Rusuh, Demo Tuntut Pemilu Bersih
KUALA LUMPUR- Malaysia bergolak lagi. Lebih dari 10 ribu demonstran yang menamakan diri “Bersih 2.0” dan turun ke jalan di Kuala Lumpur menuntut pemilu bersih kemarin (9/7) dibubarkan paksa oleh polisi dengan menggunakan gas air mata.
Akibat insiden dekat stasiun kereta utama di Kuala Lumpur, KL Sentral, yang terjadi pada pukul 13.41 waktu setempat (lebih cepat satu jam daripada WIB) tersebut, puluhan orang luka-luka, termasuk pemimpin utama oposisi negeri jiran itu, Anwar Ibrahim.
Dua anak Anwar, Nurul Izzah dan Nurul Iman, beserta sekitar 1.600 demonstran lainnya juga ditangkap, meski kemudian dibebaskan.
Anwar mengalami memar di kepala dan luka berdarah di kaki karena terjatuh saat polisi mulai menembakkan gas air mata. Ayah enam anak itu pun harus menginap semalam di Pantai Hospital, Kuala Lumpur. Di rumah sakit yang sama, juga dirawat salah seorang pengawal Anwar yang mengalami retak tulang pipi.
“Saya baik-baik saja. Tapi, saya masih merasa pusing,” kata politikus yang dikenal dekat dengan banyak tokoh Indonesia tersebut kepada AFP yang mengunjunginya di rumah sakit.
Menurut Anwar, kepalanya membentur paving dekat KL Sentral. Itu terjadi setelah polisi menembakkan gas air mata langsung ke arah demonstran, bukan ke udara.
“Mereka menembak langsung ke arah kami. Saya sampai kesulitan bernapas dan berdiri,” ungkap mantan wakil PM di era Mahathir Mohammad tersebut.
Nurul Izzah membenarkan bahwa polisi sengaja menyasar demonstran dengan gas air mata. Legislator dari Partai Keadilan Rak yat itu pun mendesak Menteri Dalam Negeri Hishamuddin Hussein dan Kepolisian Malaysia agar menghentikan kekerasan.
“Hentikan omong kosong. Kami bukan penjahat. Kami hanya menuntut pemilu yang bersih dan jujur,” cetus Izzah seperti dikutip situs independen Malaysia Kini.
“Banyak orang tak bersalah yang terluka. Kami mengecam kebiadaban yang dilakukan UMNO dan Barisan Nasional (partai dan koalisi berkuasa di Malaysia, Red) ini,” lanjutnya.
Izzah sebenarnya sempat ditangkap di lokasi insiden. Bersama beberapa demonstran, dia diminta tiarap dan hendak diborgol. “Tapi, borgol ternyata tak berfungsi. Begitu melihat kanan-kiri tak ada polisi, kami pun langsung lari,” katanya.
Namun, toh beberapa jam kemudian anak sulung Anwar Ibrahim itu datang ke kantor polisi untuk menjenguk sang adik, Nurul Iman. Bersama dua aktivis lainnya, Iman akhirnya dibebaskan.
Polisi juga membebaskan Ketua Bersih 2.0 Ambiga Sreenevasan dan Presiden Partai Islam Se-Malaysia (PAS) Abdul Hadi Awang dari tahanan Markas Kepolisian Kuala Lumpur.
“Saya hanya bisa mengatakan, hidup rakyat Malaysia, kita ternyata tidak mudah diintimidasi. Apa yang terjadi hari ini lebih dari sekadar tuntutan pemilu bersih. Tapi juga bukti bahwa rakyat menginginkan proses demokrasi yang canggih dan keinginan itu telah tercapai,” tandas Ambiga kepada wartawan sesudah dibebaskan, seperti dikutip Malaysia Kini.
Sehari sebelumnya, pemerintahan Najib Razak sebenarnya menawari massa Bersih 2.0 yang umumnya terdiri atas para pendukung koalisi oposisi Pakatan Rakyat untuk melokalisasi demonstrasi di Stadion Merdeka. Bersih sebenarnya sudah setuju, namun pihak berwenang malah membatalkan tawaran itu dan mencabut izin demonstrasi.
Namun, demonstran tak menghiraukan larangan tersebut. Kemarin, sembari membawa bendera PAS dan Pakatan Rakyat serta meneriakkan yel-yel “Hidup Rakyat” serta “Bersih”, mereka pun bergerak dari berbagai penjuru Kuala Lumpur dengan tujuan mencapai Stadion Merdeka. Namun, di dekat KL Sentral mereka dilokalisasi sebelum akhirnya ditembak gas air mata.
Seperti dilaporkan Reuters, suasana Kuala Lumpur pun menjadi sangat menegangkan mulai pagi hingga sore kemarin. Kawasan bisnis di Queen, misalnya, menjadi “mati” karena toko-toko memilih tutup.
Apalagi, pada saat berbarengan dengan demonstrasi Bersih, muncul pula perlawanan dari Patriot, yaitu kelompok bentukan UMNO Youth, sayap pemuda UMNO. Mengusung slogan “menghancurkan Bersih”, mereka berencana pula menuju Stadion Merdeka dengan melakukan long march dari Bukit Bintang. Namun, dengan kekuatan hanya sekitar 500 orang, dengan mudah mereka dihalau ketika baru berkumpul di Bukit Bintang.
Meski menjadi pusat huru-hara, pengoperasian berbagai layanan kereta di KL Sentral tetap berjalan. Polisi masih mengadakan razia aktivis Bersih hingga pukul 22.00 waktu setempat kemarin. (c9/ttg/jpnn)