Angan-angan penggemar fiksi ilmiah dan pakar militer perihal penggunaan laser sebagai senjata sejak puluhan tahun lalu bakal menjadi kenyataan. Paling tidak, musim panas nanti senjata laser itu bakal terwujud.
Angkatan Laut Amerika Serikat (AL AS) atau US Navy mengumumkan pada Senin lalu (8/4) bahwa mereka akan memasang prototipe Sistem Senjata Laser (LaWS) pada kapal perang amfibi USS Ponce. Bahkan, kapal transportasi atau landing platform/dock (LPD) itu akan ditempatkan di Teluk Persia atau kawasan Timur Tengah tahun depan.
Itu merupakan kali pertama senjata laser digunakan secara aktif. Sinar infra merah yang ditembakkan dari senjata itu bisa menghancurkan kapal kecil atau menjatuhkan pesawat mata-mata tanpa awak (drone). Simulasi senjata mutakhir itu ditayangkan melalui video milik AL AS.
Peneliti AL AS memaparkan bahwa senjata laser tersebut berhasil menghancurkan target 100 persen dalam uji coba sebelumnya. ’’Secara sederhana, senjata ini bekerja seperti suluh atau obor las dengan amunisi tidak terbatas,’’ terang seorang pejabat AL AS kepada Fox News.
Prototipe senjata laser itu tak membutuhkan amunisi yang mahal. Biaya operasionalnya sangat murah.
’’Hanya perlu USD 1 (sekitar Rp 9600) untuk menembakkan senjata ini,’’ papar Laksamana Muda Matthew Klunder, peneliti AL AS.
Meski demikian, biaya pembuatan LaWS lumayan mahal. Yakni, mencapai USD 32 juta (sekitar Rp307,2 miliar) per unit.
Berbentuk seperti teleskop kecil, senjata tersebut mampu membidik target yang bergerak dan menembakkan sinar laser yang cukup kuat untuk membakar hingga menembus baja.’’Semua berjalan sempurna selama uji coba,’’ terang Klunder.
Senjata itu akan dipasang pada USS Ponce tahun depan dan beroperasi pada musim panas 2014. Kapal perang amfibi kelas Austin itu semula berpangkalan di Norfolk, Virginia. Tapi, saat ini USS Ponce menjadi bagian dari Armada Ke-5 (Fifth Fleet). Berpangkalan di Bahrain, armada AL AS tersebut bertanggung jawab atas kekuatan laut negeri Paman Sam di Teluk Persia, Laut Merah, Laut Arab, hingga pantai timur Afrika (Tanduk Afrika).
Awalnya, LaWS akan digunakan untuk memerangi kapal-kapal (patroli) kecil yang menjadi ancaman bagi armada AS. Misalnya, saat kapal cepat Iran mencegat kapal perang AS di Teluk Persia dan Selat Hormuz. AL AS berencana untuk meng gunakan laser tersebut dalam memerangi rudal maupun ancaman lain dari udara serta juga menghentikan ancaman asing lainnya. Bahkan, sistem itu diklaim mampu menghentikan serangan rudal milik musuh.
Banyak detil terkait senjata itu masih dirahasiakan hingga saat ini. Misalnya, seberapa jauh jangkauannya, seberapa kemampuannya atau seberapa besar energi yang diperlukan untuk mengoperasikan senjata itu. (dwi/jpnn )