TEHERAN – Iran benar-benar tak terima atas tindakan Amerika Serikat (AS) yang mengintai wilayah kedaulatannya. Kemarin (9/12) Teheran mengirim surat protes kepada Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyatakan pesawat tanpa awak Paman Sam telah memasuki wilayahnya sejauh 250 kilometer, sebelum ditembak jatuh.
Dalam surat itu pemerintah Iran menyatakan pesawat mata-mata AS RQ-170 melanggar wilayah udara tanpa permisi sebelum mendapat serangan dari tentara negeri para mullah tersebut. Isi surat tersebut dilansir oleh situs resmi pemerintah Iran. “Aksi provokatif dan rahasia pemerintah AS terhadap Republik Islam beberapa bulan terakhir meningkat,” tulisnya.
Dalam surat tersebut juga dipaparkan Teheran telah mengajukan protes keras atas pelanggaran hukum internasional oleh AS dan memperingatkan agar tidak mengulangi tindakan serupa. Iran mendesak PBB untuk mengecam pelanggaran tersebut. Surat tersebut ditujukan ke sekretaris jenderal dan presiden anggota Dewan Kemanan serta Majelis Umum. Televisi lokal, Kamis (8/12), menyiarkan gambar yang diklaim Teheran sebagai pesawat pengintai yang berhasil ditembak jatuh, RQ-170 Sentinel. Pesawat hanya mengalami kerusakan ringan. Pentagon menyatakan, para ahli tengah mempelajari isi video tersebut. “Kami punya waktu untuk mempelajari gambar tersebut. Kami punya ahlinya,” terang Kapten John Kirby, juru bicara Pentagon.
Dia menambahkan, para analis tak hanya berasal dari kalangan militer. Namun dia menolak memberikan informasi detilnya. Video tersebut menggambarkan sebuah pesawat berwarna krem tengah diteliti dua komandan pasukan elit Iran, Garda Revolusi bertugas menjaga pertahanan udara. Kepala Staf Angkatan Udara Brigadir Jenderal Amir-Ali Hajizadeh menegaskan pesawat pembom tersebut ditangkap melalui serangan sistem komputer. RQ-170 Sentinel adalah pesawat pengintai dan pembom buatan Lockheed Martin yang keberadaannya baru dipublikasikan 2009 melalui resensi khusus. Kemudian angkatan udara AS mengonfirmasinya pada 2010. (cak/ami/jpnn)