32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

NATO Yakin Kadhafi Segera Lengser

MISRATA – Pasukan koalisi NATO sepertinya mulai habis kesabaran dalam menghadapi perlawanan pasukan pemimpin Libya Muammar Kadhafi. Sekjen NATO, Anders Fogh Rasmussen menyatakan, tidak ada waktu lagi bagi Kadhafi untuk menunda pengunduran dirinya.

“Permainan sudah selesai bagi Kadhafi. Seharusnya, Kadhafi menyadari bahwa cepat atau lambat, tidak ada lagi masa depan bagi rezimnya,” tegasnya kepada stasiun televisi CNN, Senin (9/5). “Kami telah menghentikan gerak Kadhafi. Waktunya telah habis. Dia kini makin terisolasi,” lanjut Rasmussen.

Mantan perdana menteri (PM), Denmark itu optimistis bahwa Kadhafi akan kehilangan kursi kekuasaan yang telah didudukinya berpuluh-puluh tahun. Keyakinannya itu didasarkan pada efek “angin perubahan” yang ber embus dari revolusi di Afrika Utara dan Timur Tengah, kematian Osama Bin Laden, dan meningkatnya tekanan terhadap Taliban di Afghanistan.

Pasukan NATO terus meningkatkan serangan udaranya di Libya untuk mematahkan perlawanan loyalis Kadhafi sejak Maret lalu. Namun, mereka gagal mencegah pasukan pemerintah membunuh ratusan warga sipil di kota-kota yang dikuasai oposisi. Padahal, tujuan resolusi PBB yang diamanatkan kepada NATO adalah melindungi warga sipil Libya dan memberlakukan zona larangan terbang. (afp/ap/cak/dwi/jpnn)

MISRATA – Pasukan koalisi NATO sepertinya mulai habis kesabaran dalam menghadapi perlawanan pasukan pemimpin Libya Muammar Kadhafi. Sekjen NATO, Anders Fogh Rasmussen menyatakan, tidak ada waktu lagi bagi Kadhafi untuk menunda pengunduran dirinya.

“Permainan sudah selesai bagi Kadhafi. Seharusnya, Kadhafi menyadari bahwa cepat atau lambat, tidak ada lagi masa depan bagi rezimnya,” tegasnya kepada stasiun televisi CNN, Senin (9/5). “Kami telah menghentikan gerak Kadhafi. Waktunya telah habis. Dia kini makin terisolasi,” lanjut Rasmussen.

Mantan perdana menteri (PM), Denmark itu optimistis bahwa Kadhafi akan kehilangan kursi kekuasaan yang telah didudukinya berpuluh-puluh tahun. Keyakinannya itu didasarkan pada efek “angin perubahan” yang ber embus dari revolusi di Afrika Utara dan Timur Tengah, kematian Osama Bin Laden, dan meningkatnya tekanan terhadap Taliban di Afghanistan.

Pasukan NATO terus meningkatkan serangan udaranya di Libya untuk mematahkan perlawanan loyalis Kadhafi sejak Maret lalu. Namun, mereka gagal mencegah pasukan pemerintah membunuh ratusan warga sipil di kota-kota yang dikuasai oposisi. Padahal, tujuan resolusi PBB yang diamanatkan kepada NATO adalah melindungi warga sipil Libya dan memberlakukan zona larangan terbang. (afp/ap/cak/dwi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/