Sejam tak Punya Anggaran
Amerika Serikat (AS) nyaris ditutup, lantaran tidak ada anggaran. Sejam menjelang tenggat yang membuat rezim Presiden Barack Obama tak punya dana menjalankan roda pemerintahan, tercapai kesepakatan antara Partai Republik dan Partai Demokrat.
Demikian, deadlock anggaran fiskal 2011 pun tidak sampai terjadi alias Gedung Putih jadi punya uang untuk memberikan layanan publik sampai akhir tahun ini. Dua partai yang masing-masing menguasai majelis rendah (DPR) dan majelis tinggi (senat) itu harus bernegosiasi selama hampir 11 jam.
Akhirnya, sekitar sejam menjelang deadline, dicapai deal yang ditandai pemotongan atau peng hematan anggaran dolar US 38 miliar (sekitar Rp 323 triliun). Itulah pemotongan anggaran federal pertama selama 15 tahun terakhir.
Karena tak mungkin menyelesaikan anggaran dalam waktu sejam, apalagi harus melalui senat dan kongres, disetujuilah stopgap measure (semacam anggaran sementara, Red). Yakni, untuk membiayai pemerintahan sampai Kamis (14/4) supaya pemerintahan tak sampai shutdown alias tutup.
Pengambilan keputusan stopgap measure iharus dilakukan dengan terburu-buru. Dimulai proses voting di senat, dilanjutkan voting di DPR yang berlangsung setelah lewat tenggat. Secara teknis, AS sebenarnya selama sejam tak punya anggaran. Karena itu terjadi pada dini hari akhir pekan, pengaruhnya tak ada. Yang pasti, dengan disahkannya stopgap measure tersebut, senat dan DPR punya waktu sampai Kamis (14/4) untuk menyelesaikan anggaran fiskal 2011.
“Apa yang kita lakukan ini sangat bersejarah,” kata Harry Reid, pemimpin Demokrat di senat, mengacu pada kesepakatan yang diraih partainya dan Republik dengan dimediatori Obama seperti dilansir Associated Press. Tentu saja Republik dan Demokrat harus berkompromi agar deadlock anggaran itu tidak terjadi. Soal besaran angka pemotongan, misalnya, semula Republik bersikeras pada dolar US 39 miliar (Rp331,5 triliun), sedangkan Demokrat bertahan pada dolar US 34 miliar (Rp289 triliun).
Menurut Obama, kesepakatan tersebut didasari atas kesadaran semua pihak bahwa shutdown bakal memperburuk perekonomian negeri itu. Sebab, saat ini mereka baru memasuki proses bangkit setelah dihantam resesi terburuk sejak Depresi Besar pada 1933. (c5/ttg/jpnn)