32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

KBRI Evakuasi 414 WNI

JAKARTA-Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) masih melakukan verifikasi untuk mengetahui apakah ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban gempa dan tsunami Jepang. Beberapa jam pasca gempa 8,8 Skala Richter yang mengguncang negeri matahari terbit, Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang, Muhammad Luthfi langsung memberikan pernyataannya melalui surat elektronik.

“Kami prihatin dengan gempa besar yang menimpa Jepang. Saat ini ada 31 ribu WNI disini. Kami sedang mendata mengenai keadaan masing-masing WNI,” ujarnya melalui surat elektronik kepada wartawan di Jakarta kemarin (11/3).

Menurut Lutfi, saat ini terjadi gangguan transportasi, listrik, dan telekomunikasi di sebagian besar Tokyo. Namun, kata dia, pemerintah dan masyarakat di Jepang terlihat sangat sigap dalam menanggapi gempa ini. Lutfi meminta publik di Indonesia mendoakan keselamatan WNI yang kini berada di Negeri Sakura tersebut. “Kami harap seluruh WNI dalam keadaan sehat, selamat serta tetap tenang. Kami akan terus memberikan update,” tuturnya.
KBRI Tokyo mengoordinir seluruh staf kedutaan dan keluarganya untuk melakukan pendataan dan dukungan kepada seluruh WNI yang membutuhkan. Selain itu KBRI juga telah membuat posko crisis center guna memonitor perkembangan terkini pasca gempa di Miyagi, Jepang.

Lutfi mengatakan, Ketua Umum PMI Jusuf Kalla yang kini sedang berada di Jepang juga ikut merasakan goncangan gempa tersebut. Pada saat terjadinya gempa, JK sedang berada di restoran yang letaknya tidak jauh dari KBRI. JK sendiri harus berdiri selama dua jam di taman terdekat.

Jubir Kemenlu Michael Tene mengatakan, catatan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyebutkan ada 31.517 WNI yang tinggal di Jepang. Di Tokyo ada sekitar 14 ribu TKI yang terdiri dari 2 ribu pekerja profesional, 3.150 anak buah kapal, dan 2.000 mahasiswa. Layanan komunikasi di Jepang sempat hanya berfungsi 20 persen menyusul gempa dan tsunami di negara itu sehingga sulit untuk mendapatkan sambungan telepon. “Tapi sudah mulai berangsur-angsur normal dan informasi masih kami update,” kata dia.(zul/jpnn)

 

JAKARTA-Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) masih melakukan verifikasi untuk mengetahui apakah ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban gempa dan tsunami Jepang. Beberapa jam pasca gempa 8,8 Skala Richter yang mengguncang negeri matahari terbit, Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang, Muhammad Luthfi langsung memberikan pernyataannya melalui surat elektronik.

“Kami prihatin dengan gempa besar yang menimpa Jepang. Saat ini ada 31 ribu WNI disini. Kami sedang mendata mengenai keadaan masing-masing WNI,” ujarnya melalui surat elektronik kepada wartawan di Jakarta kemarin (11/3).

Menurut Lutfi, saat ini terjadi gangguan transportasi, listrik, dan telekomunikasi di sebagian besar Tokyo. Namun, kata dia, pemerintah dan masyarakat di Jepang terlihat sangat sigap dalam menanggapi gempa ini. Lutfi meminta publik di Indonesia mendoakan keselamatan WNI yang kini berada di Negeri Sakura tersebut. “Kami harap seluruh WNI dalam keadaan sehat, selamat serta tetap tenang. Kami akan terus memberikan update,” tuturnya.
KBRI Tokyo mengoordinir seluruh staf kedutaan dan keluarganya untuk melakukan pendataan dan dukungan kepada seluruh WNI yang membutuhkan. Selain itu KBRI juga telah membuat posko crisis center guna memonitor perkembangan terkini pasca gempa di Miyagi, Jepang.

Lutfi mengatakan, Ketua Umum PMI Jusuf Kalla yang kini sedang berada di Jepang juga ikut merasakan goncangan gempa tersebut. Pada saat terjadinya gempa, JK sedang berada di restoran yang letaknya tidak jauh dari KBRI. JK sendiri harus berdiri selama dua jam di taman terdekat.

Jubir Kemenlu Michael Tene mengatakan, catatan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyebutkan ada 31.517 WNI yang tinggal di Jepang. Di Tokyo ada sekitar 14 ribu TKI yang terdiri dari 2 ribu pekerja profesional, 3.150 anak buah kapal, dan 2.000 mahasiswa. Layanan komunikasi di Jepang sempat hanya berfungsi 20 persen menyusul gempa dan tsunami di negara itu sehingga sulit untuk mendapatkan sambungan telepon. “Tapi sudah mulai berangsur-angsur normal dan informasi masih kami update,” kata dia.(zul/jpnn)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/