 setelah pendirinya Sheikh Ahmed Yassin dibunuh oleh Israel. Usai terpilih, Meshaal pindah lagi ke Damaskus, Suriah.
Sejak itu, dia menjadi duta Hamas dalam berbagai pertemuan dengan pemimpin negara di seluruh dunia.
Pada Januari 2012, Meshaal pindah dari Suriah karena situasi yang semakin tidak aman. Dia akhirnya tinggal berpindah-pindah antara Qatar dan Kairo. (rts/jpnn)