27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Pesan Misterius WhatsApp Melarang Penduduk Brasil ke Luar Rumah

Pesan melarang ke luar rumah disebarkan lewat WhatsApp.
Pesan melarang ke luar rumah disebarkan lewat WhatsApp.

SUMUTPOS.CO- Setelah seorang polisi mati ditembak di Brasil, pesan misterius mulai beredar di aplikasi obrolan WhatsApp yang menyuruh orang-orang untuk tidak ke luar rumah. Malam itu sembilan orang terbunuh.

Pada Selasa malam (04/11), seorang petugas polisi, Antonio Marcos da Silva Figueiredo ditembak mati di Belem, di sebelah utara Brasil. Berita tentang kematiannya mulai beredar di WhatsApp, aplikasi pengiriman pesan langsung.

Dalam beberapa jam saja, penduduk kota itu mulai menerima pesan-pesan yang tidak biasa yang dikirimkan dari sanak keluarga dan teman-teman mereka. Semuanya mengandung informasi yang sama. Ada yang dalam bentuk pesan tulisan, tapi yang paling populer adalah dalam bentuk pesan audio. “Jangan pergi ke Guama, Canudos atau Terra Firme malam ini. Ini untuk keselamatanmu sendiri,” kata pesan itu. “Salah satu polisi terbunuh dan kami akan membersihkan area itu.”

Pembunuh bermotor

Mungkin polisi Brasil yang mengirimkan pesan misterius itu?
Mungkin polisi Brasil yang mengirimkan pesan misterius itu?

Apakah peringatan itu dikirim dari angkatan kepolisian? Tidak pasti. “Tidak ada yang dapat menghentikan kami, bahkan kolonel tertinggi pun. Orang-orang kami semua berkeliaran,” kata pesan itu, sebelum mengakhiri dengan peringatan akhir: “Harap jangan ke luar rumah. Jangan menongkrong di sudut-sudut jalan.” Ini bukan pengumuman layanan masyarakat resmi, tapi kelihatannya dikirim oleh petugas pembangkang, yang ingin membalas dendam atas kematian rekan mereka.

Pesan audio ini menakutkan Joao Batista, seorang penduduk berusia 19 tahun yang menerima pesan tersebut. “Ini pertama kali saya melihat pesan seperti ini tersebar di kota dan mengakibatkan rasa takut seperti itu,” katanya kepada BBC Trending. Kelihatannya tidak mungkin melacak asal usul pesan itu. Batista menerima pesan itu dari temannya, yang kemudian pada gilirannya mengatakan menerimanya dari teman-teman mereka dan seterusnya.

Malam itu, sembilan orang ditembak mati. Para saksi mata mengatakan para pembunuh mengendarai sepeda motor dalam ‘perburuan’ selama enam jam. Para penduduk daerah itu membagi-bagi foto yang kelihatannya merupakan foto mayat yang ditinggalkan begitu saja di jalan-jalan di Belem. Apakah para pembunuhan ini dilakukan para polisi yang sedang tidak berdinas? “Kami tidak tahu, tapi kelihatannya memang demikian,” kata Camilla Costa, wartawan BBC yang berbasis di Sao Paolo. Ini bukan pertama kali hal seperti itu terjadi. Di awal tahun ini seorang petugas polisi ditembak mati di Campinas, sebuah kota Brasil lain, dan menyebabkan adanya serangan pembalasan oleh petugas kepolisian lainnya, menyebabkan 12 orang terbunuh, kata Costa.

Taktik kriminal

Anak-anak bermain sepak bola di Belem yang kini masih tegang.
Anak-anak bermain sepak bola di Belem yang kini masih tegang.

Dalam kasus ini, mungkin memang polisi yang menggunakan WhatsApp sebagai cara untuk memperingatkan orang-orang untuk tidak ke luar rumah. Namun taktik ini biasanya lebih banyak dipakai kelompok-kelompok kriminal di wilayah itu. Polisi di seluruh Brasil telah menginvestigasi kelompok-kelompok kriminal yang menggunakan WhatsApp untuk menerapkan jam malam saat diduga akan adanya konfrontasi dengan kelompok lain, atau polisi, atau bahkan untuk menegosiasikan harga obat-obatan terlarang.

Yang jelas saat ini di Belem, ketegangan tetap tinggi, menurut Batista. Ia mengatakan kini ada pesan-pesan baru beredar di WhatsApp yang menunjukkan bahwa siklus kekerasan antara penjahat dan polisi masih akan terus berlanjut, khususnya di lingkungan-lingkungan yang lebih miskin. Akibat hal ini, kelas-kelas di universitas dibatalkan dan kata Batista “sejumlah orang masih belum berani ke luar rumah”. (BBC)

Pesan melarang ke luar rumah disebarkan lewat WhatsApp.
Pesan melarang ke luar rumah disebarkan lewat WhatsApp.

