TEHERAN, SUMUTPOS.CO – Iran memperkenalkan sistem pertahanan rudal yang dilaporkan bisa merontokkan enam target beruntun di tengah situasi panas di Teluk Persia.
Pada Minggu (9/6), Iran memamerkan sistem pertahanan udara Khordad 15 yang dilengkapi dengan rudal jarak jauh Sayyad-3 dan merupakan karya anak bangsa.
Menteri Pertahanan Brigadir Jenderal Amir Hatami menuturkan seperti dikutip Russian Today, rudal Sayyad-3 bisa menghancurkan jet tempur maupun drone musuh dari 120 km. Selain itu menurut penuturan seorang pejabat militer Iran, sistem pertahanan itu bisa melecak target siluman dan merobohkannya dari jarak 45 km.
Dalam beberapa tahun terakhir, Teheran menggalakkan produksi persenjataan oleh pabrikan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan dari negara asing.
Pada Februari, Iran menyatakan telah sukses menguji coba rudal jelajah jarak jauh Hoveizeh yang mampu menghancurkan musuh dalam jangkauan 1.350 km. Kemudian dalam bulan yang sama, kapal selam kelas-Ghadir untuk pertama kalinya sukses menembakkan rudal jelajah anti-kapal.
Sistem pertahanan baru itu dipamerkan Iran sejak hubungan mereka yang memenas dengan Amerika Serikat ( AS) sejak AS keluar dari perjanjian nuklir di Mei 2018. Gedung Putih memutuskan untuk mengerahkan armada kapal induk dan kapal perang ke Teluk Persia pada Mei lalu, dan mengumumkan menambah jumlah pasukan di Irak.
Para pejabat Iran telah menyatakan mereka siap untuk melaksanakan aksi balasan di Timur Tengah jika Washington menyerang mereka. (bbs/azw)
TEHERAN, SUMUTPOS.CO – Iran memperkenalkan sistem pertahanan rudal yang dilaporkan bisa merontokkan enam target beruntun di tengah situasi panas di Teluk Persia.
Pada Minggu (9/6), Iran memamerkan sistem pertahanan udara Khordad 15 yang dilengkapi dengan rudal jarak jauh Sayyad-3 dan merupakan karya anak bangsa.
Menteri Pertahanan Brigadir Jenderal Amir Hatami menuturkan seperti dikutip Russian Today, rudal Sayyad-3 bisa menghancurkan jet tempur maupun drone musuh dari 120 km. Selain itu menurut penuturan seorang pejabat militer Iran, sistem pertahanan itu bisa melecak target siluman dan merobohkannya dari jarak 45 km.
Dalam beberapa tahun terakhir, Teheran menggalakkan produksi persenjataan oleh pabrikan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan dari negara asing.
Pada Februari, Iran menyatakan telah sukses menguji coba rudal jelajah jarak jauh Hoveizeh yang mampu menghancurkan musuh dalam jangkauan 1.350 km. Kemudian dalam bulan yang sama, kapal selam kelas-Ghadir untuk pertama kalinya sukses menembakkan rudal jelajah anti-kapal.
Sistem pertahanan baru itu dipamerkan Iran sejak hubungan mereka yang memenas dengan Amerika Serikat ( AS) sejak AS keluar dari perjanjian nuklir di Mei 2018. Gedung Putih memutuskan untuk mengerahkan armada kapal induk dan kapal perang ke Teluk Persia pada Mei lalu, dan mengumumkan menambah jumlah pasukan di Irak.
Para pejabat Iran telah menyatakan mereka siap untuk melaksanakan aksi balasan di Timur Tengah jika Washington menyerang mereka. (bbs/azw)