SUMUTPOS.CO- Setelah seorang polisi mati ditembak di Brasil, pesan misterius mulai beredar di aplikasi obrolan WhatsApp yang menyuruh orang-orang untuk tidak ke luar rumah. Malam itu sembilan orang terbunuh.

Pada Selasa malam (04/11), seorang petugas polisi, Antonio Marcos da Silva Figueiredo ditembak mati di Belem, di sebelah utara Brasil. Berita tentang kematiannya mulai beredar di WhatsApp, aplikasi pengiriman pesan langsung.

Dalam beberapa jam saja, penduduk kota itu mulai menerima pesan-pesan yang tidak biasa yang dikirimkan dari sanak keluarga dan teman-teman mereka. Semuanya mengandung informasi yang sama. Ada yang dalam bentuk pesan tulisan, tapi yang paling populer adalah dalam bentuk pesan audio. “Jangan pergi ke Guama, Canudos atau Terra Firme malam ini. Ini untuk keselamatanmu sendiri,” kata pesan itu. “Salah satu polisi terbunuh dan kami akan membersihkan area itu.”

Pembunuh bermotor

Mungkin polisi Brasil yang mengirimkan pesan misterius itu?
Mungkin polisi Brasil yang mengirimkan pesan misterius itu?

Apakah peringatan itu dikirim dari angkatan kepolisian? Tidak pasti. “Tidak ada yang dapat menghentikan kami, bahkan kolonel tertinggi pun. Orang-orang kami semua berkeliaran,” kata pesan itu, sebelum mengakhiri dengan peringatan akhir: “Harap jangan ke luar rumah. Jangan menongkrong di sudut-sudut jalan.” Ini bukan pengumuman layanan masyarakat resmi, tapi kelihatannya dikirim oleh petugas pembangkang, yang ingin membalas dendam atas kematian rekan mereka.

Pesan audio ini menakutkan Joao Batista, seorang penduduk berusia 19 tahun yang menerima pesan tersebut. “Ini pertama kali saya melihat pesan seperti ini tersebar di kota dan mengakibatkan rasa takut seperti itu,” katanya kepada BBC Trending. Kelihatannya tidak mungkin melacak asal usul pesan itu. Batista menerima pesan itu dari temannya, yang kemudian pada gilirannya mengatakan menerimanya dari teman-teman mereka dan seterusnya.

Malam itu, sembilan orang ditembak mati. Para saksi mata mengatakan para pembunuh mengendarai sepeda motor dalam ‘perburuan’ selama enam jam. Para penduduk daerah itu membagi-bagi foto yang kelihatannya merupakan foto mayat yang ditinggalkan begitu saja di jalan-jalan di Belem. Apakah para pembunuhan ini dilakukan para polisi yang sedang tidak berdinas? “Kami tidak tahu, tapi kelihatannya memang demikian,” kata Camilla Costa, wartawan BBC yang berbasis di Sao Paolo. Ini bukan pertama kali hal seperti itu terjadi. Di awal tahun ini seorang petugas polisi ditembak mati di Campinas, sebuah kota Brasil lain, dan menyebabkan adanya serangan pembalasan oleh petugas kepolisian lainnya, menyebabkan 12 orang terbunuh, kata Costa.

Taktik kriminal

Anak-anak bermain sepak bola di Belem yang kini masih tegang.
Anak-anak bermain sepak bola di Belem yang kini masih tegang.

Dalam kasus ini, mungkin memang polisi yang menggunakan WhatsApp sebagai cara untuk memperingatkan orang-orang untuk tidak ke luar rumah. Namun taktik ini biasanya lebih banyak dipakai kelompok-kelompok kriminal di wilayah itu. Polisi di seluruh Brasil telah menginvestigasi kelompok-kelompok kriminal yang menggunakan WhatsApp untuk menerapkan jam malam saat diduga akan adanya konfrontasi dengan kelompok lain, atau polisi, atau bahkan untuk menegosiasikan harga obat-obatan terlarang.

Yang jelas saat ini di Belem, ketegangan tetap tinggi, menurut Batista. Ia mengatakan kini ada pesan-pesan baru beredar di WhatsApp yang menunjukkan bahwa siklus kekerasan antara penjahat dan polisi masih akan terus berlanjut, khususnya di lingkungan-lingkungan yang lebih miskin. Akibat hal ini, kelas-kelas di universitas dibatalkan dan kata Batista “sejumlah orang masih belum berani ke luar rumah”. (BBC)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/